Suasana koridor mulai ramai karena sebentar lagi bel sekolah akan berbunyi. Shalsa dan Virgi berjalan bersama dari gerbang sekolah saat sebelumnya meteka bertemu di delan gerbang. Mereka terlihat asik ngobrol dengan sesekali tertawa bersama di perjalanannya ke kelas.
Tapi tiba-tiba mereka dikejutkan dengan munculnya sosok yang sangat Shalsa hindari, siapalagi dia kalo bukan sang mantan, Kenzo.
"Pagi Shalsa," sapa Kenzo tak lupa dengan senyum yang dibuat semanis mungkin berharap Shalsa akan terpesona dibuatnya.
"Lo ngapain sih? Pagi pagi udah ngerusak mood gue aja," ujar Shalsa dengan kesal yanv seketika menghancurkan ekspektasi Kenzo.
"Jutek amat Shal, nanti cantiknya ilang lho," ucap Kenzo dengan muka tengilnya.
"Bodo amat," ujar Shalsa singkat.
"Ya, jang ..." belum sempat kenzo menyelesaikna ucapannya, terdengarlah sapaan manis dari seseorang yang kedatangannya membuat Shalsa dapat bernapas lega sehingga dapat menghindari Kenzo, siapalagi dia kalau bukan Abyan.
"Pagi cantik," sapa Abyan yang tiba-tiba telah berada di samping Shalsa.
"Pagi Abyan," jawab Shalsa dengan menunjukkan senyum manisnya agar Kenzo sang mantan kesal.
"Lo ngapain deket-deket Shalsa, sana jauh-jauh," omel Kenzo sambil mendorong Abyan agar menjauh dari Shalsa.
"Lo yang ngapain, gue mah mau nyapa pacar kesayangan gue," jawab Abyan dengan menunjukkan senyum remehnya kepada Kenzo.
"Pacar pacar, cih ... baru pacaran berapa hari aja udah sombong," balas Kenzo dengan nada songongnya.
"Emang kenapa kalo baru beberapa hari, semuakan butuh proses, lo iri? Apa nyesel udah mutusin Shalsa? Makanya kalo jadi cowok itu jangan sok cool," ujar Abyan.
"Kalo ngomong itu dijaga ya, lo it ..."
"Udahlah Ab, buat apa nanggepin dia nggak ada manfaatnya, yang ada cuma buang-buang tenaga. Yuk ke kelas aja," sela Shalsa akhirnya.
Mereka pun berjalan melewati kenzo dan tak memperdulikan teriakan kesal kenzo.
Tak lupa Shalsa pun juga mengajak Virgi yang dari tadi hanya diam dan jadi penonton.***
Seperti janjinya kemarin, Shalsa pun kini telah sampai di kantor ayahnya Abyan, ia telah bertekad akan berusaha bekerja sebaik mungkin agar tak mengecewakan orang-orang yang telah membantunya.
Hari pertama bekerja, Shalsa didampingi dan dibimbing dahulu oleh seniornya di kantor ini. Shalsa diberitahu apa saja tugasnya dan ia pun mendengarkan dengan serius. Pembimbingnya bener-benar baik, ia sabar mengajari Shalsa dan tidak kesal walaupun Shalsa sering mengajukan pertanyaan.
Dan kini Shalsa sedang membuat kopi untuk Pak Ali, bosnya. Sebelumnya ia telah diberitahu oleh seniornya bagaimana takaran yang pas untuk kopi pak Ali. Setelah selesai Shalsa pun membawa kopinya ke ruangan pak Ali.
'Tok tok tok'
"Masuk." Setelah diizinkan masuk, Shalsa pun membuka pintu dan melangkahkan kakinya memasuki ruangan sang Bos. Namun, Shalsa seketika menghentikan langkahnya tatkala ia menyadari bahwa ada sosok lain di ruangan itu.
"Hai Shalsa," sapa seseorang yang duduk di samping bosnya dengan wajah sumringahnya, siapa lagi dia kalau bukan Abyan. Ia terkekeh saat melihat bahwa Shalsa terkejut dengan kehadirannya.
"Lo kok ada di sini? Ngapain?" Tanya Shalsa yang ia tujukan ke Abyan, setelah menaruh kopinya ke hadapan sang bos.
"Suka-suka gue donk, emang masalah buat lo?" Jawab Abyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beware of falling in love
Teen FictionManusia memang tidak bisa menebak bagaimana jalan hidupnya, mereka hanya mampu berharap dan berusaha agar kisahnya akan berjalan dengan indah sesuai dengan keinginan mereka. Namun bagaimana jika karena suatu hal mengharuskan kita untuk menjalin sua...