Lagi-lagi aku kalah dengan takdir, ah sialan!
Maura.Seandainya saja kita tidak pernah bertemu, pasti aku akan hidup dengan tenang tanpa memikirkan rasa sakit yang kau berikan kepada ku.
Aku tidak akan semudah itu untuk melupakan rasa sakit 10 tahun yang lalu.
"Ra, kamu udah ngerjain pr?" tanya seorang gadis cantik berambut panjang duduk disebelah Maura.
"Udah, kenapa. Kamu mau liat?" Maura memberikan buku tugas miliknya kepada teman sebangkunya sekaligus teman akrabnya.
"Hehe, makasih ya," jawab Nessa tersenyum menatap Maura.
Kemudian Maura membuka ponselnya, lalu mengeluarkan earphone miliknya dari dalam tasnya. Lalu dia mencolokan kabel earphone tersebut, dan memasangkan kedua earphone tersebut di telinganya.
"Nes, aku nonton dulu ya." Maura tersenyum menatap Nessa.
Nessa menoleh lalu membalasnya dengan tersenyum.
Ditengah keheningan Maura dan Nessa, Kenzo mengambil salah satu earphone yang terpasang di telinga Maura lalu memasangkannya di telinganya.
Maura sedikit terkejut menatap Kenzo yang berada di sebelahnya sambil tersenyum menatapnya.
"Hai Ken, sejak kapan kamu disini?" Maura menatap Kenzo yang berdiri disebelahnya.
"Aku baru datang, kebetulan aku melihat kamu lagi asik nonton film. Oh iya aku boleh ikut nonton?" tanya Kenzo menatap Maura.
"Tentu, ambil lah kursi." Maura tersenyum menatap salah satu sahabatnya sejak kecil.
"Hey, kalian menonton film tanpa ku?" Nessa meletakan pena miliknya lalu menatapa kedua temannya sejak SMP.
"Ayo nonton lah bersama kami, Nes." Maura tersenyum.
Makasih ya udh sempetin baca cerita ku
Jangan lupa vote dan komen ya, biar aku semangat upload ceritanya 💖.
🌼makasih ya🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
MAURA [Proses Revisi]
أدب المراهقين(Belum di revisi) Seharusnya kita berdua lebih baik tidak dipertemukan oleh takdir, Takdir yang membuat ku harus mengalami masa sulit ini. Maura, seorang gadis keturunan inggris-indonesia. Dia mulai mengetahui apa itu patah hati setelah bertemu deng...