Part 5

1.3K 257 114
                                    

Shinhye menghela napas berulang kali, mencoba menghilangkan rasa sesak yang kian mendera dadanya. Semenjak Yonghwa keluar dari ruangannya dengan tatapan tajam, Shinhye tahu Yonghwa sudah sangat membencinya. Walau takut pada Yonghwa, namun Shinhye tidak mungkin membatalkan rencana pernikahan itu sebab Yonghwa juga sudah menyetujuinya. Dan sekarang Shinhye menjadi gundah ketika ia diingatkan pada kata-kata terakhir yang Yonghwa ucapkan padanya.

Jangan harap setelah menikah aku akan mencintamu.

Kata-kata itu sungguh menyakitkan bagi Shinhye. Ia ingin menangis tapi Shinhye tahu ia memang tidak pantas dicintai oleh Yonghwa. Pria itu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik darinya. Shinhye ingin menikah dengan Yonghwa hanya ingin memiliki pria itu untuk sesaat saja. Ya, untuk sesaat sebelum ia pergi untuk selamanya dan bisa tersenyum bahagia di atas sana karena bisa memiliki Yonghwa dalam hidupnya.

"Shinhye?"

Suara lembut Na Eun membuat Shinhye cepat menghapus air mata yang entah sejak kapan menetes di pipinya. Ia lalu mendongak, menatap Na Eun dan tersenyum senang.

"Kau tidak pulang, Na Eun-ah?"

"Tidak, aku ingin menemanimu dulu sebelum pulang. Lagi pula tidak ada yang melarang, 'kan saat seorang teman ingin menjenguk temannya?"

Shinhye tersenyum lirih, merentangkan kedua tangannya ke arah Na Eun, "Bolehkah aku memelukmu, sebentar saja?" Ucapnya pelan, sudah tidak dapat menahan sakit yang kian menyiksanya.

Na Eun mengangguk, mata wanita itu sudah berkaca-kaca ketika melihat Shinhye berusaha menahan tangisnya. Ia dengan cepat menghampiri Shinhye dan memeluk erat wanita itu. "Menangislah, aku akan ada untukmu." Na Eun mengelus punggung Shinhye perlahan.

Tangisan Shinhye pecah, ia mengeratkan pelukannya pada Na Eun. "Apakah salah jika aku mencintainya, Na Eun-ah? Aku tahu aku tidak pantas untuknya. Tapi... rasa cintaku untuknya sudah terlalu dalam dan aku tidak ingin jauh darinya."

Na Eun ikut menangis di atas bahu Shinhye. "Kau sama sekali tidak salah. Sudah sewajarnya kau merasakan jatuh cinta. Mungkin untuk saat ini dia tidak mencintaimu, tapi kedepannya siapa yang tahu? Dia mungkin akan luluh padamu, percayalah." Walau Na Eun tidak tahu siapa pria yang Shinhye maksud, tapi tidak ada salahnya bukan jika ia ingin menenangkan Shinhye?

"Benarkah? Bolehkah aku berharap itu akan terjadi?"

"Tentu! Ingat apa yang aku katakan saat di taman? Selalu optimis dan jangan menyerah."

Shinhye tersenyum dalam pelukan Na Eun. "Terima kasih,"

____________


"Apa kau akan tetap melarangku untuk melihatnya? Aku sangat merindukannya, Yeobo." Tangisan pilu itu menggema di dalam sebuah kamar. Wanita paruh baya yang berada di kamar tersebut terus memukul dada suaminya, meminta sang suami untuk mengabulkan keinginannya.

Ia sangat tersiksa karena sudah sangat lama tidak bertemu anaknya. Ia merindukan putri satu-satunya itu.

"Tolong mengertilah. Aku hanya tidak ingin saat kita datang untuk melihatnya, dia akan meminta pulang. Aku tidak ingin dia kembali sakit parah jika nekat pulang ke rumah."

"Kau terlalu egois. Dengan tidak adanya kita di sana, itu akan semakin membuatnya tidak ingin sembuh. Aku mohon padamu, Yeobo, ayo kita menjenguk anak kita."

"Nanti, saat tiba waktunya, kita akan mendatanginya. Bersabarlah." Satu kecupan sayang mendarat di dahi wanita paruh baya itu.

___________

Handsome Doctor! ✔ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang