Part 9

1.2K 235 154
                                    

Siang itu Shinhye memutuskan untuk pergi ke minimarket yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Meski Yonghwa sedang bekerja saat ini, tapi tetap saja Shinhye harus pergi dengan cepat ke minimarket itu, sebab ia tidak ingin Yonghwa memergokinya pergi tanpa seizin pria itu. Yonghwa pasti akan mengamuk kalau sampai mengetahui itu.

Shinhye memilih bahan-bahan yang ia perlukan di minimarket tersebut, sesekali tampak raut kebingungan di wajahnya saat memilih bahan yang diinginkannya. Pada saat ingin menjangkau minuman soda untuk Yonghwa, sebuah tangan kekar juga ikut meraih minuman tersebut hingga membuat Shinhye mengalihkan tatapannya ke arah samping dan sedikit terpana melihat pria yang berdiri di dekatnya.

"Maaf Nona, ini milikku." Ucap pria itu.

Shinhye mengerjap beberapa kali, lalu menatap minuman yang mereka pegang saat ini.

"Tapi, aku yang lebih dulu mengambilnya." Seru Shinhye sedikit tak terima.

"Ayolah, Nona. Kau bisa membeli minuman yang lain."

"Tapi suamiku hanya ingin minuman ini." Cicit Shinhye pelan, lidahnya terasa kaku saat menyebut Yonghwa sebagai suaminya.

Pria itu menatap Shinhye sambil tersenyum tipis. "Baik, aku akan memberikannya padamu. Tapi... dengan syarat."

Shinhye menyipitkan mata, "Mengapa harus dengan syarat? Aku yang lebih dulu memegang ini. Jadi tentu ini milikku."

Wanita yang unik! Ansell menyukai sikap Shinhye.

"Syaratnya hanya mentraktirku minuman, Nona. Apa itu terlalu berlebihan untukmu?" Oh, Ansell memang pintar memelas. Lihat sekarang, Shinhye yang tadinya heran, akhirnya menganggukkan kepalanya dengan polos. Lagi pula hanya minuman, jadi Shinhye pikir tidak masalah membeli untuk pria itu sebagai ganti minuman soda yang ia ambil beberapa saat yang lalu.

"Baiklah, aku akan membayar ini sebentar." Shinhye menunjuk belanjaannya, lalu berjalan menuju kasir.

Sedangkan Ansell mengekor di belakang Shinhye, menunggu wanita itu membayar belanjaannya. Ansell merogoh saku celananya, mengambil ponsel, kemudian mengetik sesuatu di sana.

Aku sudah mendekati Nona Shinhye. Jika Nona Shinhye jatuh cinta padaku nanti, anda jangan marah.

Ansell terkekeh geli ketika membaca pesan itu dan segera mengirimnya.

"Ayo!" Seruan Shinhye membuat Ansell mengalihkan tatapannya ke arah wanita itu. Ansell memasukkan kembali ponsel itu dan dengan sigap mengambil kantong plastik yang ada di tangan Shinhye.

"Biar aku yang membawanya."

Shinhye menggeleng tegas. "Tidak usah. Aku bisa sendiri."

"Tapi aku tidak ingin kau lelah, Nona." Ucap Ansell, tetap memaksa mengambil kantong plastik tersebut dari tangan Shinhye. Shinhye menghela napas, lagi-lagi ia menuruti pria itu, memberikan kantong belanjaan yang ada di tangannya.

"Terima kasih." Ucap Shinhye tulus. Mungkin karena pria itu bersikap baik padanya sehingga Shinhye percaya begitu saja pada pria itu, padahal mereka baru beberapa menit yang lalu bertemu. Lagi pula jarang-jarang Shinhye berjumpa dengan pria baik sekaligus tampan seperti ini.

Ansell dan Shinhye duduk di luar minimarket sembari menikmati embusan angin yang menerpa wajah mereka sekaligus melihat lalu lalang kendaraan yang melintas di depan mereka.

"Apa kau orang baru di lingkungan ini, Nona?" Ansell mencoba membuka obrolan di antara mereka. Semenjak tadi Shinhye hanya diam dan itu membuatnya bosan.

Shinhye mengaduk minumannya dan mengangguk membenarkan. "Hm, aku baru pindah beberapa hari yang lalu."

"Di mana rumahmu?"

Handsome Doctor! ✔ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang