Kurang lebih 30 menit berlalu, kini peluh telah membasahi wajah Abyan dan Shalsa. Mereka bersama-sama telah menyelesaikan pekerjaan, yang sebenarnya adalah pekerjaan Shalsa. Abyan yang dari awal berniat membantu pun tak mengeluh, ia dengan senang hati menjalankan pekerjaan itu membantu Shalsa.
"Huft ... akhirnya selesai juga," ucap Shalsa dengan sesekali menghapus jejak peluh yang membasahi dahinya.
Abyan tersenyum tipis, melihat wajah Shalsa yang lega kerena pekerjaannya telah selesai. Penampilan Shalsa kini pun bertambah menggemaskan di mata Abyan, rambut yang dikucir kuda dengan beberapa helai rambutnya yang menggantung di sisi wajah Shalsa, dan muka yang memerah karena kecapekan. Membuat Abyan tak dapat mengalihkan pandangannya dari Shalsa.
"Ab, lo dengerin gue nggak sih?" Seketika lamunan Abyan dibuyarkan oleh pertanyaan Shalsa.
"Ha? Apa Shal?" Tanya Abyan kemudian dengan wajah terkejutnya.
"Dari tadi lo ngelamun ya, berarti gue dari tadi ngomong lo nggak dengerin donk. Kok lo ngeselin sih Ab," omel Shalsa.
"Ya sorry, terus tadi lo ngomong apa? Coba lo ulangin," ucap Abyan dengan wajah menyesalnya.
"Ah lupain aja," ujar Shalsa dengan kesalnya.
"Yahh jangan ngambek donk, kan gue udah minta maaf," bujuk Abyan sambil menoel-noel pipi Shalsa agar Shalsa mau memaafkannya.
"Ish, iya iya gue maafin. Udah jangan sentuh-sentuh pipi gue, emang pipi gue apaan?" Sungut Shalsa sambil menepis tangan jail Abyan.
"He he he, abisnya lo ngegemesin sih," ujar Abyan kemudian. Dan Shalsa hanya menatap Abyan sebal.
"Oh iya, abis ini kita jadi ke cafe kan?" Tanya Abyan yang teringat akan ajakannya tadi.
"Mmm gimana ya?" Ucap Shalsa yang sengaja memikirkan kembali ajakan Abyan, agar Abyan kesal menunggu jawabannya.
"Ayolah, please," bujuk Abyan.
"Oke deh, tapi kita beresin peralatan ini dulu ya," putus Shalsa akhirnya.
"Yes, oke, kuy kita beresin."
Mereka pun kemudian langsung bergegas membereskan peralatan pembersih tadi, dan setelah itu mereka ke luar kantor bersama-sama.
***
Suasana cafe lumayan ramai, kebanyakan pengunjung adalah para remaja seumuran Abyan dan Shalsa. Mereka terlihat asyik berbincang bersama teman-temannya, tak lupa canda tawa pun menambah keramaian cafe ini.
Abyan dan Shalsa memilih bangku yang dekat dengan jendela agar dapat memandang kesibukan di jalanan. Tak lama pelayan pun datang, Abyan dan Shalsa lantas langsung memesan makanan dan minuman.
"Ab makasih ya lo udah banyak banget bantu gue," ucap Shalsa mengawali perbicangan mereka.
"Ck, santai aja kali Shal," ujar Abyan kemudian. Shalsa tersenyum mendengar perkataan Abyan.
"Senyum lo itu manis Shal, bisa-bisa diabetes gue," ucap Abyan, yang membuat senyum Shalsa seketika menghilang dan digantikan wajah terkejut Shalsa.
"Sekarang ekspresi lo malah jadi ngegemesin, jadi pengin karungin lo," goda Abyan lagi.
Tak!
Mendengar perkataan Abyan, Shalsa seketika langsung menjitak kepala Abyan, berharap otak Abyan yang geser dapat kembali ke tempatnya semula.
"Auws, sakit tau Shal," adu Abyan sambil mengelus-elus bagian kepala yang kena jitakan Shalsa.
"Habisnya lo ngomongnya ngelantur," ucap Shalsa tanpa merasa bersalah.
"Itu nggak ngelantur Shal, tapi itu adalah curahan hati seorang Abyan laksmana samudra," ucap Abyan percaya diri.
"Ahh sudahlah dasar kamu yah." Shalsa yang merasa senang tapi dia masih malu.
"Ciee wajahnya bidadariku ini sangat membuatku makin tak bisa ku lupakan". Manjanya Abyan yang sangat sabil mencubit pipinya Shalsa.
"Abyann lo itu kebiasaan dehh cubit-cubit terus." Shalsa yang senyum-senyum namun tetap kesal.
Ketika mereka sedang berbincang tak sengaja Abyan melihat Kenzo bersama teman-temannya. Dan akhirnya Abyan memberi tahu pada Shalsa bahwa disini ada Kenzo, mereka berdua akhirnya tetap melanjutkan obrolan manisnya dan tak mempedulikan Kenzo.
"Ehh Shalsa." Kenzo yang menghampiri bangku Shalsa dan Abyan.
"Ehh Shal lo denger gak sii kek ada orang yang ngomong yh." Abyan yang pura-pura tak melihat Kenzo.
"Ehh iyh ni Ab wahh kek nya ada hantu yah...Ab aku takut ihh." Shalsa yang akhirnya memegang tangan Abyan.
"Dasar Abyan goblok banget." Kenzo yang kesal dan marah.
"Ehh lo gak usah pura-pura." Kenzo yang kesal.
"Duhh Ab kita pindah yuu suaranya serem banget aku makin takut." Shalsa yang berpura-pura ketakutan dan bermanja pada Abyan.
"Ayo kita pindah aja." Keputusan Abyan dan Shalsa.
Setelah mereka berdua pindah meninggalkan si Kenzo itu akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak karena melihat Kenzo yang sangat kesal dan ngenes banget.
"Ehh Shal lo tau gk? Tadi mukanya Kenzo keliatan marah banget liat kita mesra." Ledek Abyan sembari tertawa.
"Iyh gue juga ngakak banget Ab liatnya." Shalsa juga yang sangat terlihat puas banget karena berhasil ngerjain Kenjo.
"Ngomong-ngomong gue juga seneng sii karena tadi kita bisa manja-manjaan sama kamu si bidadari manis." Abyan juga tak pernah berhenti menggombali Shalsa.
"Ahh lo mah ngemanfaatin gue yah Ab dasar." Shalsa yang terlihat cemberut.
"Nggak gitu dong manis, jan cemberut senyum dehh kl kamu cemberut kamu makin gemesin." Abyan memang senang ngegombalin Shalsa.
"Ahh sudahlah." Shalsa yang terlihat malu-malu.
Akhirnya mereka juga tetap bercanda dan terlihat seperti bahagia sekali meski layaknya masih seperti sahabat dekat. Tapi mereka tetap terlihat serasi dan cocok.
"Awass lo Abyan, gue akan bales lo" gerutu Kenzo yang berada tidak jauh dari tempat Shalsa dan Abyan.
"Ehh bro lo kenapa?" tanya salah seorang teman Kenzo.
"Itutuhhh dia belagu banget." Tunjuk Kenzo kepada dua orang yang sedang asik ngobrol.
"Mana??" tanya temanya
"ituu yang lagi berduaan" Ucap salah seorang temanya.
"Ohh itu, ciee lo cemburu ya?" ejek teman kenzo salah satunya
"Tau ahh" singkatnya
"Yaelah Ken ngomong aja lo cemburu hiyahhhh" Ejek lagi temanya
"Brakkk!!!" Kenzo memukul meja yang ada di cafe itu, dan semua mata memandangnya.
"maaf maaf, yaelah bro gitu aja marah" Ucap temanya yg meledeknya
Kenzo hanya mendelikan mata, tidak peduli. dan melihat Shalsa dan Abyan meninggalkan cafe itu.
" Mbakkk" ucap abyan melambaikan tangan ke pelayan itu
"iya dek?" jawab pelayan itu
"Totalnya jadi berapa?" Ucap Abyan sembari menyodorkan uang Merah 3 lembar
" iya ini udah pas dek, makasih" Ucap pelayan itu berterima kasih
"iya mbak sama-sama" Jawab Abyan
Mereka berjalan keluar cafe itu, dan tiba tiba ada yang melempar batu ke Arah mereka
"Pletakkk..."
"Awwww thitttt..." Ringis Shalsa ke sakitan
" Shall lo gapapa? mana yang sakit" Ucap Abyan gelisah
" aduhhh, siapa sih yang lempar batu ini" ucap Shalsa sembari melihat di sekelilingnya
" WOYY SIAPA PUN LO KELUAR TAI" Ucap Abyan menantang.
" Whattt gue salah sasaran lagii" Ucap salah seorang di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beware of falling in love
Roman pour AdolescentsManusia memang tidak bisa menebak bagaimana jalan hidupnya, mereka hanya mampu berharap dan berusaha agar kisahnya akan berjalan dengan indah sesuai dengan keinginan mereka. Namun bagaimana jika karena suatu hal mengharuskan kita untuk menjalin sua...