Chapter Eleven: Universitas Gadjah Mada

111 23 24
                                    

Pagi ini semua penghuni guest house yang terletak di dekat jantung Kota Yogyakarta itu bangun dengan harapan di benak masing-masing.

Harapan bahwa hari ini akan lebih baik dari sebelumnya, harapan bahwa hari ini akan lebih banyak petualangan yang akan mereka lalui bersama sebelum kembali pulang ke rumah masing-masing dalam kurang lebih empat hari lagi.

Perjalanan selanjutnya dari anak-anak kesayangan Bapak Yusuf itu adalah Universitas Gadjah Mada! Kampus impiannya Gibran dan Jasmine.

Universitas Gadjah Mada (UGM) sendiri merupakan universitas pertama yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang berlokasi di Kampus Bulaksumur, Yogyakarta. UGM seperti yang kita semua tau, masuk dalam jajaran perguruan tinggi negeri favorit dengan passing grade tertinggi di Indonesia.

"No, nanti di bus duduk sama gue mau gak?"

Nada yang sedaritadi pagi terlihat agak gloomy menatap pemuda di hadapannya penuh harap.

Nino, pemuda yang ditatap, cuma tersenyum hangat lalu mengangguk. "Boleh. Ada apa emang? Kok tumben?"

"Gak ada apa-apa sih." Nada menggeleng. "Gak deng.. Ada apa-apa tapi gue ceritanya nanti aja di bus."

"Oke." Nino mengulum bibirnya lalu kembali melakukan aktivitas sebelum diajak ngobrol sama Nada, mengikat tali sepatu. Sedangkan Nada sudah berlalu lebih dulu ke minibus yang terparkir di depan guest house.

Shila yang ternyata mendengar percakapan singkat Nino dan Nada itu lantas mengernyit heran. Pasalnya ia belum pernah tau kalau Nada dan Nino ternyata saling kenal.

"Cha," panggilnya pada gadis yang tengah meminum yoghurt di dekat kulkas.

"Hm?" Sahut Echa.

"Nada sama Nino tuh... deket ya?"

Mendengar pertanyaan dari Shila, Echa pun langsung berhenti meminum yoghurtnya dan menatap sinis Shila. "Kenapa nih tanya-tanya?"

"Gue naksir Nino jadi gue kepo." Tegas Shila. "Itu kan jawaban yang lo mau?"

Echa tertawa. Shila nih emang ya...

"Gue kaget loh." Ucap Echa sambil masih tertawa kecil. "Btw iya deket, Shil. Dari SD satu sekolah soalnya, jadi udah melewati MOS yang sama dua kali, SMP sama SMA."

"Serunya..." Shila menghela napas. "Sebenernya gue gak suka sama Nino sih, Cha."

"Lah terus? Tadi kenapa nanya-nanya?"

"Gue tuh kayak lagi kesemsem aja sama dia, abis dia baik. Walaupun kesan pertama dia ke gue pasti jelek karena awal ketemu aja udah gue tendang, tapi dia tetep baik sama gue. Gue dipinjemin powerbank masa."

Echa tersenyum tipis. "Nino tuh emang baik, Shil. Makanya kebaikannya itu kadang disalah artikan sama banyak orang. Dia sering dibilang cowok PHP, padahal emang dasarnya dia aja yang terlalu baik."

"Ini lo lagi secara gak langsung bilang kalo gue cuma kegeeran aja ya?"

"Kasarnya sih gitu." Ceplos Echa yang langsung dapat kerucutan dari bibir Shila. "BERCANDA SAYANG... Tapi apa ya.. lo coba aja dulu. Kali aja dia ngeliat lo berbeda??? Kita kan gak ada yang tau."

Jehan yang kebetulan baru keluar dari kamar mandi dekat dapur lantas tersenyum ke Shila dan Echa. "Eh gue denger tau kalian lagi ngomongin apa."

"JEH... Diem-diem plis jangan kasih tau siapa-siapa. Gue udah malu-maluin makin malu-maluin kalo gini adanya." Shila menatap Jehan penuh harap.

"Wani piro?" Jawab Jehan dengan kekehan di akhir. "Bercanda Shil, tapi lo beneran suka Nino?"

"Bukan suka, kayak masih penasaran gitu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TrouvailleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang