luck or bad luck

108 69 20
                                        

Now playing:Julia Michaels~issues

"Kecewa, cemburu, bete, cuek. Tapi gue kok bisa suka ama lu?"

Selamat membaca


Selasa,7 apr

Pagi ini cukup cerah, matahari memberikan kehangatan penuh dan semangat baru bagi setiap insannya apalagi dengan Lisya yang mengetahui kalau postingan kemaren hanya terkena bajak ia sampai bangun lebih awal.

Lisya melihat dirinya di depan cermin melihat wajahnya yang putih tanpa make up ia mulai memberikan lipbam untuk bibirnya.

"Selesai" ucap Lisya semangat lalu turun dari kamar dan pergi ke meja makan

"Tumben anak mama udah cantik, masih pagi loo" ujar Anita ibu Lisya yang masih memasak.

"Pengen ajah ma" Lisya langsung melihat meja makan yang masih belum ada apa-apa. Melihat meja makan yang kosong Lisya langsung mengambil beberapa potong roti dan memberi selai coklat kesukaannya.

Lisya langsung berdiri dan hendak pergi berangkat sekolah.

"Maa ... lisya berangkat dulu yah" teriak lisya dari meja makan, padahal dapur dan meja makan hanya berbeda beberapa meter tapi lisya berteriak-teriak.

"Kamu belum sarapan Lisya?" peringat Anita yang sudah melihat Lisya di depan pintu

"Aku udah bawa sarapan Ma" teriak Lisya lagi sambil mengangkat roti yang ia bawa di tangannya dan pergi meninggalkan rumah.

***
"Ehk Lisya udah nyampe aja lo" Desy teman sebangku Tasya melihat lisya yang baru masuk dan berjalan kearahnya, Kalau ditanya siapa sebangku Lisya yang pastilah Michael.

"Udah dong ... masa telat mulu gue" Lisya nyengir tidak jelas ke arah Desy.

"Kael mana? lo gak bareng ama dia apa?" pertanyaan desy benar-benar aneh tumben sekali dia menayakan dimana kael.

Tapi Lisya tetap menjawab, "tadi pas kerumahnya dia masih boker" Lisya tertawa sebenarnya ia tidak kerumahnya Kael ia hanya lewat saja dan meninggalkan Kael.

***
Pelajaran pertama disambut dengan pelajaran Kimia, pelajaran yang palingisya gak pernah paham dan berakhir tertidur.

"Oi bangun kebo" Tasya mencoba membangunkan lisya, yang mulai pelajaran tertidur.

"Bangun onyet ... bangun tidur mulu kerja lo!" teriak kael.

"Bangun nyet" teriak Kael lagi tepat dikuping Lisya. Sontak Lisya kaget.

"Kalau bangunin gue gak usah teriak juga kali" suara Lisya masih parau matanya juga merah.

"Lo sih. Molor mulu!" ucap Desy sambil mengunyah makanan yang baru saja ia beli dari kantin.

Lisya yang melihat Desy dan Tasya sudah membeli beberapa kue.

"Ehk, udah istirahat yah?"

"Udah lah" jawab Desy cepat. "kok Lo gak ngajak gue sih" jawab lisya cemberut

"Tadi udah diajak, lo sih molor jadi kami tinggalin deh." ujar Kael santai dan memamerkan ciloknya padaLlisya.

"Kaell bagiii" lisya memasang wajah memelas khasnya dan menjulurkan tangannya agar diberikan cilok, cilok memang salah satu makanan favoritLlisya setelah lollipop dan sekarang kael malah mememarkan cilok nya.

Ini muka Lisya waktu minta cilok.

"Ogah, beli ajah sendiri." Kael makin memanas-manasi Lisya yang semakin menunjukkan ciloknya.

"Ya udah. Gue beli sendiri, gue juga bisa kok!" jawab Lisya ketus. Meninggalkan teman-temannya itu.

Lisya berjalan cepat sambil menghentak-hentakan kaki membuat orang yang mendengarnya risih.

Sampainya Lisya di kantin. lisya langsung disuguhi dengan geng Helvator, sekumpulan lelaki yang sok berkuasa di sekolah ini karna orangtua mereka donatur terbesar membuat mereka jadi berlaga seperti itu.

Tapi keinginan membeli cilok yah sangat besar, Lisya tetap meneruskan jalannya dan berusaha tidak melihat kearah mereka, bukan Helvator kalau tidak menggangu ciwi-ciwi.

"Hai manis" ujar salah satu dari mereka yang mulai menggoda Lisya.

Lisya sangat risih diperlakukan seperti ini, ingin rasanya ia membogem salah satu wajah mereka.

"Sombong banget sih lo" ujar Reihan ketua Genk Helvator

"Minggir gak sih lo!" bentak Lisya kepada semua lelaki yang ada dihadapannya itu.

"Lo nyruh kita? mana bisa" ujar Giogo salah satu anak Helvator

"Apa sih, minggir gak!" Lisya naik pitam mendorong Reihan yang menghalanginya.

"Santai kalii ... gak usah dorong-dorong juga" Reihan mendekati Lisya menepis jarak.

"Kalau jadi cewek yang manis dong" Reihan dengan beraninya mencolek dagu Lisya, dengan cepat Lisya menepis tangan Reihan dan menatap Reihan jijik.

"Gak ada cewek lain apa yang bisa Lo jadiin mainan ... minggir Lo"

"Kan udah ada elo, jadi disini ajah kali sama kita" goda Reihan lagi membuat Lisya semakin jijik melihat tingkah mereka.

Lisya kembali berjalan melewati mereka tapi Reihan langsung mencekal lengan lisya kuat.

"Aww ... Reihan sakit tau" Lisya meringis kesakitan.

"Duduk dulu kali bareng kita" Reihan tersenyum mengejek melihat wajah Lisya yang meringis, padahal tadi ia sok berani mendorong reihan.

Bugh

Satu pukulan berhasil mendarat di pipi bagian bawa Reihan yang sedikit membuat bibirnya mengeluarkan darah.

"Kenapa lo? ada urusan sama ni cewe" tunjuk Reihan pada lisya sedangkan Lisya sekarang sudah bersembunyi di punggung Rio.

"Iya emang kenapa?" jawab Rio lantang dan seperti menggema di kantin karna keadaan kantin sekarang yang diam membisu..

"Wehh ... ternyata lo gini gue kira lo cuman tau si Lusyana ajah" ujar Reihan tersenyum miring mengejek, sambil mengusap bibirnya yang masih mengeluarkan cairan merah itu.

Secara Rio hanya dekat dengan lusyana, tapi emang tidak ada kata pacaran diantara mereka selama ini.

"Gue cuma gak suka lo kyak gini, lo tau dia cewe ngapain lo paksa, kalau dibilang enggak ya enggak" Lisya tersenyum tipis mendengar belaan dari Rio.

"Aduh bisa-bisa embrio gue brojol" ucap lisya pelan dan tersenyum lagi

Tapi disatu sisi Lisya sedih apa harus kayak gini biar bisa deket sama seorang Rio Anggara.

Hy guys aku up agak lama yah
      Sorry soalnya dari kemaren gak dapet ide
Tapi moga kalian suka sama karya"aku yah


Biar nanti aku repost,,,,, author pengen kalian spam next dong biar semangat
😁😁

Rio AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang