Hanya singgah!Aku.
Aku yang selalu mengingat, meski tak di ingat.
Aku yang selalu merindu, meski tak dirindu.
Karena aku tau, ruang kosong pada hatimu yang menjadi tempat singgah ku dulu, telah menemukan pengisi yang baru. Yang lebih segalanya dari ku.
NajmaTsan.Quotes ini ditulis oleh salah satu anggota grup Penulis Wattpad.
"Aku pulang bu," ucap Maura membuka pintu rumahnya lalu menjatuhkan dirinya ke tempat duduk yang berada di ruang tamu.
"Gimana sekolahnya, Ra?" Ibu Maura mendekati anaknya lalu duduk dipinggir tempat duduk tersebut.
Maura menghela napasnya kasar. "Seperti biasa, bu. Tidak ada yang menarik."
"Benarkah?" tanya Ibu Maura menatap anaknya.
"Iya bu. Aku ke kamar dulu ya," kata Maura bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan memasuki kamarnya.
Maura membuka pintu kamarnya lalu melihat suasana kamarnya yang berwarna abu-abu, lalu dia menjatuhkan dirinya ke kasur miliknya.
"Bodohnya aku, kenapa aku harus membantunya?" gumam Maura menatap langit-langit kamarnya yang berwarna abu-abu.
"Sebaiknya aku pergi mandi." Maura bangkit dari kasurnya lalu berjalan kearah lemari pakaian miliknya.
Ponsel milik Maura berdering yang menandakan adanya penelepon entah dari siapa, Maura yang menyadarinya langsung mengambil ponselnya "Kenzo" itu lah nama si penelepon.
Maura kemudian mengangkatnya dan mendekatkan ponsel miliknya ke telinganya. "Halo Ken? Kenapa?" tanyanya
"Main yuk," ajaknya di telepon.
"Main? Kemana?" Maura dengan eskpresi yang kebingungan.
"Ke rumah aku lah, aku punya mainan baru nih. Aku jemput ya?" tanya Kenzo terlihat sangat senang.
"A-apa? Gak usah Ken, aku jalan kaki aja. Deket ini kok," jawab Maura tersenyum.
"Oh, ya udah deh. Aku tunggu ya." Kenzo tersenyum.
"Iya, sampai jumpa."
Kenzo mematikan panggilan tersebut. Kemudian Maura menghubungi Mitha, untuk mengajak pergi bersama ke rumah Kenzo.
"Hai Maura!" ucap Mitha sangat ceria dari balik telepon.
"Hai juga, tadi Kenzo telepon aku. Dia ngajak aku buat ke rumahnya katanya dia punya mainan baru, kamu mau ikut?" tanya Maura.
"Tentu! Kapan?" Mitha sangat bersemangat berbeda dengan Maura.
"Jam 16.00. Kita ketemu di halte bus," kata Maura tersenyum paksa.
"Baik lah, sampai jumpa." Mitha tersenyum kemudian mematikan panggilan mereka berdua.
Maura meletakkan ponselnya di meja belajarnya, kemudian dia mengambil pakaian yang berada di lemari miliknya, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Halte bus.
"Hai Ra," sapa Mitha tersenyum melihat Maura yang sudah datang sekitar 10 menit yang lalu.
"O-oh hai, ayo kita jalan kaki saja. Rumahnya tidak jauh dari sini." Maura tersenyum menatap Mitha.
"Baik lah." Mitha tersenyum kemudian keduanya berjalan kaki ke rumah Kenzo.
Terjadi keheningan diantara mereka berdua, hingga akhirnya Mitha memulai obrolan terlebih dahulu.
"Kenzo sering ngajak kamu kerumahnya ya?" tanya Mitha tersenyum menatap Maura.
"A-pa? Hanya sekali-sekali dia mengajak ku main ke rumahnya. Karena dia sudah punya banyak teman sekarang," jawab Maura tersenyum.
"Dahulu dia tidak punya teman?" Mitha menatap Maura.
"Dia anak yang pemalu, bahkan tubuhnya dahulu kecil. Jadi dia sering di bully, aku menolongnya saat dia di pukul oleh teman-temannya di taman sekolah saat kami masih SD." Maura tersenyum mengingat kejadian yang sudah sangat lama.
"Ceritakan lagi tentang dia, aku ingin tahu lebih banyak." ucapnya penasaran.
"Kenzo sering menghabiskan waktunya dengan bermain game kesukaannya, bermain bola basket di halaman rumahnya, bahkan dia memiliki cita-cita untuk menjadi pemain basket profesional." Maura tersenyum menatap Mitha.
Akhirnya mereka telah tiba di depan rumah Kenzo tanpa disadari.
"Ini rumahnya." Maura tersenyum menatap pagar rumah Kenzo yang berwarna hitam.
"Rumahnya sangat bagus," ucap Mitha tersenyum kagum menatap rumah Kenzo yang lumayan besar.
Maura mengirim pesan kepada Kenzo bahwa dirinya telah tiba dirumah Kenzo. Kemudian pemilik rumah tersebut untuk Keluar dari dalam rumahnya dan membuka pagar rumahnya.
"Akhirnya kamu datang juga, eh kenapa ada Mitha?" tanya Kenzo menatap kearah Mitha.
"Kami tidak sengaja bertemu, Mitha ingin mampir sebentar ke rumah mu. Boleh kan?" Maura menatap Kenzo.
"Baik lah, ayo masuk." Kenzo tersenyum.
Kemudian kedua wanita itu memasuki halaman rumah Kenzo, sementara Kenzo menutup pagar rumahnya dan pergi menyusul kedua wanita itu yang sudah berjalan lebih dahulu.
"Masuk lah." Kenzo melepaskan sendal miliknya lalu membukakan pintu untuk keduanya.
"Eh, ada nak Maura. Tumbenan mampir ke rumah tante." kata ibu Kenzo yang berada di dapur rumahnya memasak muffin kesukaan Kenzo.
"Iya tante. Kenzo ngajak main bareng," jawab Maura mendekati ibu Kenzo lalu mencium punggung tangan ibu Kenzo.
"Ini siapa? Temen baru Kenzo?" ucap ibu Kenzo tersenyum menatap Mitha.
"Iya tante, kenalin aku Mitha." Mitha tersenyum lebar menatap ibu Kenzo lalu mencium punggung tangan ibu Kenzo.
"Oh gitu." jawabnya tersenyum.
"Tan, aku bantuin ya?" tanya Maura tersenyum menatap ibu Kenzo.
"Gak usah repot-repot Ra," jawab ibu Kenzo tersenyum.
Maura memberi kode kepada Mitha untuk pergi menemani Kenzo yang berada di dalam kamarnya, sementara Maura akan membantu ibunya Kenzo.
Mitha yang mengerti maksud kode Maura langsung tersenyum menatap Maura.
"Tante, Mitha ikut bantuin juga ya?" ucap Mitha tersenyum.
"Gak usah sayang. Kamu temenin Kenzo aja ya," jawabnya.
Mitha tersenyum menatap ibu Kenzo dan Maura, Maura hanya mengangguk menatap Mitha kemudian Mitha pun pergi ke kamar Kenzo.
"Makasih, Ra." bisik Mitha tersenyum menatap Maura.
Maura tersenyum menatap Mitha, lalu dia membantu ibu Kenzo yang sedang memasak kue muffin.
"Ra? Kamu masih suka sama Kenzo?" tanya ibu Kenzo menatap Maura.
"M-Maksud tante?" kata Maura.
"Tante tau perasaan kamu," ucap ibu Kenzo tersenyum menatap Maura.
Haii gais, makasih ya udh baca cerita aku. Ini kisah karangan aku sendiri.
Semoga kalian suka ya.Jangan lupa vote dan komen agar aku tetep semangat bikin ceritanya 😉❤.
![](https://img.wattpad.com/cover/223886638-288-k317895.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAURA [Proses Revisi]
Novela Juvenil(Belum di revisi) Seharusnya kita berdua lebih baik tidak dipertemukan oleh takdir, Takdir yang membuat ku harus mengalami masa sulit ini. Maura, seorang gadis keturunan inggris-indonesia. Dia mulai mengetahui apa itu patah hati setelah bertemu deng...