Victor POV.
Benar juga yang dikatakan Jane. Jika kami melompat kesana bagaimana dengan mereka? Kami tak mungkin berkhianat setelah melalui semua ini bersama sama.
"Kalian naik saja saat kami berubah menjadi Serigala" aku mengusulkan ide.
"Ya benar! Aku setuju" Lalice.
"Baiklah.."
Kami pun berubah menjadi Serigala dan Jane dengan ku, Irene dengan Suho, Jin dengan Sooya, Jimin dengan Rosie, Jeon dengan Lalice.
Setelah semuanya siap kami segera melompat meski sejujurnya kami juga takut jika tiba tiba terjatuh ke lahar panas itu. Kami melompat satu persatu mengingat ruang pintu itu sangat kecil.
Lalu tibalah giliranku dan Jane. Aku benar benar takut. Aku menghela nafas agar tak takut dan rileks.
Wuzz!
Aku merasakan tubuh Jane yang bergetar saat kami berada tepat diatas lahar itu. Aku merasa saat melompati lahar itu waktu menjadi lambat.
"Nice!" aku berhasil melewati lahar itu dengan sempurna.
"Untunglah kau mendarat dengan sempurna Vi. Aku sudah takut jika kau akan jatuh" Suho.
Aku hanya menampilkan senyum ku karena sampai sekarang aku masih takut dan kaki ku lemas. Aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya mungkin karena kali ini aku membawa seseorang.
Kami pun masuk kedalam pintu itu dan ternyata benar. Didalam sana ada permata yang di cari tapi semakin dekat kami pada permata itu kami menemukan keanehan.
"Permata nya hanya ada empat? Kemana yang satunya?" Jane.
"Permata itu seharusnya ada lima. Lalu kemana perginya yang satu lagi?" Jimin.
Permata yang ada disini hanya merah, hijau, putih dan biru. Permata hitam yang hilang.
Kami pun mulai memeriksa sekitar untuk mencari permata hitam. Kami belum menyentuh empat permata itu sama sekali tapi tiba tiba saja ruangan itu bergetar.
"Ruangan ini akan runtuh! Kita harus cepat keluar dari sini!" Suho.
Mereka semua keluar karena disini ada satu pintu yang sepertinya menuju keluar sana. Tanpa ku sadari aku mengambil permata merah dan hijau lalu setelah itu aku langsung keluar dari sana.
⚜
Jane POV.
Lagi lagi ruangan yang kami injak mengalami runtuh dan gempa semuanya panik dan berlari ke pintu yang ada disini. Tangan ku bergerak sendiri meraih permata putih dan biru, sejujurnya aku tak sadar bahwa aku sedang menggenggam permata itu semua terjadi tanpa ku sadari.
Kami pun sampai diluar dan benar saja pintu yang kami lewati benar benar mengada keluar gua. Dan pintu gua ini sudah tertutup oleh bebatuan yang runtuh.
"Untunglah kita selamat. Kalian baik baik saja?" Suho.
"Kami baik baik saja" Irene.
Kami benar benar frustasi dilanda rasa panik dan nafas yang terkuras.
"Tapi apa yang harus kita katakan pada bunda? Kalau kita tidak dapat permata itu" Jeon.
"Aku juga tidak tau" Jin.
"Apa yang harus kita katakan pada ayah? Dia pasti akan sangat marah" Sooya.
Aku dan Victor memandangi tragis gua itu. Sementara yang lainnya terpaku sambil menatap kami ntah apa yang mereka lihat.
"Jane...ditangan mu" Irene.
Aku menoleh dan melihat apa yang ku genggam.
"PERMATA?!!"
Aku membelalak terkejut. Sungguh aku tak tau jika aku mengambil dua permata ini.
"Victor ditangan mu juga ada---"
"PERMATA?! BAGAIMANA BISA!" Victor sama terkejutnya denganku.
Aku mendapat permata putih dan biru sedangkan Victor permata hijau dan merah.
"Astaga. Aku bahkan tak tau jika permata ini ku genggam"
"Sepertinya kalian melakukan itu tanpa disadari" Suho.
"Tapi beruntung lah karena dengan begini kita sama rata. Tak ada yang dirugikan semuanya sama sama mendapat permata itu" Jimin.
Aku sebenarnya tak peduli dengan permata apa yang kudapat karena sedari awal aku hanya menuruti perintah saja.
"Baguslah! Kalau begitu kita bisa kembali karena sebentar lagi akan ada redmoon" Jin.
"Ah kau benar! Aku hampir lupa" Rosie.
"Hm sepertinya kita akan berpisah disini" Suho.
"Terima kasih karena kalian mau bekerja sama dengan kami" Irene.
"Menurutku Vampire tak seburuk itu" Rosie.
"Menurutku Serigala juga tak seburuk itu" Jimin.
Aku bisa melihat antara Rosie dan Jimin seperti ada sesuatu yang sulit ku pahami. Pasalnya semenjak Jimin menolong Rosie waktu itu mereka jadi dekat dan begitu pun Jeon dan Lalice lalu Irene dan Suho, Jin dan Sooya. Saat aku melihat mereka berdekat an aku selalu merasa bahagia ntahlah tapi aku merasa senang.
Kami dan mereka akan bertemu kembali dimedan perang. Rasanya sangat berat jika harus melawan teman yang selama ini menemani mu kemana pun.
Kami berhadapan dengan mereka seperti saat awal bertemu dan dihadapn ku ada Victor yang sepertinya ia juga merasakan hal yang sama denganku.
Kami berjabat tangan sebelum melesat ke lawan arah. Lalu setelah nya kami pergi melesat tapi tiba tiba saja Victor menahan tanganku saat aku ingin berbalik dan melesat pergi.
⚜
Victor POV.
Aku menahannya sebelum ia pergi. Sepertinya aku harus mengatakan ini padanya meski aku ini waktu yang tepat atau tidak.
"Jane...aku"
aku benar benar gugup saat ini, sungguh!.
"Ada apa Vi?" Jane menatapku yang membuatku semakin gugup.
"Aku ingin mengatakan...sesuatu yang penting"
"Aku tau mungkin ini mustahil untuk kita tapi.."
"Aku mencintaimu Jane."
Aku melihat wajah Jane yang terkejut.
"Tapi kita berbeda. Kita tak bisa bersama Vi" Jane.
"Aku tau itu. Tapi aku tak peduli dengan perbedaan kita. Aku hanya ingin mengatakan kalau.."
"Aku mencintaimu tanpa memandang perbedaan Jane.."
Aku sedikit kecewa dengan respon Jane yang diam saja. Ntah apa yang ia pikirkan aku tak tau pasti.
"Jane! Ayo cepat!" tiba tiba saja Jimin memanggil Jane. Mungkin ini waktunya untuk aku benar benar membiarkan Jane pergi.
"Iya! Aku akan menyusul kau duluan saja!" lalu Jimin pun pergi.
"Hm maaf membuat saudaramu harus memanggilmu seperti ini"
"Tidak apa apa" Jane.
"Yasudah kau sekarang bisa---" ucapan ku terhenti. Jantungku berdegup kencang saat Jane memeluk ku.
Jane memeluk ku. Itu membuatku senang dan gugup secara bersamaan.
"Sepertinya aku merasakan hal yang sama denganmu" Jane berucap saat dia masih memeluk ku dan aku bisa mendengarnya dengan jelas.
Aku membalas pelukannya dengan erat dan mengatakan....
"Aku mencintaimu mu Jane.." dan setelah aku mengatakan itu Jane melepas pelukan singkatnya dan tersenyum lalu pergi menyusul teman temannya.
Aku bahagia. Sangat bahagia karena akhirnya bisa mengungkapkan perasaanku padanya.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
VAMPIRE SERIGALA.
VampireSebuah ikatan cinta yang terjalin diantara perbedaan. Membuat mereka tak bisa bersama karena kuatnya pertentangan. Terimakasih telah mencintaiku tanpa memandang perbedaan.- Jane. Semoga kita bisa bertemu di kehidupan selanjutnya dan bersatu tanpa a...