BBU - 12

1.2K 266 16
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●


Waktu menunjukan pukul tiga dini hari, Bryan masih setia menunggu Kayonna di rumah sakit, Bryan mendudukan dirinya di sebelah Kayonna yang sedang terlelap dalam tidurnya, mungkin pengaruh dari obat yang Kyaonna konsumsi,
Bryan, memutuskan untuk tidur di sofa yang berada di sudut ruangan.

Kayonna mererjapkan matanya perlahan sambil menyesuaikan cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar, Kayonna mengedarkan pandangannya, terasa asing dengan tempat ini dan ia melihat infus yang melekat di tangan kanannya, 'ah, jadi benar kemarin ia pingsan' gumannya,

Saat ia melihat jam yang menempel di dinding menujukan pukul tujuh pagi, mata Kayonna menemukan Bryan sedang tertidur di sofa ujung ruangan, Kayonna sedikit tersenyum, entah apa jadinya jika tidak ada Bryan saat itu,
Bryan mulai terbangun dari tidurnya, ia melihat jika Kayonna sudah tersadar, Bryan mendekat ke arah Kayonna, "kau butuh apa? Minum?" Tanya Bryan sambil mendudukan pantatnya di kursi bersebalahan dengan ranjang Kayonna,

Kayonna menggeleng, "hei, aku ini bisa melakukannya sendiri, aku bukan seperti wanita panti jompo kan?",

Bryan hanya dapat menggeleng dan meghembuskan nafasnya keluar, Kayonna memang seperti itu, selagi ia masih bisa melakukannya sendiri, ia tidak mau merepotkan orang lain.

Tiba-tiba pintu kamar Kayonna terbuka dengan sedikit kasar menimbulkan bunyi yang cukup keras, Kayonna menoleh ke arah pintu, sedikit terkejut dan memegang dadanya, sedangkan Bryan merasa biasa saja, bahkan ia tidak penasaran dengan siapa orang yang berani masuk ruangan ini dan membuat gaduh di pagi hari, ia sudah tahu, siapa lagi pelakunya jika bukan Chandra,

Chandra berjalan mendekat ke arah ranjang Kayonna di ikuti Leon yang berada di belakangnya, memasuki kamar Kayonna, Chandra melebarkan langkahnya,

"Kay, kau tak apa?" Tanya Chandra dengan memegang kedua bahu Kayonna, mata Chandra meneliti semua wajah dan tubuh Kayonna, memastikan tidak terjadi apa-apa,

"Tck...." Bryan masih dengan posisinya, duduk sambil menyilangkan kakinya dan bersedekap, memandang wajah Chandra dengan malas, jika kemarin-kemarin ia masih menaruh rasa sopan kepada Chandra, sekarang sudah tidak lagi,

"Aku tak apa, Chan...", Kayonna menoleh menatap Leon, "bukankah kalian ada di Bali?" Tanya Kayonna sambil menatap Leon dan Chandra bergantian,

"Ya, dan pagi tadi aku pulang" Chandra menjawab, sedangkan Leon hanya tersenyum ke arah Kayonna,
Chandra memang memutuskam untuk pulag hari itu juga, ia chek out dari hotel pukul dua dini hari, dan mendapat pesawat jam empat pagi, demi Kayonna, ia benar-benar kawatir memikirkan Kayonna,

Kayonna menoleh ke arah Bryan, "apa Bryan yang menghubungimu? Ah, maaf seharusnya Bryan tidak melakukan itu" ujar Kayonna merasa tidak enak dengan Leon,

"Kenapa Kau harus merasa bersalah?" Bryan, "kau ini berkata apa?" Chandra, mereka berdua menjawab bersamaan kearah Kayonna,

Kayonna cengo memandang Bryan dan Chandra secara bergantian, "ah...", ucap Kayonna sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,

"Jadi bagaimana kondisimu, Kay?", Leon mendekat ke arah Kayonna dan memegang tangan Kayonna,

Kayonna tersenyum, "aku sungguh baik-baik saja, aku hanya terlalu lelah, akhir-akhir ini aku banyak jadwal, Bryan saja yang berlebihan, aku menyesal telah menganggu acara kalian" sesal Kayonna sambil memandang mata Leon,

Boundary Between Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang