4

4.1K 293 23
                                    

Jimin memasang jubahnya yang sempat terletak secara semabarangan dilantai, itu juga karena perbuatannya. Sebelum itu Jimin juga menarik selimut untuk membalut tubuh Lea sampai leher, gadis itu kelihatan lelah mendadak Jimin jadi merasa bersalah akan hal itu.

Bibir Jimin tertarik ke atas untuk membentuk kurva tipis, entah mengapa dia tidak pernah bosan menatap wajah Lea meskipun yang pemilik nama itu sedang terlelap di alam mimpi.

Sayangnya Jimin tidak bisa berlama-lama disini karna seisi kerajaan atau para perdana menteri sedang mencarinya. Tak lupa juga sebelum langkah kakinya benar-benar pergi meninggalkan istanah merah Jimin berpesan pada seorang pelayan untuk mengurus Lea yang kalau tidak salah namanya adalah Aeri—atau siapapun karna Jimin tidak terlalu ingat, lagipula tidak penting baginya untuk sekedar hafal nama dayang.




"YANG MULIA GAWAT! "



Hanya Jung Hoseok satu-satunya manusia yang tidak sayang pada nyawanya sendiri. Berani-beraninya pria ini berteriak tak sopan didepan Jimin.

"sepertinya aku benar-benar akan mengangkatmu menjadi Kasim Hoseok, " ancam Jimin datar membuat Hoseok ketakukan.

Tentu, pastinya Hoseok tidak mau dikebiri. Dia juga mau menikah dan memiliki keturunan.

"Ampun Yang Mulia, tapi kondisinya memang sangat gawat, " Jimin menarik nafas sebal, sambil dalam hati mendesisi. Segawat apasih berita yang dimaksud Hoseok sampai pria ini terlihat sangat menyebalkan.



"cepat katakan. "



"Jang Hyunji ada di istanah!!! " harusnya Jimin marah karna Hoseok lagi-lagi berteriak didepannya. Tapi setelah mendengar nama Hyunji disebutkan wajah Jimin langsung panik.

"Apa?! Dimana dia sekarang! " seru Jimin kalang kabut sendiri, ini gawat bagaimanapun kekasihnya itu tidak boleh tau apa yang terjadi di istanah.

"Aku disini Jim, sudah kutebak ternyata kau memang sama sekali tidak berada di luar istanah, " sahut Hyunji yang tiba-tiba datang dari istanah lalu menatap Hoseok tajam. Pria Jung itu sendiri ditatap tajam seperti begitu langsung menciut ketakutan.

Raut wajah Hyunji kelihatan kesal pada kekasihnya ini, lalu perlahan Hyunji maju untuk memeluk tubuh Jimin seraya melepas rindu. "kenapa kau melakukan semua ini padaku, kau sudah berjanji akan menikahi ku Jim. Lalu apa maksud ini semua? "

Jimin menelan ludah kasar mendengar itu, lalu mengisyaratkan dari tatapannya untuk menyuruh Hoseok pergi dari situ. "Chagiya, kita bicarakan ini di kamarku saja ya? " bujuk Jimin, meskipun Hyunji masih marah akhirnya dia mau menurut.

Jika ingin tau kamar siapa yang paling besar di kerajaan ini, tentu saja adalah kamar Jimin. Apalagi kamar pria Park itu sendiri memiliki perpustakaan pribadi yang harus ditampung oleh kamar itu sendiri.

"jadi apa kau ingin mengakhiri hubungan kita Jim? " tanya Hyunji malas, dia bahkan tidak mengerti jalan pemikiran kekasihnya ini.

"tidak dengarkan aku, aku pasti akan menikahi mu sayang. " tolak Jimin tidak setuju, tentu dia tidak bisa melepasnya Hyunji begitu saja. Karna bagaimanapun Jimin juga mencintai Hyunji—sangat teramat dalam. Jika orang-orang diluar sana memandang Jimin adalah seorang raja yang keji dan jahat. Maka beda halnya ketika Jimin saat sedang berada dengan Hyunji, justru sebaliknya Jimin akan menjadi pria yang lembut penuh perhatian.

"lalu kau akan menikahi gadis-gadis itu? Atau kau justru telah berencana menjadikan mereka permaisuri jika aku tidak datang kemari? " sindir Hyunji sebal.

Sebetulnya perkataan Hyunji ada benarnya, jika saja kekasihnya itu tidak datang kemari mungkin Jimin akan lupa jika dia sudah punya kekasih.

Hyunji menarik nafas kasar, "kau tidak menjawab pertanyaan ku Jim? "

𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐄𝐯𝐢𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang