17~SIHIR ?

900 78 1
                                    

"Mau kemana?" Tanya Vivian sebelum gadis bermata merah darah beranjak dari tempatnya.

"Menemui Miss Alina" Ucapnya kemudian menghilang.
.
.
Zia Abigail POV.

Menghilang? Kemana gadis Vampir itu pergi? Aku bahkan tidak melihatnya menyentuh gagang pintu. Oh tuhan, aku ingin pingsan saat ini juga.

"Kebiasaan. Selalu saja menghilang" Lucy menggeleng pelan melihat kelakuan temannya itu.

"Hey Abigail. Kau baik baik saja kan?" Vivian melambaikan tanganya di depan wajahku.

"Ah_ehh_kemana dia?" Pikiranku masih menerawang pada kejadian yang aku lihat. Menghilang? Apakah itu salah satu kelebihan seorang Vampir?

"Maksudmu Claudia? Hahah kau tidak perlu ketakutan seperti itu melihatnya. Gadis itu memang selalu menggunakan kemampuan berteleportasi kemanapun ia pergi, kecuali jika menempuh jarak yang lumayan jauh" Vivian menerangkan dengan ramah.

Aku menghembuskan nafas lega.

"Namanya Alika Claudia, Ia salah satu Vampir yang bersekolah disini. Tapi kau tenang saja, karena dia termasuk spesies Vampir jinak" Lucy terkekeh di akhir kalimatnya.

"Salah satu? Berati bukan hanya dia? Apakah Vampir disini sangat banyak?" Aku terbelalak mendengarnya. Sekarang aku akan dikelilingi oleh para Vampir.

"Tidak banyak, hanya beberapa. Nanti akan aku kenalkan" Seru Vivian dengan Antusias.

"Bilang saja kamu ingin PDKT dengan Darrel"

"Diam kau Lucy" Bentak Vivian pada sahabatnya.

"Sudah sudah. Sekarang bolehkan aku mengetahu dimana kamar ku? Rasanya badanku sangat lengket, aku ingin segera mandi kemudian istirahat sebentar"

"Hehe maafkan kami Abigail. Mari sini biar aku antar" Aku mengangguk kemudian berjalan di belakang Lucy.

"Aku ikut" Siapa lagi kalau bukan Vivian? Gadis itu segera berjalan di sebelahku.

"Ini kamarmu Abigail" Aku, Vivian dan Lucy berada didepan ruangan dengan pintu bercat putih yang katanya akan menjadi kamarku selama tinggal di Academy ini.

"Ohya Abigail, yang itu kamarku" Vivian menunjuk kamar disebelah kamarku dengan antusias.

"Dan yang itu kamar Claudia" Telunjuknya beralih kepintu ruangan disamping kamarnya.

"Hmm_kalau yang diujung sanaa_lupakan saja. Anggap saja dia tidak tinggal bersama kita"

Plak.

"Siapa yang kau maksud?" Lucy menatap Vivian dengan tatapan membunuh. Sementara yang di tatap hanya menyengir tak berdosa.

"Sudahlah, aku bahkan belum sehari disini namun sudah cukup lelah melihat perdebatan kalian berdua" Abigail mencoba menengahi.

"Hehehe_nanti juga kau akan terbiasa dengan sikap Lucy"

"Kenapa aku lagi?" Lucy tak habis pikir kenapa ia bisa bersahabat dengan si mata Amber ini.

"Aku masuk dulu, kalian disini saja" Saat Abigail hendak menyentuh gagang pintu, Vivian mencegatnya dengan cepat.

"Kenapa?" tanya Abigail bingung.

"Biar aku saja"

Hanya sebuah tiupan kecil, pintu kamar itu sudah terbuka lebar.

"Silahkan masuk teman, bukannya seperti tadi akan jauh lebih mudah?" Vivian lupa bahwa Abigail belum terbiasa melihat hal hal semacam itu.

Bughhh

"Abigail" Teriak Vivian dan Lucy bersamaan ketika Abigail tersungkur kelantai.

Valeria AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang