part 2

455 29 1
                                    

Happy reading 🧡🧡

~~~~~

      "Bang Geer" Teriak Ify yang sedang berlari menuruni tangga saat melihat abangnya di meja makan. Sungguh ia merindukan abangnya itu.

"Nggak usah lari-lari Ify" Tegur Elang dengan tatapan datarnya yang mengikuti pergerakan adiknya. Elang dan Geer memang memiliki sifat yang berbeda, jika Geer memiliki sifat yang tegas namun lembut dan penyayang, berbeda dengan Elang yang cenderung dingin dan tak peduli dengan sekitar. Tapi jangan salah, walaupun sikapnya cuek namun ia sangat menyayangi adik dan keluarganya.

"Iya bang El, maaf" Sesal Ify kemudian duduk di samping Geer didepan Elang.

"Udah yuk, makan biar nggak pada telat" Ucap Geer yang masih menggunakan pakaian santainya. Hari ini ia sedang libur karna ia tidak ditugaskan, sedangkan Elang sudah siap dengan kemeja putih yang dilengkapi jas hitam dan dasi berwarna senada dengan jas menambah kesan wibawanya.

Ify sendiri sudah mengenakan seragam sekolah kebangganya, dengan atasan berwarna putih polos dilapisi almamater berwana merah maroon dan bawahan rok pendek diatas lutut  bermotif kotak-kotak maroon dan hitam yang memperlihatkan kaki mulusnya. Dengan rambut yang digerai dan sentuhan bandana biru dirambutnya menambah kesan imut diwajahnya.

"Berangkat bareng abang Fy?" Tawar Geer disela-sela sarapan mereka. Geer memang melarang mereka untuk menggunankan jasa supir, entah apa alasannya hanya dia yang tau.

"Nggak usah bang, ntar Rio sama yang lain mau kesini kok" Jawab Ify.

"Yaudah yuk, nungguin merekanya didepan aja" Ajak Geer saat mereka sudah menyelesaikan sarapanya.

"Iya bang, Ify ambil tas dulu dikamar" Ify langsung berlalu menuju kamarnya.
Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, ia bergegas menuju halaman depan. Terlihat disana Geer sedang berdiri didekat pintu dan Elang yang sedang memakai sepatu disalah satu kursi.

Tin tin

"Bang Geer, Ify berangkat dulu ya" Pamit Ify sambil menyalami Geer setelah melihat mobil Rio sudah siap didepan gerbang rumah mereka.

"Iya, belajar yang rajin" Pesan Geer dan mengecup kening Ify.

"Bang El, Ify berangkat" Pamitnya pada Elang yang sudah selesai dengan sepatutnya.

"Hmm, jangan bolos" Elang mengusap pelan kepala Ify.

"Siyap bang" Sahut Ify dan mengecup pipi kanan Elang.

*****

           Di sebuah sekolah ternama di Jakarta, nampak beberapa murid yang memperhatikan lima siswa yang baru saja turun dari mobil sport berwarna merah. Mereka adalah Ify, Rio, Alvin, Iel dan Cakka. Mereka memang sering berangkat bersama, atau paling tidak salah satu diantara mereka akan menjemput Ify karna mereka tidak mengizinkan Ify menyetir mobil sendiri. Pernah mereka membiarkan Ify menyetir sendiri dan berakhir dengan Ify yang terbaring dirumah sakit karna mobilnya menabrak pohon.

Bak model yang berjalan di catwalk, mereka menjadi pusat perhatian disepanjang koridor sekolah. Banyak pasang mata yang menatap iri gadis satu-satunya diantara mereka. Terang saja mereka iri, siapa yang tidak ingin berjalan disamping empat pemuda tampan yang merupakan most wanted disekolah ini. Ditambah sang gadis yang dengan bebasnya bergelayut manja ditangan salah satu pemuda tanpa mendapat penolakan.

****

         Dipojok meja kantin, terlihat Ify tengah duduk sendiri tanpa ditemani oleh sahabatnya. Ify memang tidak satu kelas dengan Rio, Alvin dan Iel. Ia hanya satu kelas dengan Cakka di kelas XI MIPA 1 sedangkan yang lain kelas XI MIPA 2 dan saat ini Cakka sedang diminta untuk menemui Mr. Nico, entah untuk urusan apa. Sedangkan kelas Rio gurunya masih betah mengajar walau bel istirahat sudah berbunyi dengan nyaring.

"Hallo nona Alyssa" sapa seorang siswi dengan wajah angkuhnya.

"Hallo juga Dea Calista" Balas Ify santai.
Tapi sebenarnya hatinya sudah ketar-ketir melihat Dea beserta antek anteknya. Siapa yang tidak mengenal Dea, anak pemilik sekolah yang mempunyai sifat angkuh dan suka menindas, apapun yang ia inginkan harus ia dapatkan. Sebenarnya wajah Dea  tidak kalah cantik dengan Ify, bahkan tubuh Dea terlihat lebih sempurna dengan kaki jenjang, dan kulit putih mulus bak model terkenal yang mampu memukau siapapun yang melihatnya. Tapi tidak ada yang sempurna di dunia ini kan? Yaa, sifat angkuh dan suka menindas membuat semua berfikir dua kali untuk mendekati gadis itu.

"Well, loe sendirian aja tuan putri. Kemana pangeran pangeran loe itu?" Dea duduk dikursi depan berhadapan dengan Ify dan dua anteknya.

"Iya pelayan, pangeran pangeran gue lagi pada sibuk" Jawab Ify dengan wajah sepolos mungkin membuat geram Dea.

Brakk

"Songong ya loe! Denger, loe itu cuma anak biasa disekolah ini dan disini gue yang punya kuasa penuh. Jadi loe nggak usah sok nhelawan gue." Setelah menggebrak meja kanti, Dea langsung berdiri dan mencengkeram erat dagu Ify yang menyebabkan Ify ikut berdiri.

Dea adalah satu-satunya orang yang berani melawan Ify secara terang-terangan, tentu saja karna kuasa orang tuanya ia menjadi memiliki hak penuh atas sekolah ini. Dea memang membenci Ify, karna Ify selalu bisa mendapatkan perhatian dari empat pangeran disekolahnya, terlebih Rio. Ia tertarik pada Rio saat pertama kali melihatnya, alis tebal, mata yang tajam dan kulit sawo matang memberi kesan sempurna Rio dimata Dea.

"Dan loe juga garus inget, sekolah ini punya bokap loe, bukan punya loe.!" Menekan rasa takutnya, Ify berusaha melawan Dea. Tapi apa daya, kedua tanganya sudah ditahan oleh anteknya Dea.

"Loee!" Geram Dea.

Plakkk

"Dea Calista!" Suasana kantin mendadak sunyi. Begitu ketara aura mencekam yang keluar dari empat orang pemuda.
Dea langsung terdiam sedangkan anteknya langsung melepaskan tanganya dari Ify.

Empat pemuda itu berjalan mendekati Ify yang sedang menuduk memegangi pipinya. Cakka langsung mendekap Ify, terlihat bahu gadis itu bergetar menandakan gadis itu mengangis.

"Apa yang udah lo lakuin Dea!?" Desis Alvin tajam tepat didepan wajah Dea.

"Lo-loe jangan macem-macem ya, gue bisa aja ngeluarin kalian dari sekolah ini" Ancam Dea tak bisa menyembunyikan ketakutannya.

"Dan saat itu, gue pastiin loe dan keluarga loe jadi gelandangan" Alvin mencengkeram dagu Dea seperti yang Dea lakukan pada Ify. Ya, dari mereka berempat memang Alvin lah yang paling mudah marah, ia tak akan segan menyakiti orang yang sudah mengusik ketenangannya tak peduli laki-laki atau perempuan.

Percayalah, walaupun sekolah ini milik orang tua Dea, tapi orang tua mereka lebih berkuasa dan bisa menjatuhkan orang tua Dea kapanpun yang mereka mau.

"Sakitt" Lirih Ify mengalihkan atensi semua orang.

"Udah Vin, kita ke UKS" Ujar Rio dan mengambil alih Ify dari pelukan Cakka kemudian menggendongnya ala bridal style.
Alvin melepaskan cengkeramannya dari Dea dengan setengah menyentaknya. Setelah itu ia mengikuti sahabat sahabatnya yang sudah berjalan terlebih dahulu ke UKS.

******

Wah wahh nggak sayang nyawa emang si Dea_-

Duhh si Alvin kalo marah nyeremin ya:v

Tunggu lanjutanya dan jangan lupa bintangnya ⭐😉






The GuardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang