0.9 - Terungkap

239 27 12
                                    

"Neth tangan lo merah banget." Ucap nashwa.

Kini mereka sedang berada di uks memeriksa tangan anneth yang merah.

"Gua gak apa apa wa nanti juga sembuh sendiri. " ucap anneth enteng.

Nashwa menarik ponsel dari saku roknya. "Gue chat ucha dulu. Kita anterin lo ke rumah lo sampe selamat." Ucapnya sambil sibuk mengetik pesan.

Anneth memegang ponselnya. "Gue gak apa apa gue chat pak am-" tangan anneth ditahan oleh nashwa. "Please neth gue ngerasa bersalah banget." Bujuk nashwa.

"Kenapa?" Tanya anneth heran. Muka nashwa panik, takut jika rahasia nashwa dan deven bersaudara terbongkar.

"Kalo lo lecet gue ngerasa bersalah soalnya gak bisa jaga lo sedangkan gue kan paling besar antara lo sama ucha." Ucap nashwa.

Anneth mengangguk lalu memeluk nashwa. "Makasih wa. Padahal kita baru sahabatan tapi lo udah sesayang itu sama gue." Nashwa mengangguk sambil membalas pelukan anneth. "Sama sama, neth."

"IKUTAN DONG!!" Teriak charisa menggelegar dari arah pintu. Mereka berpelukan bertiga

"Kok cepet?" Tanya anneth.

"Cepet apanya?" Tanya charisa lemot.

"Kesininya."

"Ooohh. Tadi kan gue belum pulang. Gue ada di kantin dari tadi." Ucap charisa nyengir.

"Lo sih tadi neth langsung pamit padahal gue mau ngajak lo makan." Ucap charisa.

"Hehe."

"Wa tadi kok lo ada di warung belakang?" Tanya anneth penasaran.

"Ohh itu gue mauu emm jajan! Ya mau jajan gue!" Ucap nashwa bohong. Alasan sebenarnya adalah memastikan adik tirinya aman.

"Ohhh jajan..."

"Eh yaudah yuk neth pulang!" Ajak charisa semangat pasalnya ini adalah hari pertama charisa bertamu ke rumah anneth. Anneth mengangguk menyetujui.

Anneth membuka ponselnya lalu memencet aplikasi 'whatsapp' tak sengaja matanya mengarah ke kontak deven.

DevenIce
Online

Maaf.
Read.

Maaf.
Read.

Maaf.

Ya.
Read.

Anneth menatap percakapannya dengan deven. Sejujurnya ia tidak kecewa karena deven kasar dengannya karena anneth pikir deven memang sifatnya kasar. Namun anneth sedih jika ia harus menjauhi deven. Ia ingin memberi deven warna. Ia senang melihat orang lain senang karenanya. Ia senang menebarkan warna pada siapapun.

Anneth terhanyut dalam lamunannya ia pun tersadar niat awalnya adalah menchat pak amin

Anneth, Charisa dan Nashwa pun menunggu di halte bus. Tak sengaja anneth melihat motor deven sedang melaju. Mata anneth dan mata deven lagi lagi bertemu. Matanya selalu kosong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

W A R N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang