Jangan lupa voment yah supaya gak lupa hehehe....
Happy reading guys : )
~~~~~~~
"Adeline Emina Shimsek" panggil pak Rudi mengabsen satu persatu siswa siswinya
"Bolos pak, cuman ikut apel doang tadi pagi trus ngilang" lapor Anita selaku ketua kelas
Entah sudah berapa kali Anita mengatakan kalimat itu kepada setiap guru yang mengajar di kelasnya, dan pak Rudi lah yang terakhir karena berhubung ini adalah jam terakhir
cih, gak naik kelas baru tahu rasa lo
Entah kenapa, Kay semakin merasa penuh dendam dengan sosok Adeline
Ting..
Sebuah notifikasi pesan masuk di HP Kay,
pemuda itu menatap pak Rudi yang masih sibuk mengabsen, setelah itu menatap Nadira dengan jari telunjuk yang ia letakkan di depan bibirnya pertanda 'jangan kasih tau pak Rudi'
Nadira hanya mengangguk dengan kedua jempol yang terangkat
Situasi aman
Kay membaca nama pengirimnya *perkedel*
Baru juga di sebut namanya, udah nongol aja pesannya, keknya nih bocah titisan otsusuki batin Kay
*Perkedel*
Pastiin Lo terus ada di sebelah key*Perkedel*
Jangan sampai Lo telat jemput dia*Perkedel*
Gue bunuh Lo kalau key kenapa kenapaKay menggaruk telinganya bingung
Sepertinya orang yang mengatakan Adeline adalah anti sosial harus mengubah persepsi nya saat ini juga
"Dasar autis" umpatnya pada layar HP nya
Namun tanpa sadar, pak Rudi ternyata mendengar suara Kay
"Apa kamu bilang?" Tanya pak Rudi sambil melepaskan kaca matanya dan menatap Kay dengan tatapan mengintimidasi
'kena lagi gue' batin Kay "enggak kok pak, ini ada semut" katanya mencari alasan dengan cengiran polosnya
"Alasan doang tuh pak, bilang aja Lo mau katain pak Rudi kan?" Tuduh Daniel memulai aksinya
"Wah pak, masa digituin malah diam aja" tambah vino mengompor ngompori
"Diam Lo bangke" umpat Kay
"Sudah sudah, Kay kamu keruang guru setelah ini" kata pak Rudi tak terbantahkan
"Lah kan setelah ini udah mau pulang pak" protes Kay tak terima
"Wah Lo protes Kay?" Giliran Radit yang memulai
"Tambahin hukumannya pak" tambah Erlan
"Suruh bersihin WC aja sekalian pak" imbuh Taufik
"Bangsat Lo semua" umpat Kay dengan suara yang cukup pelan
"APA KAY? LO BILANG APA TADI?" teriak Taufiq sambil terkekeh pelan
"Ya Allah Kay, Lo gitu banget sih sama wali kelas Lo sendiri" tambah Erlan sok dramatis
Kay hanya menyapu dadanya mencoba bersabar
Bergabung di Kelas X MIPA 4 memang butuh kesabaran yang ekstra, pasalnya siswa yang hanya berjumlah 8 orang itu selalu saja berulah
Padahal jika dipikir pikir, kelas akan sangat aman karena cowoknya lebih sedikit daripada yang cewek, tapi nyatanya realita tak semanis ekspektasi
Bukan karena perkelahian ataupun bully melainkan saling kompor mengompori hingga masalah kecil pun akan membesar jika berhadapan dengan siswa di kelas ini
Hanya Yadi yang masih cukup waras, selain Yadi tidak ada lagi siswa yang penurut, yang ada hanya kompor dan gas LPJ yang sewaktu waktu dapat meledak
~~~~~~~
Kay memasukkan barang-barang yang berserakan di mejanya ke dalam tas
"Lo gakpapa Ra?" Tanya Kay mengamati wajah Nadira yang sangat pucat
"Gapapa kok, cuman kecapean aja" jawab Nadira lemah
"Lo yakin?" Nadira hanya mengangguk pelan lalu melangkah pergi
Bugh....
Tubuh Nadira ambruk tepat di ambang pintu membuat Kay, Yadi dan yang lainnya terkejut
"Nadira"
"Ya Tuhan"
"Astaga Nadira"
"Tolongin woy"
"Bangun Ra!!"
Anya menepuk nepuk pipi Nadira pelan berharap agar gadis itu membuka matanya
Kay dan Yani yang melihat pun segera mendekati kerumunan siswi itu dan membopong tubuh Nadira yang terkapar tak sadarkan diri
"Ribet sih jadi cewek, jelas jelas lagi sakit, tetap aja bilang gak kenapa kenapa" Kay mendumel tidak jelas
"Yang ikhlas kalau bantuin orang" imbuh Yadi yang mengekor Kay hingga ke UKS
"Emang si ikhlas tinggal dimana sih?" Tanya Kay "cari gara gara mulu tuh orang" lanjutnya tambah gila
"Di lubang gigi Lo" jawab Yadi asal
"Giginya anak mami Rani gak berlubang, sorry"
Yadi hanya memicingkan bibirnya "serah Lo dah, asalkan Lo bahagia"
"Iya dong, anak-Mami Rani mah bebas"
~~~~~~~
Keysi mengamati sekelilingnya, parkiran sekolah sudah mulai sepi, koridor pun yang tadinya dipenuhi siswi siswi penggosip, kini sudah kosong menyisakan jejak sepatu di atas lantai
Sudah hampir 15 menit key berdiri di depan gerbang, namun Kay belum juga menampakkan batang hidungnya
Key menoleh saat merasakan ada seseorang yang menyentuh bahunya "maaf, jika saya mengagetkan" kata orang tersebut yang berpakaian serba hitam
Setelan kemeja hitam yang dibalut dengan Jaz hitam membuat orang itu tidak terlihat menakutkan di mata Key
"Ah gakpapa kok pak" katanya sopan "omong omong ada yang bisa saya bantu?" Tanya key masih dengan ramah
Pria yang berusia sekitar 30 tahun-an itu tersenyum tipis "saya mau tanya, apa disekitar sini ada bengkel?" Tanya pria itu lagi
"Bengkel?"
Pria itu mengangguk pelan "iya, mobil saya tiba-tiba mogok" jelasnya sambil menunjuk ke arah mobil Pajero hitam yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri
"Oh gitu" kata Key "dari sini bapak tinggal jalan aja sekitar 200 meter, nanti ketemu pertigaan bapak tinggal belok ka....."
Key menatap pria berjas tadi yang tersenyum padanya, hingga akhirnya kesadarannya mulai menghilang sedikit demi sedikit
Tangan kecilnya tidak mampu memberontak untuk melepaskan sebuah tangan kekar yang menutup mulutnya menggunakan sebuah sapu tangan
'Tuhan, jauhkan Key dari marabahaya' batinnya di sisa sisa kesadarannya
~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
AI✓(Tamat)
Romancedua huruf yang sangat sederhana menggambarkan bagaimana kesederhanaan yang membuat siapapun merasa.bahagia kata yang berarti cinta kata yang selalu memberikan senyuman dan kenyamanan namun dalam waktu yang bersamaan dapat membuat luka yang terbuka...