O1 : WITH HWA (I)

914 46 7
                                    

---| 𝐏𝐀𝐑𝐊 𝐒𝐄𝐎𝐍𝐆𝐇𝐖𝐀 |---

•𝟑

•𝟐

•𝟏

---| 𝐂𝐑𝐀𝐙𝐘 𝐒𝐄𝐎𝐍𝐆𝐇𝐖𝐀 |---

"Park Seonghwa! Pegang pinggang Hana dan tatap dia!" Aku sudah terbiasa dengan ini semua. Jepretan kamera, lampu studio ataupun produser yang berteriak. Tapi ini berbeda, Seonghwa melihatku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Oke selesai! Kalian boleh balik." Sudah selesai dan Seonghwa masih memegang pinggangku. Kenapa aku merasa ada yang aneh dengan partner model ku ini?

"Mau nggak jadi istriku?"

Aku benar-benar terkejut sekarang. Kutatap kembali wajahnya dengan mata membelalak tak percaya. Orang-orang di studio menatap kami dengan ekspresi terkejut juga. Apakah ini April mop?

"Lu ngomong apa sih?"

"Aku tanya, mau nggak jadi istriku?"

Ya ampun, ini situasi yang sulit. Jika aku menolak, Seonghwa pasti akan malu. Belum lagi jika harga diriku tiba-tiba jatuh karena menolak idol terkenal seperti dia. Jika aku menerimanya, kedepannya pasti akan sulit. Aku tidak belum lama mengenalnya, apalagi berniat untuk menjalin hubungan lebih jauh.

Ada hal lain yang merepotkan jika aku menikah. Pertama, yang pasti istri dituntut untuk bangun pagi, cuci baju, memasak, membersihkan rumah, merawat anak, lalu aku akan semakin gendut, semakin tua. Aku tidak bisa membayangkannya.

Kedua, aku tidak pandai memasak. Untuk menyalakan kompor saja aku masih takut apalagi jika memasak untuk keluarga ku nanti. Ketiga, aku takut mempunyai mertua yang galak, cerewet, dan selalu memandang ku seperti istri yang tidak bisa apa-apa. Mungkin juga karena aku terlalu banyak menonton drama.

Pikiran ku kacau, hatiku juga bimbang.

"Gue nggak tau mau ngomong apa, tapi gue yakin lo orang baik."

"Kita ketemuan di restoran deket sini besok malam." Kemudian ia berlenggang pergi, aku masih terdiam di tempat. Ini hari yang aneh!


⋇⋆✦⋆⋇

"Aku pulang!"

Rasanya Hana bingung bagaimana mengatakan kejadian tadi pada keluarganya.

"Udah pulang aja, yuk makan."

Hana disambut oleh ibunya yang sedang memasak di dapur. Ia berlenggang ke ruang makan, setidaknya mengisi perut setelah seharian ini. Di meja makan sudah ada ayah dan kakak Hana, tak lama ibunya datang dengan hasil masakannya.

"Selamat makan..." Mereka semua menikmati makan malam dengan diam. Kecuali Hana yang hanya memandang kosong makanan di depannya.

"Hana, kok nggak makan?" Perkataan Ayah Hana sebut saja Tuan Lee membuyarkan lamunannya. Hana dengan cepat mengambil makanan dan melahapnya. Itu benar-benar sedikit, karena suasana hatinya berantakan.

Tak lama mereka selesai makan malam. Pikiran Hana terus berputar menyusun kata yang baik untuk mengatakan apa yang ia alami.

Imagine With AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang