8. Johan?

97 11 0
                                    

Play the mulmed—Stay with you
Cheat codes.
------------------------------------------------------

Yang males belajar. Sini aku kasih motivasi.
"INGET KAMU ITU BODOH!"

*****

Setelah kejadian itu—tawuran antara kru SMA Angkasa dan kru SMA Mentari, sekarang giliran petugas keamanan yang bertindak. Mereka segera bertindak cepat. Sehingga semua kekacauan yang telah di perbuat telah tertangani. Konflik itu juga telah selesai. Mengatasnamakan keterangan penyekapan salah satu murid SMA Mentari Bangsa yang diduga sebagai umpan untuk memancing kedatangan geng sekolahnya. TPOM.

Andri dan kawan kawan Nathalie pun sudah di beritahukan perihal kondisi Nathalie sekarang. Terlebih Aldi. Aldi sangat bingung ketika di beritahu ada tawuran di markas Angkasa. Belum lagi Andri yang terus menelponnya menanyakan perihal Nathalie yang tak kunjung pulang. Semua kecemasan itu nampak berlipat-lipat setelah melihat kondisi Nathalie. Mereka di beritahukan bahwa Nathalie masuk ke rumah sakit sebab luka di bagian bahunya.

Ohh, kita melupakan seseorang. Johan. Ia pun sama dengan Nathalie, namun Johan hanya mengalami luka di bagian wajah dan perut. Tak seberapa namun sepertinya Nathalie memukulnya terlalu keras. Atau memang Johan yang lemah?

Kini orang orang yang menjenguk Nathalie satu persatu pulang kerumahnya masing masing. Kecuali Marcho. Ia tinggal di basecamp. Sebenarnya Marcho adalah juru kunci ruangan di basecamp itu. Banyak sekali ruangan ruangan yang sengaja di rahasiakan oleh Nathalie.

Di ruangan bercat putih itu hanya ada Nathalie yang belum membuka matanya, sedangkan Aldi dan Andri memilih untuk duduk di sofa yang disediakan disana.

"Gue gak tau mau ngomong apa lagi. Gue... Minta maaf bang, karena gak bisa jagain Nata" sesal Aldi dengan menunduk.

Andri yang melihat itu hanya memegang bahu kanan Aldi, ia menghembuskan nafas perlahan. "bukan salah Lo, Lo kan nggak tau apa apa" ucapnya menenangkan.

Pembicaraan mereka terhenti saat terdengar bunyi telfon. Andri beranjak menjauh sedikit untuk mengangkat telfonnya. Beberapa menit kemudian ia kembali dengan wajah yang agak lesu.

"Lo bisa jagain Nata gak? Gue ada jadwal sama klien"

"Selarut ini?"

"Iya nih penting soalnya"

Aldi hanya mengangguk pasrah tentang itu. Andri memang tak pernah berubah. Dari dulu ia selalu mementingkan pekerjaan kerja kerja dan kerja. Makanya Nathalie tumbuh menjadi gadis yang kurang perhatian, terutama perhatian ibu dan keluarga.

Setelahnya Andri memutuskan untuk pergi mengunjungi kliennya. Sedangkan Aldi, ia beranjak duduk di sebuah kursi samping brankar Nathalie. Ia memandang sendu wajah Nathalie. Memang tak terlihat pucat, namun bisa dipastikan luka itu luka tusuk di bagian bahunya sangat dalam. Seragam polisi yang membawanya bahkan sampai terkena bekas darahnya. Polisi. Lagi.

Lebih dari tiga puluh menit Aldi tetap bergeming di tempatnya. Batinnya berteriak pilu.

"Andai Lo tau apa yang gue rasain Nat. Tapi nggak. Gue gak akan biarin Lo tau. Cukup gue dan Tuhan aja yang tau. Lo gak usah." Batin Aldi bersedih. Ia merasa tidak becus menjaga Nathalie. Perlahan. Matanya menutup dan terlelap di samping Nathalie.

Waktu menunjukkan pukul satu dini hari. Perlahan mata indah itu membuat gerakan kecil. Bulu mata yang lentik terangkat seiring pergerakan kelopak matanya. Jemari yang terpasang infus itu mulai bergerak. Nathalie membuka matanya perlahan. Buram. Ia menyipitkan matanya untuk menyesuaikan cahaya di dalam ruangan itu. Mencoba bangun, ia tersadar akan kehadiran seseorang yang tengah menunduk di sampingnya. Perlahan jemari lentik itu mendekat kearah rambut orang itu. Aldi. Nathalie mengusap kepala Aldi pelan. Ia tahu, sahabatnya ini akan selalu ada disampingnya saat suasana apa pun.

My Boyfriend Is a Police [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang