2. Hutan

181 20 3
                                    

★★★★★★★★★★

Percy, Annabeth, dan Grover sedang bermain petak jongkok bareng monster yang mengejarnya. Gak lah maksudnya dikejar monster, bahkan monster itu lebih suka bermain bekel daripada petak jongkok

"Percy apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Grover. Mereka bertiga sekarang sedang bersembunyi di balik pohon yang tumbang.

"Ya mana gue tau. Yang penting menghin-DAR." Percy terkejut karena pohon yang tumbang karena monster tersebut hampir menimpanya.

"Ayo kita ke sana, cepat!" Annabeth mengusulkan mereka untuk bersembunyi di gua. Percy terlihat tidak yakin dengan gua itu.

"Annie, apa kau yakin?"

"Tentu Percy. Percaya lah, tidak ada apa-apa di dalam sana." Mereka bertiga memasuki gua tersebut dan duduk dengan napas terengah-engah.

"Percy, sebelah mu." Grover meminta Percy untuk menengok ke sebelah kirinya. Percy terkejut setelah melihat kerangka manusia.

"Jangan gitu dong, nanti gue step jantung."

"Maaf Perce, lalu bagaimana caranya kita untuk pergi ke Olympus?" Tanya Grover dan Percy mengedikan bahunya.

"Aku tahu, aku pernah tidak sengaja mendengar pembicaraan Chiron tentang hutan yang dapat langsung menuju ke Olympus." Ucap Annabeth dan tentunya itu memberikan harapan.

"Dimana hutannya?"

"Yang kudengar sih, di sebelah Barat Daya dari Camp." (Sumpah woy ini author ngasal banget:/)

"Baik kita ke sana." Percy melihat keluar apakah keadaan sudah aman. Monster itu terlihat masih mencari keberadaan mereka bertiga. Percy mengisyaratkan agar Annabeth dan Grover keluar dengan hati-hati.

Mereka bertiga menuju hutan tersebut dan selalu memastikan bahwa monster itu tak lagi mengejar mereka. Mereka mulai berlari menuju hutan yang dimaksud.

"Ya, lebih tepatnya ini hutan biasa." Komen Grover seraya melihat pohon-pohon yang menjulang tinggi dan cahaya matahari yang menembus hutan ini.

"Kita akan cari tahu." Percy berjalan di depan dengan Riptide di tangannya untuk berjaga-jaga.

"Perce, suara apa itu." Grover mendengar suara dari semak-semak. Suara itu semakin keras dan itu membuat mereka bertiga ketakutan.

"Lupakan suara itu dan kita harus lebih cepat." Mereka bertiga berjalan berdampingan dengan waspada.

"Percy!! Itu Minotaur!" Annabeth melihat satu Minotaur dari kejauhan yang berlari ke arah mereka. Dan pastinya mereka panik.

"Ada gubuk tua di sana." Grover menunjuk sebuah gubuk yang tak jauh. Mereka berlari dan masuk ke gubuk tua tersebut, mereka berharap Minotaur tidak mengejar mereka.

Gubuk tua ini terlalu gelap, Annabeth menyalakan senter yang ia bawa. Gubuk ini lembab dan memiliki bau yang tak sedap. Semacam bau busuk.

"Ini bau busuk apa? Bukan kentutnya Grover 'kan?" Komen Percy dan dibalas tatapan sinis Grover.

"Ya kali abis dikejar Minotaur gue naber." Jawab Grover malas.

Mereka bertiga mulai menyusuri tiap sudut gubuk ini. Hanya ada satu meja, satu kursi, dan satu tempat tidur.

"Ihh kok gue merinding yak." Ujar Annabeth sambil mengelus tangannya.

"Gue ngerinya tiba-tiba ada genderuwo, 'kan gak seru." Sahut Grover

Percy berjalan ke arah meja, ia menemukan sebuah kertas yang sudah usam dan lembab. Annabeth dan Grover menghampiri Percy.

"Kertas apa ini?"

StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang