13~RAHASIA BESAR (3)

1K 85 5
                                    

Hari sudah mulai sore, kami memutuskan untuk pulang dan menghabiskan hari ini dengan mengobrol di taman belakang rumah.
.
.
.
Zia Abigail POV.

"Abigail duduk sini sayang" Mama menggilku dengan lembut. Aku menurut dan duduk di antara mama dan papa.

"Papa rasa Abigail sudah cukup besar sekarang" Papa memulai pembicaraan dengan serius.

"Tapi papa akan selalu menyebut Abigail sebagai little princess papa bukan?" Aku mengembungkan pipiku.

"Tentu saja"

"Ah papa. Terus saja begitu" papa mencubit hidungku dengan gemas.

"Mama punya sesuatu untuk Abigail" Mama menyodorkan sebuah kotak persegi kepada ku. Kotak itu terlihat seperti benda antik dengan aksen yang indah.

"Apa ini? Boleh Abigail buka sekarang?"

"Silahkan"

Aku segera membuka kotak itu.

"Sebuah buku? Untuk apa?" Tanyaku untuk kedua kalinya.

Buku dengan sampul coklat polos itu terlihat sedikit usang, kuperkirakan benda ini sudah bertahun tahun tak tersentuh.

Tidak hanya buku, tenyata di dalam kotak itu juga terdapat sebuah kalung.

"Krystal?" Aku membelalak tak percaya. Bagaimana bisa benda berharga seperti ini di berikan untuk ku?

"Itu Adalah milik mu. Mama dan papa menyimpanya sudah lebih dari 15 tahun" Jelas mama.

"Milikku?"

"Iya, ini milikmu sayang" Mama mengambil kalung krystal itu dari genggamanku kemudian membantuku untuk mengenakannya.

"Cantik" Kata papa dan mama bersamaan.

Perasaan berbeda kurasa menelisik dalam jiwa saat kalung itu bersentuhan dengan kulitku. Rasanya aku kembali menemukan sesuatu yang selama ini hilang. Seolah kalung ini adalah separuh dari nyawaku.

"Abigail" Panggil mama dengan suara yang lebih lembut dari biasanya. Air mukanya berubah menjadi sendu.

"Jangan pernah lupakan mama dan papa ya sayang" Aku tak tahu kenapa sekarang mama menitihkan air mata.

"Kenapa bicara seperti itu?"

"Mau tidak mau, kamu harus kembali ke duniamu Abigail. Kamu tidak bisa berlama lama disini, ini bukan tempatmu yang sesungguhnya" Ucapan mama sama persis dengan ucapan wanita yang datang tiga hari yang lalu. Sekarang aku tahu siapa sosok yang dibicarakan mereka waktu itu. Ya. Itu aku.

"Bukan duniaku? Pah, mama bicara apa sih? Kenapa kalian jadi aneh? Kalian tidak akan meninggalkan Abigail sendiri kan?" suaraku mulai bergetar, melihat mama dan papa yang terus menangis membuat hatiku terasa hancur.

"Bukan kami yang akan pergi, tapi kamu sayang" Papa memelukku dengan erat.

"Maksud papa apa.. Hikss... Abigail gak mau pergi pah... Hiks hiks.. Abigail mau tetap disini sama mama papa" Tangisku pecah dalam dekapan papa. Apakah ini akan menjadi pelukan terakhirku dengannya? Aku tidak berharap hal itu terjadi.

"Kamu harus kembali sayang, kamu harus menyelamatkan kedua orang tua mu"

Deg.

Aku membeku dalam bisu. Kenyataan macam apa ini?

Valeria AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang