Happy Reading
.
.
.
.
.
"Bitchy, a woman who is cold, can not be silent, and ridiculing that I love so much at any time"
-Jovan Riadi
***
"Nar.. pulang sekola kita ke kafe yuk." Kata Clara padaku.
"Kafe mana? Kafe depan McD bukan?"
"Bukan.. Kafe yang baru launching 2 hari yang lalu. Katanya disitu tempatnya aesthetic banget Nar."
"Iya deh. Oke." Kataku sambil membentuk jariku dengan bentuk isyarat 'ok'.
"SIP ASIK." Kata Clara kegirangan.
Itulah aku,aku selalu mengIyakan apa kata Clara. Begitu berartinya Clara di kehidupan Ku.
***
Sesuai janji ku dan Rencana Clara. Kami berdua jadi ke Kafe yang entah Aku tau dimana tempatnya.
"Ayo Nar." Ajak Clara. Menggandengku dan
Loh kok kita malah jalan?
"Eh eh Ra. Kok kita gak nunggu angkot?" kataku bingung.
"Ngapain naik angkot? Deket kok Nar." Jawab Clara. Memang dimana sih tempatnya? Apa segitu dekatnya kita sampai jalan kaki begini?
Sudah 18 menit berjalan kaki. Dibagian mananya yang dekat? Ini jauh.
"RA! Kapan nyampenya? INI JAUH ANJIR" Protesku. Sungguh,ini jauh.
"Udah diem aja,Lumayan hemat ongkos. Kan bisa liat pemandangan."
Sudah kuduga.
"Yaudahlah yuk naik angkot,Biar cepet! Sini gue ongkosin!" Final ku. Disambut dengan gelengan Clara. YAAMPUN TUHAN!
"Ngga Nar! Ini udah mau nyampe. Noh liat!" Kata Clara sambil menunjuk tempat. Aku langsung melihat kedepan. Ada kafe dengan tulisan 'OnCoffee'.
"Ayo. Kok bengong?"
20 menit kita jalan kaki dari sekolah. Akhirnya sampai di Kafe yang katanya baru Launching 2 hari yang lalu. Dasar Clara,katanya dekat ternyata Jauh.
"Ish,Untung temen. Nyebelin lo." Kesal ku. Dibalas dengan tawaan Clara yang membuatku melengos.
Kami memasuki kafe. Aku memesan Ice Americano Coffee sama Bread Stick,Dan Clara memesan Cappucino Coffee kesukaannya.
"Loh kan itu Nara sama Clara." Gumam Seorang pria yang sedang di Bar Kafe, sambil memicingkan mata dan terus memerhatikan 2 wanita yang sedang mengobrol di salah satu meja Kafe. Pria itu semakin dekat dengan 2 sosok perempuan itu.
"Hai dear! Hai Ra! Ngapain nih disini."
Yang merasa ditanya pun menoleh. Pia itu melihat Nara dan Clara melongo tidak karuan,alias kebingungan.
"Jih anjir kok kakel cunguk disini sih." Gumam Nara. 5 detik kemudian Nara langsung meleret Jovan.
"Eh kak Jovan,sini kak duduk." Kata Clara sambil menepuk nepuk bangku disampingnya. Nara lalu melotot. Final Jovan duduk disamping Clara.
"Apa apaan sih Ra?" protes Nara.
"Udah biarin aja sih."
Nara melengos. Menuruti kata sahabatnya,dengan sejuta kekesalan dihatinya. Bahkan Nara terus menerus mengumpat.
Nara sadar,Jovan sedang memperhatikannya dari tadi.
"Ck,Apa liat liat?" Kesal Nara pada Jovan. Kejudesan Nara buat Jovan jadi ketawa. Entah kenapa cewek kayak Nara lebih menarik. Cewek yang judes,pecicilan, dan humoris,sikap itu membuat Jovan makin gemes plus makin cinta sama Nara.
"Lagian nih ya,ngapain lagi Kak Jovan kesini. Ngintilin aku ya? Heu dasar sasaeng,penguntit plus plus. Aku capek tau liat muka Kak Jo mulu! Ngerti dikit napa kak! Ngegas amat! Lagian aku eneg tau kalo liat Manusia ketos." Nara mengGas mulutnya. Nara benar benar benci dengan Manusia ini.
"He Nar mulutnya sensor! Kakel tau!" Kata Clara sambil senyum ke kak Jovan sambil sedikit menganggukkan kepala. Seolah mengucapkan 'maklumin sifat Nara ya kak'.
"Gapapa sih,Ngomong aja sesuka lo Nar ampe berbusa ahahahaa" Kata Jovan sambil tertawa terbahak bahak. Dibalas lengosan Nara. Dia memang tau kalo Jovan adalah kakak kelas nya. Tapi terkadang kakak kelas harus diberi pelajaran.
Nara lebih memilih bungkam daripada mulutnya akan benar benar membusa.
Coffee pesanan mereka berdua datang.
"Ini kak pesanannya. Eh Mas Jovan,ini temennya?" kata pelayan di kafe itu.
Nara bingung 'loh kok kak Jovan kenal sama pelayannya sih? Ahahaha temenan kok sama pelayan. Gak royal.' Gumam Nara yang sedang menyedot minumannya sambil tertawa sendiri melihat pelayan dan Jovan secara bergilir.
"Iya. Gratisin mereka ya pak." Kata Jovan. Nara dan Clara langsung melongo. Apa maksud dari perkataannya barusan? Kak Jovan punya wewenangan apa sampai bisa gratisin mereka?
"Baik Mas. Beruntung ya si cantik bisa punya temen anak juragan kafe." Nara otomatis tersedak minumannya. 'Ha pa? Juragan Kafe?' gumam Nara tidak menyangka. sumpah! Kepala Nara lama lama pusing disini.
Sementara Clara melongo takjub memandang Jovan dengan pandangan seolah berkata 'wow'.
"Kak Jovan anak pemilik Kafe ini?" Kata Clara To The Point.
"Hm.... iya. Tapi gue juga gak punya wewenang sebanyak bokap sih."
"Gak usah digratisin kali kak. Aku punya uang kok." Sindir Nara. Clara tidak menyangka Nara akan bersikap seperti itu. dasar tidak tau terimakasih.
"Apaansih Nar! Bagus dong dikasih gratis,bukannya terimakasih." Kata Clara. Sebenarnya Nara juga setuju dengan kata 'digratiskan' tapi saking kesalnya dengan Kak Jovan,apalagi Kak Jovan adalah 'Ketua Osis' dan sampai kapanpun dia akan benci dengan orang yang memiliki jabatan itu. ke osis aja Benci,apalagi dengan ketua nya?
"udah gapapa. Gue biasa digituin sama Nara Ra. Yaudah bye! Ra,lu gausah bayar ya,kalo Nara terserah deh mau bayar atau nggak,tapi walaupun lo bayar Nar,kasir di Kafe ini gak akan nerima uang lo karena udah di perintah sama tuannya." Kata Jovan menjelaskan.
"yeu sombong! Gue bisa bayar ke OB atau ke yang buat coffee sebagai imbalan." Kata Nara tidak mau kalah. Sementara Clara hanya meyaksikan pertengkaran tak berguna kedua orang didepannya.
"Kalo gitu gue akan perintahin ke semua karyawan jangan ada yang terima TIP dari pelanggan." Skak Jovan pada Nara. Oke! Disini Nara kalah.
Jovan tersenyum puas.
TBC!!
.
.
.
.
.
.
Hayo hayoo:*
Sialan banget kan yaa:"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nara Dan OSIS?
Teen FictionInara Lydia siswi 11 IPA 3 SMA Pritama yang mempunyai kebencian sangat amat dalam dengan istilah,serta objek dari kata "OSIS". Ia mempunyai prinsip kuat bahwa OSIS bukan orang yang pantas untuk terkenal,patas dikagumi,dan pantas untuk di lebih lebih...