Shalsa POV
Aku berdiri di sana ketika jasad ibuku sudah mulai tertimbun tanah. Aku meneteskan setiap tetes air mata, tanganku mengusap air mataku aku harus tegar menghadapi kenyataan ini.
Pikiranku seketika kusut saat melamunkan hari pemakaman ibuku hingga tidak menyadari seseorang menggoyahkan sebotol air mineral di hadapanku.
"Bagai mana perasaanmu?" tanya Virgia sahabatku, memeluk ku sambil menangis. akupun langsung membalas pelukannya.
"Baik Vir..." jawabku di iringi isakan tangis, meski sakit tapi aku gak boleh pantang menyerah.
Pemakaman pun sudah selesai, kini aku menaburi bunga bunga dan melantunkan ayat suci Al-Qur'an sambil di isaki tangisan. Bayangkan saja gadis pemberani dan fontal sepertiku mendadak ciut saat menghadapi kenyataan ini hatiku rapuh, tapi aku harus kuat.Kini hanya tinggal diriku yang berada di pemakaman Ibu, semua orang meninggalkanku.
Author POV
Lelaki berkulit putih itu berjalan beriringan dengan seorang wanita paruh baya di sebuah pasar tradisional.
"Mamih yakin mau belanja disini? Kenapa sih gak di mall aja?" Tanyanya menatap tak suka tempat ini.
Wanita disampingnya menoleh menatap tajam anak satu-satunya ini. "Terserah Mamih dong mau belanja dimana aja, kalo kamu gak mau ikut ke dalam kamu tunggu di parkiran aja sana."
Lelaki itu berdecak kesal kemudian berbalik menuju parkiran untuk menunggu Mamihnya selesai berbelanja, mungkin jika dia tidak di paksa oleh Mamihnya pasti sekarang ia sedang rebahan santuy di kamar.
Sayup-sayup terdengar suara teriakan orang-orang dari belakangnya, mau tak mau dia menoleh dengan gaya slowmotion.
"Nih gue titip ke lo!" Lelaki itu kaget bukan main, saat seorang pria berpenampilan seperti preman melemparkan sebuah dompet kepadanya.
"Lah ngapain di titipin ke gue? Mau kemana coba tu si bapak?" Tanyanya masih bingung dengan kondisi.
Masih dalam keadaan bingung tiba-tiba seseorang berteriak. "Woy itu copetnya!!!"
Mau tidak mau lelaki itu berlari kencang saat melihat segerombolan orang mengejarnya dari belakang.
Sial. Batinnya, jadi pria tadi itu copetnya?
"Huft....huft..." Dia mengatur napasnya yang memburu lalu kembali menoleh ke belakang dan sialnya dia masih di kejar.
Dompet yang berada di tangannya ia lemparkan ke arah gerombolan orang yang berada tak jauh darinya, setelah itu ia kembali berlari kencang entah kemana yang pasti dia harus pergi.
Dan sampailah ia disini, banyak orang-orang yang terbujur kaku yang di kubur oleh tanah lalu di tancapkan batu nisan di atasnya.
"Astaghfirullah, ini kuburan?! What the..." Belum sempat ia melanjutkan ucapannya tiba-tiba ada orang yang memeluknya erat dari belakang.
"HUAAA MAMIHHH ADA SETANNNN!!!" Tanpa menoleh ke belakang ia berlari kencang menuju kuburan lebih dalam.
***
Saat Shalsa menuju jalan untuk pulang dia melihat mantan pacarnya yang rese dan Shalsa meyakini bahwa dia kesini akan nagih janjinya padahal waktunya baru 2 hari.
"Ehh Shalsa, gue turut berduka cita yah atas kepergian Ibu lo gue juga sedih banget niii." Tanpa Sahsa sadari dia sudah ada di belakangnya.
"Eh lo tuh ngapain si kesini?! Inget yah gue tuh gak butuh lo jadi lo itu gak perlu dateng-dateng lagi kesini!!" Jawab Shalsa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beware of falling in love
Fiksi RemajaManusia memang tidak bisa menebak bagaimana jalan hidupnya, mereka hanya mampu berharap dan berusaha agar kisahnya akan berjalan dengan indah sesuai dengan keinginan mereka. Namun bagaimana jika karena suatu hal mengharuskan kita untuk menjalin sua...