Sekarang Lisya sudah berada diluar kelas. Setelah disuruh Bu Asni untuk keluar Lisya menurut. Lisya duduk di bangku panjang yang ada di depan kelasnya.
Untuk beberapa menit Lisya masih bertahan untuk duduk didepan kelasnya ini , namun setelah berselang seperempat jam lisya sudah bosan saja. Lisya mencoba menghilangkan rasa bosannya dengan berjalan-jalan di koridor sekolah yang nampak sepi.
Hingga matanya tertuju pada satu titik yang ada diseberangnya. Lisya dengan keberanian yang sudah ia tumpuk agar bisa berjalan kearahnya.
Dia Rio yang bernama lengkap Rio Febrian Anggara yang tadi sempat membuat jantung lisya tidak berdetak dengan betul.
"Boleh aku duduk disini?" tanya Lisya yang sudah berdiri tepat disamping Rio. "Terserah,"ujar Rio Singkat
Duduk berdua dengan Rio dengan sedekat ini, membuat jantung lisya kembali berdetak tidak karuan.
"Makasih,udah mau nolongin tadi," ujar Lisya membuka percakapan mereka
"Gue cuma gak suka, kalau mereka kasar sama cewe." perjelas Rio pada Lisya
"Ehk ... ini kok ada lebam sih kak?" tunjuk Lisya yang melihat ada beberapa bagian seperti terkena pukulan.
"Berantem," ujar Rio singkat. "Berantem sama siapa kak?" tanya Lisya yang penasaran.
"Sama Reihan tadi," jawabnya lagi. "gara-gara yang tadi, kakak belain aku?" tanya Lisya yang semakin kepo saja
"Hmmm," jawab Rio ketus
"Maaf yah kak" ujar lLsya sambil mengeluarkan tissue dalam saku roknya untuk mengelap beberapa luka di wajah Rio.
Dengan sangat penuh keberaniannya Lisya menjulurkan tangan mengelap cairan merah itu.
Jujur menatap Rio dengan sedekat ini tidak pernah terlintas dalam benak Lisya.
"Thanks,"
"Iya kak." setelah selesai keadaan jadi hening lagi,tak ada yang tau mau bahas topik apa.
"kenapa lo bisa berkeliaran gini?"ujar Rio mendapat topik pembahasan
"Ohh ... tadi aku di hukum Bu Asni,"jawab Lisya jujur. "Gak bawa buku tugas, ya loo?" tanya Rio yang sudah hapal dengan salah satu gurunya itu.
"Iya nih kak, ketinggalan."
"Makanya kalau nyusun roster itu malem-malem, bukan pagi-pagi biar gak kelupaan Kayak gini." nasehat Rio pada Lisya yang memang sangat teledor.
Bagaimana jika Rio tau kalau buku tugasnya itu tertinggal di toilet pas di lagi boker. Bisa illfil deh Rio
"Iya kak, bakal aku inget kok." jawab Lisya yang sangat senang bisa sedekat ini dengan Rio, sebenarnya mimpi apa lisya semalem?
"Kakak sendiri, kok bisa diluar?"tanya Lisya. "gue dihukum pak Darto, bersihin ni sekola,"
"Sekali lagi aku minta maaf yah kak"
"Bosen gue, lo bilang maaf mulu." jawab Rio jengah yang terus mendengarkan kata maaf dari Lisya.
"Iya deh iya ... semangat yah bersihin yah"jawab Lisya cepat
"Ehk nama Lo siapa?" tanya Rio yang tidak tau ia berbicara dengan siapa sejak tadi
"Lisya kak," ujar Lisya memberikan senyuman. "Gue gak perlu kenalan kan, pasti Lo udah tau nama gue,"jawab Rio membalas senyum lisya.
"Tuhan, kuat kan hati hamba mu ini"
"Sombong amat!" jawab Lisya masih memamerkan senyuman
"Biarin," ujar Rio tertawa lepas
"Lisya Lo kuat, Lisya kuat" ujar lisya membatin
Kringg ... kringg ... Lonceng istirahat berbunyi, menandakan jam matematika mereka selesai dan berganti dengan jam yang ditunggu-tunggu banyak siswa yaitu jam istirahat. Lonceng yang biasa Lisya tunggu-tunggu agar bisa cepat keluar dari kelas sumpeknya. Namun sekarang lonceng sialan ini yang membuat Lisya sangat kesal karna tidak bisa menikmati obrolannya dengan Rio,barang sebentar lagi saja.
"Udah sana lo, gue mau mau bersih-bersih lagi"
"Aku pergi dulu yah kak" jawab Lisya melangkahkan kaki yang seperti susah diajak kompromi.
______________________________
So sweet gak guys🖤🖤🖤
Ada kata gak buat Rio yang sekarang?
Kalau kalian suka dibeberapa part yah SS yah masukin ke Ig ,tag ajah aku @melisa_smjtk12 Biar aku repost
Boleh minta spam next yah gak?
Biar makin semangat nulis part selanjutnya
Salam manis dari aku Melisa🖤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.