9. Pengawas!

126 14 1
                                    

Play in the mulmed—love story Taylor Swift
----------------------------------------------------
"Menjadi dewasa itu sulit. Semua atensi akan buruk sesuai dengan perlakuan. Ingin rasanya mengulang ke masa kecil, tapi jika kita kecil terus, kapan kita belajar untuk menjadi dewasa?"

*****

"

APA!" Seorang lelaki berteriak keras sambil menggebrak meja didepannya. Ia memandang tajam orang didepannya yang sedang ketakutan sambil memegang beberapa map dengan tangan bergetar.

"Bagaimana bisa? Saham di New York itu adalah pusat dari saham saham perusahaan lainnya. Dan kalau itu terjadi, cabang kantor yang lain tidak akan bisa menyeimbangkan!"

"Ma... Maaf pak... Tapi ini masih bisa di benahi, anda tenang saja.. ini akan segera berakhir" ucap orang itu sambil menunduk hormat.

Andri menghela nafas panjang. Pikirannya berkecamuk antara pekerjaan dan adiknya. Nathalie baru saja pulang dari rumah sakit pagi ini—saat di beritahu oleh Aldi. Dan sekarang urusan pekerjaan mampu mengenyahkannya untuk keluar dari Indonesia.

"Bisakah kau yang urus? Saya tidak bisa pergi ke luar negeri dalam beberapa hari ini." Ujarnya seraya kembali duduk.

"Maaf pak.. tapi ini tentang saham pusat, dan tidak sembarang orang bisa menetralkannya. Sepenuhnya hak alih, anda yang menggenggamnya." Kembali orang itu meletakkan map yang tadi dipegangnya di meja.

"Kalau begitu saya permisi pak" pamitnya lalu melangkah keluar.

Membuang nafas kasar, Andri kembali berpikir. Siapa yang akan menjaga Nathalie nantinya? Bodyguard? Di jamin Nathalie akan menolak keras dan tak menurut. Aldi? Ia sudah terlalu banyak merepotkan Aldi. Lalu siapa? Seseorang yang bisa membuat Nathalie tunduk. Oh menurut saja sudah sebuah keajaiban.

Tiba tiba kejadian kemarin terlintas di kepalanya. Dimana Andri bertemu dengan teman lamanya, mengobrol, dan saling berbagi cerita. Sosok yang menurut Andri dapat membuat Nathalie tunduk. Lantas Andri meraih handphonenya, mengutak Atik sebentar dan mendekatkan benda itu ke telinga.

"Halo..."

*****

Berbaring telungkup di atas kasur sambil memejamkan matanya. Berusaha rileks dengan menetralkan semua kekacauan yang telah terjadi. Itulah yang gadis remaja ini lakukan. Setelah percekcokan dengan mantan sahabat, berakhir di rumah sakit, memulai drama, kembali ke rumah—dan sekarang bersantai ria di dalam kamar setelah sebelumnya tertidur selama tiga jam.

Sesekali Nathalie meringis pelan menyadari luka di bahunya yang belum sepenuhnya sembuh total tapi sudah lumayan mengering. Di siang hari yang terik begini adalah hari yang tepat untuk mengistirahatkan tubuh sejenak.

Hari ini hari Senin. Nathalie bersyukur ia terbebas dari rutinitas  upacara bendera di SMA Mentari Bangsa. Selintas bayangan tentang masalalunya terngiang. Masa di mana ia sangat merasa bersalah dan disalahkan. Jujur, perasaannya kini khawatir menyadari kemunculan tokoh utama yang membuatnya se-trauma ini.

Menyadari perutnya yang mulai bergetar karena lapar, ia memilih menuju dapur untuk melihat apa yang bisa dimakannya. Tadi pagi Aldi meninggalkan makanan untuk Nathalie jika sewaktu-waktu Nathalie merasa lapar. Ia tahu Nathalie tidak bisa memasak dan sangat malas untuk beli di luar.

Nasi goreng seafood dengan dua buah sandwich tergeletak di atas meja pantri.

"Untung Niki gak suka makan nasi"

Nathalie melirik seekor kucing yang tengah tertidur pulas diatas sofa depan tv. Nampak tenang dan gembul.

Setelah selesai memakan makanannya, Nathalie beralih menghampiri kucing yang ia beri nama Niki. Dipindahkannya tubuh kucing yang tak seberapa berat itu kepangkuannya. Tangannya terulur mengelus bulu bulu kucing berjenis anggora, kucing itu nampak biasa saja dan malah semakin tertidur pulas.

My Boyfriend Is a Police [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang