Rindu

541 18 5
                                    

"Woy kalo jalan pake mata dong!!" Ucap Erzy kesal. Padahal Erzy yang menabrak orang itu namun malah Erzy yang marah marah.

"Bukanya kalo jalan pake kaki ya?" Jawab lelaki itu dengan santai.

Erzy mendongkakan kepalanya dan melihat wajah orang itu.

"Lo?!! Ngapain lo disini?"

"Tadinya pengen ngomong berdua sama lo tapi kayaknya ga jadi deh." ucap Reza sang ketua OSIS.

"Oh." ucap Erzy singkat sembari meninggalkan Reza di tangga rooftop.

'Dingin banget si ke kulkas berjalan' Reza berucap dalam diam.

Saat ini Erzy berada di kawasan taman belakang sekolah. Erzy duduk di atas rerumputan dibawah pohon rindang yang menyejukkan. Memasang earphone dan mendengarkan lagu.

Melihat ada seseorang yang Redi kenal sedang melamun Redi pun menghampirinya dengan hati hati.

"Duaarrr!!'

"Sorry ga kaget." ucap Erzy santai.

"Ngapain sendiri disini neng?" Erzy tak menjawab pertanyaan Redi. Erzy membesarkan volume musiknya sambil mengangguk anggukan  kepala.

"Zya gue mau tanya sesuatu sama lo." Nada suara Redi berubah menjadi serius.

Erzy melepaskan earphone-nya dan menatap Redi sekilas sambil menaikan satu alisnya.

"Sebelumnya lo udah kenal sama si anak baru?" Tanya Redi penuh selidik.

"Kenapa lo nanya gitu?" Jawab Erzy tak nyaman. Jujur saja Erzy malas membahas topik tentang orang itu.

"Tadi ga sengaja gue denger percakapan lo sama si anak baru."

"Lo nguping?!" Nada suara Erzy naik 1 oktaf.

"Gue ga nguping, tadi pas lo lagi di rooftop gue juga ada di situ. Cuma gue lagi duduk di sofa pojok deket bangku rusak. Gue mau manggil lo tapi keduluan sama si anak baru" ucap Redi jujur.

Erzy melihat kearah bola mata Redi mencari kebohongan disana. Tapi ternyata Redi jujur soal perkataanya.

"Kalo misalnya lo mau cerita soal masalah lo, gue bisa jadi pendengar yang baik ko. Lo jangan mikir macem macem gue cuma mau balas budi karena waktu itu lo juga udah nolongin gue." Ucap Redi meyakinkan.

"Gue belum mau nyeritain dia. Tapi yang pasti gue benci sama tu orang." Erzy berusaha menahan tangisnya.

"Lo bisa curhat kapan aja. Gue udah add line lo. Add back oke"

Erzy berdiri lalu membersihkan roknya.

"Gue pergi dulu" ucap Erzy simpel dan pergi meninggalkan Redi.

Redi hanya melihat punggung Erzy yang mulai menjauh. Redi tak berani menyuruh Erzy untuk duduk dan memaksanya bercerita. Redi tahu pasti Erzy menunggu waktu yang tepat untuk bercerita kepadanya.

***

"Bu bakso sama es lemon tea 1"

"Siap neng"

Sambil menunggu baksonya datang Erzy memainkan handphone nya. Melihat ada sebuah notifikasi baru Erzy pun langsung membukanya.

RediRapra
Zya

Erzy hanya membaca pesan itu. Pesanan pun datang dan melahapnya.

Di sisi lain Putra masih diam di rooftop. Melamun dan menyesali apa yang ia lakukan dulu kepada Erzy.

"Putra!" Putra pun membalikan badan dan melihat siapa yang memanggil namanya itu. Ternyata saudaranya.

"Ngapain lo diem disini? Lo mau bunuh diri? Jangan disini dong. Di jalan raya aja ga papa gue ikhlas." Ucapnya mencairkan suasana.

"Berisik ajik!"

"Santuy borr, lo pasti ga dikasih waktu buat ngomong sama si Erzy makanya lo murung gini?"

Putra hanya berdehem.

"Kata gue juga apa. Lo mah dari dulu gue bilangin kagak paham paham. Sekarang percuma kan lo minta si Erzy buat dengerin lo tapi dia nya udah terlanjur sakit hati!?"

"Gue cuma mau minta maaf bang! Gue tau gue salah. Gue ga denger ucapan dia bang! Sekarang dia benci gue. Dia benci!!" Ucap Putra dengan nada bergetar.

"Lo jelek kalo lagi sedih hahah. Makanya jadi orang jangan terlalu batu. Makan tuh sedih hahah" lelaki itu tertawa terbahak-bahak.

Putra meninggalkan lelaki itu. "Si anjing aing ditinggalin" upat lelaki itu.

Putra berjalan menuju kantin. Disana Putra melihat Erzy yang sedang memakan bakso dengan lahapnya.

Putra duduk di pojokan kantin sambil melihat ke arah Erzy. Putra membayangkan dulu saat mereka bersama.

Flashback on

"Putra gue mau bakso pedes seperti biasa" ucap Erzy dengan ceria.

"Jangan makan yang pedes pedes trus zya nanti lo sakit gimana?" Putra khawatir.

"Ya tinggal dibawa ke rumah sakit lah. Gitu aja repot." Erzy menjawabnya dengan tertawa.

"Cepet putraa gue laparr" rengekan Erzy karena keinginannya tidak putra lakukan.

"Tapi jangan pedes pedes!"

"Iya ishh bawel banget dahh"

Putra membeli 2 mangkuk bakso dan 2 es lemon tea. Memberikan masing-masing 1 kepada Erzy.

"Makasih jelekk"

"Sama sama cantik" pipi Erzy sedikit merona tapi Putra pura pura acuh padahal Putra senang melihatnya. Diam diam Putra mengulum senyumnya.

Flashback end

"Gue rindu kita yang dulu zya" ucap Putra dengan nada sedih sambil menatap Erzy yang sedang sibuk melahap makanannya.

Tbc....

Sumedang, 4 Mei 2020
09.15

Ga di revisi lagi yaaa soalnya gw mager, makasih yang udah baca. Oh ya bocoran buat chapter depan gw mau flashback soal asal mula kenapa si Erzy benci sama si Putra. Jan lupa tingalin vote dan komentarnya gaisss lupyuuu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketua Basket VS Badgirl [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang