Keadaan yang memaksa ku untuk menjauh dari mu.
Maura."Ra, makasih ya buat hari ini," ucap Mitha tersenyum menatap Maura.
Maura hanya menatap Mitha dengan sorot matanya yang seperti menyembunyikan sesuatu.
"Ayo, kamu harus segera pulang. Ini sudah hampir malam." Maura tersenyum kemudian kembali melanjutkan langkah kakinya menuju halte bus.
"Ra? Kamu baik-baik aja?" tanya Mitha khawatir lalu menatap Maura.
"Tentu," jawabnya sambil tersenyum.
Halte bus
"Ra, aku boleh curhat?" tanya Mitha sambil menatap Maura sekilas.
Maura mengangguk perlahan lalu menatap Maura.
"Aku sangat senang, hari ini aku bisa mengobrol dan tertawa dengan Kenzo. Bahkan sepertinya dia mau berteman dengan ku," ucapnya tersenyum mengingat kejadian di rumah Kenzo.
"Bagus lah." sahut Maura.
"Tetapi, akan kah dia menyukai ku?" tanya Mitha menatap Maura.
"A-aku yakin Kenzo akan menyukai mu," jawab Maura sambil tersenyum.
Tidak lama kemudian mobil sedan berwarna hitam berhenti tepat di halte bus, lalu seorang pria muda membuka kaca mobil sedan tersebut lalu memanggil Mitha dengan sebutan nona.
"Selamat malam, nona Mitha. Aku kesini untuk menjemput mu," ucapnya menatap Mitha.
"Bapak tidak perlu repot-repot menjemput saya, pak. Saya malam ini pulang bersama teman saya," jawab Mitha sopan.
"Mit. Sebaiknya kamu pulang duluan saja," ucap Maura menatap Mitha.
"Kamu yakin? Mau aku anterin gak?" tanya Mitha.
"Gak usah kok, Mit." Maura tersenyum.
"Baik lah, ayo pak." Mitha tersenyum menatap supir pribadi ayahnya yang ditugaskan untuk menjemput Mitha.
Kemudian mobil Mitha sudah berjalan meninggalkan tempat halte bus, dan meninggalkan Maura disana yang sedang termenung.
"Aku bodoh ... Membiarkan mereka berdua dekat, dan aku? Bagaimana tentang ku? Apakah takdir mempermainkan ku?" gumam Maura mengusap air matanya dengan kasar.
🍎🍎
Keesokan harinya
"Selamat pagi, Maura!" sapa Kenzo memasuki ruangan kelas Maura yang masih terlihat sepi dikarenakan anak-anak yang lain belum datang ke sekolah.
"Kenzo? Kamu ngapain?" tanya Maura melepaskan earphone yang terpasang di telinganya.
"Nih, aku tau kamu belum sarapan kan?" ucap Kenzo memberikan sekotak sandwich dan susu cokelat kesukaan Maura.
"Makasih ya." Maura mengambil sekotak sandwich dan susu cokelat yang diberikan oleh Kenzo.
"Ra? Kamu habis nangis?" tanya Kenzo menatap mata Maura yang terlihat sembab.
"H-hah? Gak kok. Aku kemarin kurang tidur saja," jawabnya tersenyum menatap kenzo.
"Hari ini mau main ke rumah aku lagi gak? Tapi jangan ajak Mitha ya?" tanyanya menatap Maura.
"Hari ini aku gak bisa, Ken. Besok aku ada ulangan sejarah," jawabnya menatap Kenzo.
"Kalau besok?" kata Kenzo masih mengajak Maura untuk pergi bermain bersama ke rumahnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAURA [Proses Revisi]
Dla nastolatków(Belum di revisi) Seharusnya kita berdua lebih baik tidak dipertemukan oleh takdir, Takdir yang membuat ku harus mengalami masa sulit ini. Maura, seorang gadis keturunan inggris-indonesia. Dia mulai mengetahui apa itu patah hati setelah bertemu deng...