Shisui mengusap rambut kekasih hatinya itu, "sakit ya?"raut wajahnya terlihat cemas. Naruto mengeleng kemudian mengangguk.
"Padahal aku menata rambutku lama,"rengek Naruto.
Minato udah komat kamit memisahkan Naruto menempel terus pada Shisui layaknya gurita nempel namun Kushina menatap suaminya itu, mengancam. 'Tidur luar selama seminggu mau?' Mau tak mau Minato mengalah Shisui menguasi Narunya.
Kushina menarik Minato pulang duluan sebelum sifat overdosis posesifnya keluar. "Kami pulang duluan, titip Naru-chan ya,"sepeninggal Kushina pada keluarga Uchiha.
"Hati-hati Kushina Minato,"balas Mikoto
"Halah, model kaya singa aja pake segala nangis lebay banget,"Madara melirik Naruto dan memutar bola matanya.
"HUAHH, jahat sekali manusia purba kala itu,"tangis Naruto makin kencang memeluk erat kekasihnya. Shisui senang banget, ia menang banyak Naruto makin erat memeluknya bisa merasakan dada Naruto menempel pada dada bidangnya.
Mikoto menghampiri Naruto, ia menyukai Naruto yang ini. Madara yang cuek, para anaknya dan Uchiha lain juga begitu menaruh perhatian pada Naruto. Apalagi melihat anak gadis sahabatnya bersama keponakannya.
"Kemari bibi sisirkan lagi rambut Naru. Madara jangan meledeknya terus,"Mikoto melotot pada Madara. Sedangkan pria itu hanya membuang muka. Naruto mendekat pada Mikoto.
"Muka minta dihujat terus,"balas Madara.
"Hahaha, bilang aja dia mirip wanita itu,"ejek Obito.
Madara melotot ke arah Obito, keponakannya buka kartu. "Sial sekali wanita yang disukai olehnya,"sahut Rin.
"Kalian berdua mau mati?"ancam Madara dengan urat kejengkelan.
"Upss, kulupa kau dicampakan olehnya,"Obito benar-benar mencari ajalnya. Madara langsung menabok kepala Obito. "Gomenasai Madara-sama~"cicit Obito yang tepar.
Rin menghela nafasnya, "kau ini. Sudah tau paman kalau sudah bilang begitu tak main-main dengan perkataannya. Dasar tak pernah kapok."
"Naru jangan sedih lagi nanti Shisuinya diambil oleh yang lain bagaimana?"tanya Mikoto.
Naruto menghapus air matanya, "Naru cari yang baru lagi." Jawaban Naruto begitu polos membuat keluarga Uchiha tertawa. Shisui mendengus sebal, "bibi jangan menanyakan hal begitu donk."
"Shisuinya yang ketar-ketir takut kehilangan kamu,"kekeh Mikoto.
"Soalnya Naru cantik,"balas Naruto merasa nyaman ketika Mikoto menyisir rambutnya dengan lembut.
"Cantik darimana?"sahut Obito dengan pipi cap lima jari. Rin mengeleng kepala, "Obito jangan menggodanya. Pipi kanan sudah kena cap jangan minta nambah."
"Naruto tidak begitu,"yakin Obito. Rin lagi-lagi menghela nafas kenapa ia menerima tunangan dengan Obito dan kenapa dia bisa jatuh hati dengan orang seperti Obito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinobi No Tokyo (NC+19)
HumorNaruto Namikaze seorang mahasiswi tingkah akhir, dia bodoh selalu menyuap para dosen setiap semesternya. Selain itu dia egois, mau menang sendiri, selalu menindas orang lain dengan status keluarganya. Sangat tergila-gila dengan Uchiha Itachi sayangn...