Kali ini, pagi sangat berbeda dari biasanya. Semua orang tidak sarapan bahkan berkata kasar. Bagus. Itu yang dipikirkan oleh Muaz. Sekarang ia berada di Pesantren SM (Saff Al-Mulk) dan tinggal seasrama bersama Hasan, Reza, dan Jefri.
Ya, memang di luar serasa sejuk tanpa hawa nafsu tapi, ketika Muaz masuk kembali ke dalam asrama nya, ia mendengar Hasan berkata kasar tanpa tedeng aling-aling.
"Argghhh dasar bereng**ek!! Si*lan!" ucap Hasan dengan tubuh yang masih tertutupi selimut.
"Astagfirullah! Hasan Istigfar! Kamu ini kenapa? Inget san, inget, ini bulan Ramadhan!" sahut Muaz yang kemudian merasa ada yang aneh.
"Eh, iy-ya maaf bang. Ehehe ta-di keceplosan." sela Hasan yang terlihat gugup.
"Kamu lagi apa itu san?" tanya Muaz curiga.
"Eng.. Gak apa-apa bang."
"Kok kayak ada sesuatu yang disembunyikan ya?" Muaz semakin curiga.
"Gak bang, nggak ada kok. Bukannya kalau bulan Ramadhan gak boleh berprasangka ya?" Hasan menanyai balik Muaz sambil menyembunyikan sesuatu ke dalam sarung bantalnya.
"Iya emang gak boleh, tapi abang cuman waspada aja. Lain kali bahasa kamu di jaga san. Kalau kedengeran Ustadz Sulaiman bisa dihukum kamu."
"Ehehe, iya bang. Maaf."
"Yaudah, kalau begitu abang ke masjid dulu. Sekarang hari Jum'at jangan sampai terlambat Jum'atan. Inget!"
"Siap bang!" setelah Muaz keluar, Hasan kembali mengeluarkan barang yang ia sembunyikan dari dalam sarung bantalnya, "Fiuh, untung aja gak ketauan. Lanjut, ahhh.."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahati || Part 1 ✅
Spiritual✨Hanya kisah sederhana yang menyisipkan nilai Islami. Perjalanan para remaja labil yang memulai hijrahnya dengan penuh warna. Fakhri Hasan Juna Saputra Muaz Zaidan Moch. Ali Jefri Reza Arridho ✨Mereka akan memberikan pelajaran hijrah yang berarti ba...