Part 4

1.4K 241 94
                                    

Yonghwa sedang sibuk membaca berkas pasien di ruang kerjanya ketika ponselnya tiba-tiba berbunyi, membuat Yonghwa segera mengalihkan pandangannya, lalu meraih benda pipih itu. Yonghwa mengernyit kala melihat nama Direktur Park dilayar ponselnya.

Ada perlu apa direktur menelponku malam-malam begini? Pikir Yonghwa dan segera mengangkat panggilan telpon tersebut.

"Halo--"

"Dokter Jung, bisakah kita bertemu besok pagi di rumah sakit?" Ucap Tuan Park, memotong perkataan Yonghwa.

Kerutan di dahi Yonghwa semakin dalam, tak mengerti mengapa Direktur Park ingin bertemu dengannya. Mereka tidak terlalu dekat, Yonghwa pertama kali berbicara dengan Direktur Park ialah ketika Shinhye meminta Yonghwa melayaninya, setelah itu Yonghwa tidak pernah lagi bertemu pria paruh baya itu. Dan kini, Tuan Park tiba-tiba saja menelponnya, meminta bertemu dengan Yonghwa. Entah ada hal penting apa yang ingin pria itu sampaikan padanya. Yang pasti, Yonghwa sangat yakin ini menyangkut tentang Shinhye.

"Tapi besok pagi saya harus melakukan operasi, Direktur." Ujar Yonghwa, mencoba menolak secara halus ajakan Direktur Park.

"Kau tenang saja, aku akan meminta Dokter lain untuk menggantikanmu besok pagi. Kau hanya perlu datang ke ruanganku, pukul 10 pagi." Itu adalah perintah mutlak dari Tuan Park, membuat Yonghwa tidak bisa menolaknya. Walau bagaimana pun Direktur Park adalah pemilik rumah sakit itu. Jadi, ia harus menuruti permintaan beliau.

"Baiklah Direktur, saya akan datang ke ruangan anda besok."

Sambungan itu langsung terputus ketika Tuan Park berkata 'ya' dan mengucapkan 'selamat malam' pada Yonghwa.

Yonghwa menyandarkan punggungnya ke kursi, mengusap wajahnya dengan kasar. Entah kenapa Yonghwa merasa ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi besok. Yonghwa sangat yakin ini ada hubungannya dengan Shinhye. Sebenarnya Shinhye meminta apa lagi pada ayahnya? Jika sampai Shinhye meminta hal-hal aneh pada ayahnya mengenai Yonghwa, Yonghwa bersumpah akan membenci Shinhye. Sudah cukup selama ini wanita itu meminta dilayani olehnya, dan kali ini Yonghwa tidak akan diam saja. Ia lelah dan muak menghadapi Shinhye.

_____________

"Pagi, Shinhye." Sapaan lembut itu membuat Shinhye mengalihkan tatapannya ke arah pintu dan tersenyum senang saat melihat siapa yang masuk ke ruangannya pagi ini.

"Pagi juga, Na Eun. Wah, apa yang kau bawa itu?" Shinhye membuka selimutnya dan turun dari ranjang, lalu memeluk Na Eun.

"Ini novel milikku. Aku membawa semuanya kesini agar kau bisa membacanya. Kau pasti bosan terus berada di sini tanpa melakukan apa pun."

Shinhye melepas pelukannya, menatap Na Eun sambil tersenyum. "Kau memang sahabat terbaik, Na Eun-ah. Aku beruntung memiliki teman sepertimu."

"Aku merasa tersanjung," Na Eun terkikik geli, membawa Shinhye kembali ke ranjangnya dan ikut duduk di samping Shinhye.

Shinhye meraih tangan Na Eun dan menggenggamnya erat, matanya menatap lekat pada Na Eun. "Bolehkah aku meminta sesuatu padamu?"

"Apa itu?" Na Eun menaikkan satu alisnya.

Shinhye tersenyum malu dan menepuk pelan tangan Na Eun, "Apa kau mau menjadi bridesmaid-ku?" Shinhye hampir tertawa keras saat melihat Na Eun melotot padanya sambil menganga lebar.

"Kau.... ingin menikah?" Tanya Na Eun masih tak percaya.

Shinhye mengangkat bahunya. "Belum tahu, tapi berdoa saja appa-ku berhasil melunakkan pria itu." Shinhye memamerkan gigi putihnya, tak sabar menanti jawaban dari ayahnya. Semoga saja Yonghwa bersedia menikah dengannya. Shinhye hanya ingin merasakan hidup bersama Yonghwa sebelum ia pergi untuk selamanya. Ia begitu mencintai pria itu, walau Shinhye tahu Yonghwa tidak mencintainya. Tak apa hanya cinta sepihak asal Shinhye bisa bersama Yonghwa untuk beberapa saat saja.

Handsome Doctor! ✔ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang