"Lo itu ya..." geram Shalsa. Tangannya mengepal, menahan emosi terhadap orang di depannya ini. Ingin rasanya mencakar wajah songongnya itu dan kemudian menendangnya, syukur-syukur kalo bisa sampai kutub.
"Apa shal? Apa? Lo gemes ya sama gue? pengin cubit pipi gue? Emang sih gue itu emang ngegemesin jadi nggak heran." Bukannya takut diamuk Shalsa, ia malah dengan pd nya memuji-muji dirinya sendiri, yang membuat Shalsa bertambah jengkel padanya.
"KENZO, lo itu ya sumpah ngeselin banget. Dahlah, terserah lu, bye." Tak ingin berlama-lama dengan orang sengeselin Kenzo, Shalsa pun berlalu pergi meninggal kan Kenzo.
****
"Ya itukan salah lo, Ken. Bisa-bisanya lo dengan sengaja nabrak Shalsa, untung dia nggak kenapa-napa, coba kalo sampek masuk rumah sakit, bisa habis lo," ujar Angga, setelah mendengar cerita dari sahabatnya, Kenzo.Ya, saat ini mereka sedang berada di rumah Angga. Setelah perdebatannya dengan Shalsa, Kenzo memilih menghampiri Angga yang katanya berada di rumahnya untuk sekedar meredakan kekesalannya.
"Mau gimana lagi, habisnya gue kesel banget sama Shalsa. Udah tau gue masih sayang, eh malah jadian sama orang lain," ucap Kenzo menyampaikan kekesalannya kepada Angga.
"Sumpah lo itu kok nggak sadar diri banget sih Ken, bukannya elo ya yang mutusin Shalsa. Kok malah lo yang kesel," kata Angga sambil mengacak rambutnya frustasi, karena tak kuasa menghadapi Kenzo.
"Lo kok malah belain Shalsa sih Ngga, sahabat lo itu gue apa Shalsa?" Tanya Kenzo dengan suara yang agak naik karena kesal dengan Angga.
"Bukan git ... " belum selesai Angga berkata, Kenzo telah menyelanya .
"Udahlah Ngga, terserah lo. Gue kesini bukannya terhibur malah tambah emosi. Gue pergi aja." Dengan keadaan emosi, Kenzo pun memilih pergi dari rumah Angga. Meninggalkan angga yang juga dalam keadaan kesal.
Melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, Kenzo dengan santainya meliuk-liukan kendaraannya mendahului kendaraan lain. Tak peduli umpatan yang pengemudi lain lontarkan, Kenzo hanya fokus menatap jalanan. Di pikirannya ia ingin cepat-cepat sampai rumah, mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya yang benar-benar merasakan lelah.
***
Shalsa pulang masih dengan keadaan yang kesal. Kesal karena pulang sekolah tadi dia harus bertemu kembali dengan mantannya yang gagal move on.
"Siapa yang mutusin siapa yang gak bisa move on," ucap shalsa sambil melempar tasnya di atas kasurnya.
"Kangen, ibu. Biasanya kalau pulang sekolah di meja makan udah banyak makanan," lirih Shalsa.
Menatap bingkai foto yang terletak di atas meja belajarnya. Di dalam foto itu ada dua orang wanita yang tersenyum ke arah kamera. Itu dirinya dan malaikat tanpa sayap yang kini sudah kembali kepangkuan Tuhan.
Perih, seperti ada luka yang kembali terbuka lalu di siram jeruk nipis.
"Buk, Shalsa bakalan tunjukin ke Ibu kalau Shalsa bakalan lebih kuat lagi dari kemaren," tekad Shalsa.
Suara handpone Shalsa menyadarkannya. Mengusap sedikit ujung matanya yang hampir meluncurnya air mata, lagi.
Human gagal mup on
OnlineShal? Lo beneran punya pacar?
Iya, kenapa?
Tega ya lu!
Lah? Urusannya sama lo apa?
Gak ada sedikit pun rasa cinta lo yang kesisa buat gue Shal?
Shalsa tersenyum, seakan bahagia di atas penderitaan sang Mantan. Entah mengapa, melihat mantan tersiksa atau menyesal karena pernah meninggalkan hanya karena fisik atau kebutuhan itu adalah sebuah kebahagiaan yang tersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beware of falling in love
Novela JuvenilManusia memang tidak bisa menebak bagaimana jalan hidupnya, mereka hanya mampu berharap dan berusaha agar kisahnya akan berjalan dengan indah sesuai dengan keinginan mereka. Namun bagaimana jika karena suatu hal mengharuskan kita untuk menjalin sua...