สิบ

1.7K 183 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Chapter 10
.
.
.




"Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur."

Kata-kata Nanon yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu.

Lelaki itu sudah melepaskan kemejanya, dan membuka ikat pinggangnya lalu meletakkannya di ujung ranjang. Matanya begitu dingin, ekspresi wajahnya tenang, terlalu tenang, hingga membuat Chimon gemetar cemas.

"Kau...Harus...Mendengarkan." Chimon masih mencoba, meskipun melihat ekspresi wajah Nanon, ia tahu ia tidak akan berhasil.

Nanon terlalu marah, dia terlalu dibutakan oleh kemurkaannya.

"Lepaskan kemejamu Chimon." gumam Nanon datar.

"Phi..." wajah Chimon langsung pucat pasi mendengar perintah yang diucapkan tanpa ekspresi.

"Lepaskan."

Nada suara Nanon begitu menakutkan. Mungkin Chimon akan lebih berani menghadapi jika Nanon berteriak-teriak marah dan membentaknya. Tetapi lelaki ini begitu tenang hingga menakutkan.

Dengan gemetar Chimon melepas kancing demi kancing kemejanya. Menatap Nanon dengan wajah memohon, tetapi lelaki itu tidak terpengaruh.

Setelah seluruh kancing kemeja Chimon terlepas, dia berdiri sambil menggenggam kemejanya yang terbuka dengan kedua tangannya erat-erat, berlutut di ranjang itu, memohon belas kasihan kepada lelaki yang berdiri di tepi ranjang dan tampak kejam.

"Aku bilang lepaskan kemejamu, Ai'Chimon," suara Nanon tetap lembut dan terkendali, tapi entah kenapa Chimon makin gemetar mendengarnya, dengan sudah payah dia melepaskan kemejanya dan menjatuhkannya ke kasur, menatap Nanon tanpa daya.

"Sekarang celananya." sambung Nanon setelah mengamati tubuh Chimon tanpa malu-malu, membuat seluruh wajah dan tubuh Chimon merah padam.

"Tidak...!" chimon berusaha membantah, dia tidak mau dilecehkan seperti ini, dipaksa membuka baju dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.

"Aku bilang celananya juga!" suara Nanon sedikit naik, tetapi tetap tenang. Matanya menatap tajam tak terbantahkan, hingga mau tak mau Chimon bergerak melepaskan Celana Jeansnya, air mata mulai mengalir di mata Chimon.

Hening cukup lama, Nanon terdiam sambil menatap Chimon tajam. Dan Chimon berlutut di ranjang itu dengan tubuh gemetaran, berusaha memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang kecil.

"Lepas pakaian dalammu."

"Tidak!!" dengan was-was Chimon berseru, tanpa sadar tubuhnya beringsut ke ujung ranjang, ketakutan.

Sikapnya itu malah menyalakan api kemarahan di wajah Nanon, lelaki itu sudah tidak setenang tadi.

"Kenapa tidak Ai Chimon? Pelacur cilikku? sudah tak terhitung berapa kali aku melihatmu telanjang, dan kau melakukan semuanya dengan sukarela kan? Demi uang tiga ratus juta...", Suara Nanon terdengar jijik, dia melangkah maju mendekati ranjang dan secara otomatis Chimon langsung beringsut mundur menjauh.

Romantic Story About Chimon {NaMon}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang