Part 8

1.2K 237 112
                                    

Nyonya Park memeluk Shinhye dengan derai air mata yang mengalir deras membasahi pipinya. Ia masih sangat merindukan Shinhye, tapi putrinya itu akan segera pergi bersama suaminya ke rumah baru mereka. Rumah yang khusus dibeli oleh Tuan Park untuk Yonghwa dan Shinhye.

"Sering-sering berkunjung ke rumah, Shinhye. Eomma masih sangat merindukanmu." Nyonya Park terisak, "Dan tolong maafkan eomma karena sudah mengabaikanmu selama ini." Lirihnya.

Shinhye tersenyum, "Tidak apa-apa, Eomma. Aku mengerti bahwa kalian sibuk."

"Sekali lagi maafkan eomma-mu ini."

Shinhye hanya mengangguk dalam pelukan ibunya. Ia benar-benar tidak marah pada orangtuanya. Walau mereka mengabaikan Shinhye tapi Shinhye tetap mencintai mereka. Mereka berdua sangat berarti bagi Shinhye.

Tuan Park yang melihat putri dan istrinya saling berpelukan hanya bisa tersenyum. Ia mendekati dua orang yang sangat ia cintai itu dan memeluk keduanya dengan erat.

"Maafkan appa juga, Shinhye. Perlu kau tahu bahwa appa akan selalu menyayangimu." Ucapnya jujur dan mencium puncak kepala Shinhye. Tuan Park tidak membenci anaknya, sungguh. Ia hanya tidak ingin sakit Shinhye bertambah parah jika anaknya hanya tinggal di rumah saja. Tapi kini, Tuan Park tidak perlu khawatir lagi sebab ada Yonghwa yang menjaga putrinya, walau pria itu bukanlah ahli penyakit jantung tapi Tuan Park yakin Yonghwa bisa mengatasinya.

"Hm, aku tahu Appa."

"Bisakah kita pergi sekarang?" Ujar Yonghwa yang semenjak tadi memerhatikan drama keluarga itu. Ia ingin segera pergi dari sana karena sudah sangat lelah dan butuh istirahat.

Tiga orang itu segera melepas pelukan mereka. Shinhye membungkuk di depan orangtuanya, memberi hormat pada ayah dan ibunya.

"Aku pergi dulu, Appa, Eomma. Tolong jaga diri kalian dengan baik."

"Ya, hati-hatilah dan jaga kesehatanmu juga." Ujar Tuan Park lalu menatap ke arah Yonghwa. "Tolong jaga anakku, Yonghwa. Dia butuh kau di sisinya."

Yonghwa tersenyum seadanya, "Neh, Abeonim, aku akan menjaganya dengan baik."

____________


"Apa kita bisa menjenguk Jae Na besok pagi?" Tanya Shinhye pada Yonghwa ketika mobil mereka berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Shinhye tiba-tiba saja teringat anak kecil itu, yang seharusnya menjadi flower girl di hari pernikahannya. Namun ternyata gadis kecil itu tidak bisa hadir karena penyakitnya kambuh dan harus dirawat di rumah sakit.

"Setelah cutiku selesai, aku akan membawamu ke rumah sakit." Tukas Yonghwa datar.

Entahlah, Yonghwa hanya malas berbicara dengan Shinhye saat ini. Setelah Taerin kembali muncul dalam hidupnya, Yonghwa jadi terus memikirkan wanita itu dan tidak sabar ingin bertemu dengan Taerin lagi. Beruntung Yonghwa sudah meminta nomor ponsel baru Taerin sehingga ia bisa menelpon atau mengirim pesan pada wanita itu.

Mungkin besok pagi Yonghwa bisa bertemu dengan wanita yang ia cintai itu, sebab ia masih memiliki jatah cuti sampai besok pagi sebelum kembali sibuk di rumah sakit.

Tanpa sadar Yonghwa tersenyum. Oh, betapa ia sangat merindukan Taerin, pertemuan tadi belum cukup bagi Yonghwa.

"Aku tidak akan dirawat di rumah sakit lagi, 'kan?" Tanya Shinhye tiba-tiba. Sungguh ia tidak ingin lagi berada di rumah sakit itu. Sangat membosankan apalagi makanannya membuat Shinhye muak.

"Ya, Shinhye. Aku sudah bertanya pada Rowoon dan ia bilang kau bisa melakukan rawat jalan." Ujar Yonghwa kemudian.

Ya, Yonghwa memang menemui Rowoon beberapa hari menjelang hari pernikahannya. Bertanya pada temannya itu apakah Shinhye boleh melakukan rawat jalan dan Rowoon pun mengatakan tidak apa-apa asal dalam dua kali seminggu Yonghwa membawa Shinhye ke rumah sakit untuk mengecek kesehatannya dan harus rajin mengonsumsi makanan sehat. Rowoon adalah Dokter Spesialis jantung dan ia adalah dokter yang menangani Shinhye selama ini. Sementara Yonghwa adalah dokter bedah, tapi entah kenapa Direktur Park malah meminta dirinya untuk menjaga Shinhye ketika dulu wanita itu berada di rumah sakit.

Handsome Doctor! ✔ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang