Part 8

360 24 1
                                    

Happy reading 🧡🧡

~~~~~~

     "Kka? Ngapain?" Tanya Agni yang baru keluar dari dalam toilet sekolah. Pasalnya saat ini Cakka berdiri didepan toilet wanita. Apa dia tengah mengantri di toilet yang salah? Ah rasanya tidak mungkin.

"Nungguin loe" Masih dengan posisi yang sama dan ekspresi yang sama.

"Eh?" Agni menampilkan wajah cengonya.

Tanpa memperdulikan kecengoan Agni, Cakka memberi isyarat pada gadis itu untuk mengikuti dirinya. Dan ternyata Cakka membawanya ke taman belakang sekolah yang sepi.

"Ada apa Kka?" Tanya Agni heran. Agni rasa ia tak sedekat itu dengan Cakka, pernah mengobrol pun satu dua kali, itu juga kalau ada Ify.

"Siapa loe sebenernya?" Tanya Cakka skeptis.

"Hah? Gue? Ya gue Agni lah, murid pindahan yang udah nempatin kelas loe beberapa hari lalu. Lupa?"

"Nggak usah sok bego. Sebenernya gue udah curiga sama loe sejak awal." Cakka masih mempertahankan ekspresi datarnya.

Agni yang tak paham hanya menampilkan wajah berpikir.

"Oke, sekarang apa yang buat loe curiga sama gue?" Putus Agni.

"Pindahan loe yang secara tiba-tiba?" Tanya Cakka lebih ke pernyataan sebenarnya.

"Kenapa loe nyimpulin kalau pindahan gue mendadak? Gue sama keluarga gue emang udah ngerencanain mau pindah ke Jakarta kok. Karna bokap ada kerjaan disini." Jelas Agni.

Benar juga.

"Oke, yang kedua. Kenapa loe dengan mudahnya dobrak pintu gudang dan ngalahin Obiet?"

Kali ini gelak tawa Agni kini terdengar.

"Kenapa? Gue udah megang sabuk hitam karate, nggak susah buat gue ngelawan Obiet."

"Dan loe harus tau kalau Obiet juga nguasain dua jenis bela diri." Ucap Cakka.

"Hmm, mungkin karna dia masih kaget karna gue tiba-tiba muncul dan belum siap nerima serangan gue" Agni mengendikan bahunya.

"Yang terakhir. Sadar atau nggak, loe manggil Ify dengan sebutan 'nona' pas loe nyerang Obiet." Yah, mungkin Ify sendiri tidak sadar dengan sebutan nona yang ditujukan untuk dirinya. Tapi Cakka sadar, ia mendengar dan melihat semua kejadian yang ada digudang.

"Mungkin karna gue reflek. Waktu itu gue panik liat Ify hampir diapa-apain sama Obiet. Orang kalau panik biasanya ngomong sembarangan." Jawab Agni santai. Saking santainya, Cakka tak bisa membedakan Agni sedang berbohong atau tidak.

"Gue gak tau yang keluar dari mulut loe itu bener apa nggak, tapi satu yang harus loe inget. Kalau loe punya niat nggak baik sama Ify gue nggak bakal tinggal diem." Ujar Cakka menusuk.

Agni pun segera menuju kelas setelah Cakka meninggalkannya. Saat sampai di kelas, ia melihat Cakka sudah duduk manis dengan earphone ditelinganya dan komik ditangannya.

"Dari kamar mandi aja lama banget Ag, buang air apa semedi? Untung lagi jamkos" Gurau Via saat melihat Agni.

"Buang sial!" Bukan Agni yang menjawab, tapi Sion. Siswa humor yang selalu menghidupkan suasana kelas.

"Diem loe Pion!" Sembur Via.

"Nama gue Sion Vi. Salah apa sih gue ama loe, sensi mulu perasaan"

"Muke lu salah!" Ucap Via ngegas.

"Terus gue harus apa biar muka ganteng gue nggak salah?" Tanya Sion dengan wajah memelas.

"Oplas dulu sana. Buluk!" Seisi kelas pun tertawa melihat Sion yang selalu mati kutu jika berhadapan dengan Via. Sion yang sudah biasa diperlakukan seperti itu hanya menghela pasrah.

The GuardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang