22.Kasihan Vero

17 11 0
                                    

SANDI POV

Sampai sekarang bahkan gue masih tidak percaya dengan pernyataan viona dikelas tadi.

Gue merasa kasihan dengan vero karna sudah dipermalukan didepan teman sekelas tadi.

Dan gue saat ini sedang mencari vero yang saat bel istirahat dibunyikan,vero sudah lari dari kelas dengan raut wajah yang sedih.

Hingga sampailah gue ditaman belakang sekolah,disini gue melihat vero yang sedang duduk di salah satu kursi taman sambil nangis sesegukan.

Karna cemas gue segera menghampiri vero.

"Vero." panggil gue.

Vero yang melihat kedatangan gue langsung mengusap air matanya seketika.

"Eh sandi,duduk." ucap vero dengan suara parau karna habis menangis.

"Udah nggak usah dihapus air matanya,gue tau perasaan kamu sekarang pasti lagi hancur banget." ucap gue.

"Bener kata viona tadi,aku itu cuma cewek yang nggak punya malu,aku cuma cewek bodoh yang mau jadi bahan pelarian seorang cowok." ucap vero.

Seketika air mata vero kembali mengalir dengan derasnya.

Gue langsung mengusap air mata vero yang membanjiri wajahnya.

"Vero gue tau kamu itu cewek kayak apa,kamu itu cewek baik nggak seperti yang kamu bilang barusan.Gue tau kamu ngelakuin ini juga karna ada alasan kan?kamu nggak akan lakuin sesuatu kalau nggak ada alasan tersendiri bagi kamu." ucap gue.

"Gue itu sudah hafal sama sifat kamu vero,kita itu udah lama kenal jadi gue sudah tau semua yang baik buat kamu dan yang mana yang buruk buat kamu." lanjut gue.

"Tapi apakah aku salah membantu bernan,aku lakuin sandiwara ini karna aku bantuin bernan agar orang tuanya nggak cemas lagi sama dia,dan agar bernan tidak berlarut-larut dalam kesedihan terus.Apakah aku salah?" ucap vero.

"Tujuan kamu bantu bernan memang nggak salah,tapi cara kamu bantu dia itu yang salah.Seharusnya kamu mencari cara lain untuk membantu dia,bukanya malah mau jadi pacar bohongan dia." ucap gue.

"Tapi aku nggak ada cara lain,menurut aku itu cara yang terbaik yang bisa aku lakukan." jelas vero.

"Tapi kalau begini kejadiannya kamu sendiri yang akan malu vero,kamu tau sendiri kan bagaimana viona mempermalukan kamu tadi?" ucap gue.

"Iya aku tau." jawab vero singkat.

"Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya vero.

"Sebaiknya kamu jauhi bernan." jawab gue.

"Sandiii,bernan itu nggak salah apa-apa dari masalah ini!" ucap vero.

"Dia salah vero dia salah,dia salah karna dia tidak bisa berfikir efek yang akan terjadi apabila melakukan sandiwara ini,dia belum mampu bertindak dewasa!" ucap gue.

Vero hanya diam tidak berkata-kata lagi.

"Gue nyuruh kamu buat jauhin bernan itu untuk kebaikan kamu vero,karna gue perduli sama kamu,gue nggak mau kamu jadi sedih gara-gara bernan apalagi sampai dipermalukan kayak gini!!" jelas gue.

Seketika vero beranjak dari tempat duduknya.

"Tapi maaf kalau aku harus menjauh dari bernan jujur aku nggak bisa,karna sesungguhnya lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah itu semakin rumit,jadi aku nggak bisa!!" ucap vero sambil berlalu meninggalkan gue.

"Tapi vero dengerin gue dulu...."teriak gue.

Tapi vero masih tetap melanjutkan jalannya tanpa menenggok ke belakang sedikitpun.

Guepun menyusul vero kembali kekelas karna memang bel masuk sudah berbunyi.





Hello....hello....hello

Apa kabar buat sobat wattpad ku,semoga sehat selalu.

Maaf ya karna part sandi atmaja sedikit banget,tapi semoga kalian suka.

Janggan berhenti sampai sini ya buat baca story aku ini,terus kepoin chapter selanjutnya.

Aku updatenya nggak lama kok,setiap hari aku bakal update story kalau nggak lagi sibuk.

Ciyeee sok sibuk banget sih aku.

Tapi nggak papa dehh
Janggan lupa kasih vote sama komentarnya juga ya guys

Salam sayang dari author😘😘

My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang