7.

845 84 0
                                    

Jane POV.

Kami melesat mencari tempat terakhir yang ada di hutan terlarang ini dan sampailah kami di gua sesat ini.

"Jadi ini gua sesat itu. Gua yang bisa membuat seseorang tersesat sampai tak bisa kembali" Irene.

"Baiklah ayo!"

Seperti biasanya. Jeon memang selalu agresif jika melihat sesuatu yang baru atau menantang.

"Tunggu dulu Jeon! Kita harus selalu bersama sama. Kita tak tau apa yang ada didalam sana" Lalice.

Menurut ku Lalice cocok jika disandingkan dengan Jeon. Karena sifatnya yang bisa melihat situasi dan menahan Jeon yah, meskipun sedikit ceroboh.

Kami pun masuk kedalam gua dipimpin Irene dan Suho. Didalamnya sangat gelap.

"Jane, kesini" Aku pun berdiri disamping Irene.

"Kau tetaplah disini dan beritahu kami jika ada sesuatu disana"

Aku mengangguk dan berjalan disamping Irene.

Aku fokus melihat kedepan karena tak ingin memberi petunjuk yang salah pada mereka. Kami semua sangat waspada dan berhati hati. Aku melihat beberapa cahaya diujung sana dan menghampirinya.

"Hei kalian kemari!"

Aku memanggil semuanya.

"Lihat! Ada obor"

Disana ada lima obor yang masih menyala dengan api.

"Kalian ambilah satu"

Lalu obor itu pun diambil oleh Suho, Jimin, Victor, Jin, Jeon.

"Kenapa bisa ada obor disini? Apa ada yang kesini sebelum kita?" Jimin.

"Bisa jadi. Karena banyak sekali yang mengincar permata itu" Rose.

Kami sedikit terbantu oleh obor ini. Lalu kami menemukan sebuah pintu batu yang sangat besar dan terdapat beberapa lubang disana. Jeon mencoba mendorong pintu itu namun pintunya tak mau terbuka.

"Susah dan berat sekali" Jeon tetap berusaha mendorong bahkan memukul pintu itu. Tapi tak terbuka.

"Bagaimana jika ini?" Jin membawa bongkahan batu besar disekitar dan meletakkannya ke lubang itu.

"Bagus! Kau memang pintar" Irene.

Kami pun mulai mencari batu yang sama dengan bentuk lubang di pintu dan mencocokkan nya. Lalu saat tersisa lubang ditengah sekaligus lubang terakhir yang belum terisi kami mencari cari batu yang cocok namun tak menemukannya. Bentuk lubang itu 'Π'.

"Bagaimana ini. Kita belum menemukannya juga" Lalice.

Kami semua benar benar frustasi mencari batu berbentuk Π.

Jeon kesal karena tak menemukan batu itu sampai sampai ia menghancurkan batu disekitarnya. Saat melihat Jeon menghancurkan batu itu sepertinya aku menemukan solusi.

"Hei Jane. Kau mau apakah batu itu?" Rosie.

"Ku hancurkan" lalu aku pun menghancurkan batu panjang itu menjadi dua. Selanjutnya aku hanya butuh batu yang ukurannya lebih pendek. Aku bisa melihat wajah penasaran dari mereka tapi aku mengabaikannya.

Aku mendapatkan batu yang panjang lalu kuhancurkan lagi menjadi pendek. Setelah itu aku membawanya dan ku masukan pada lubang itu.

"Selesai!" aku selesai memasang pecahan batu yang ku hancurkan tadi. Lalu tak lama pintunya terbuka.

"Waah hebat! Bagaimana caranya?" Victor.

"Aku hanya mencoba berpikir dengan cara yang berbeda. Jika bentuknya tidak sama ya, tinggal dibuat sama saja, ya kan?"

VAMPIRE SERIGALA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang