11~RAHASIA BESAR (1)

1.1K 86 1
                                    

15 tahun berlalu.

Kringg, kringg, kringgg....

Suara alarm membuat seorang gadis cantik menggeliat dari tidurnya, kelopak matanya perlahan terbuka saat ia berusaha mengumpulkan kesadaran.

Tok, tok , tok...

Suara ketukan pintu selalu menjadi alarm kedua baginya setiap pagi.

Zia Abigail POV

"Abigail, kamu udah bangun belum?" Suara khas wanita paruh baya terdengar dari balik pintu. Aku mengenali suara itu, ia adalah mama, orang yang selalu mengisi hari hari ku dengan kasih dan sayangnya.

"Udah ma, Abigail mau mandi dulu"

"Mama tunggu di meja makan ya sayang"

"Iya"

Aku segera beranjak dari tempat tidurku, tak lupa untuk menyingkap tirai yang masih menghalangi arah masuknya cahaya.

Nerta ku terkatup sebab sinar surya itu terlihat begitu menyilaukan. Refleks aku menutupi wajah dengan punggung tangan, tapi apa ini? Awan awan perlahan bergerak menutupi matahari itu, seolah mengerti dengan maksudku.

Perkenalkan namaku Zia Abigail. Aku hidup di tengah keluarga yang begitu miskin, namun kehadiranku cukup membawa mujizat disini karena sekarang Papa sudah menjadi pengusaha besar di luar negeri, dan Mama memiliki berbagai macam usaha di bidang fahsion (itu kata mama sih).

"Selamat pagi mama cantik" Sapa ku saat menuruni tangga.

"Hai sayang, ayo makan dulu"

"Iya mah, mama masak apa hari ini?"

"Biasa lah, makanan kesukaan kamu"

"Wah, mama terbaik lah" Aku mengecup singkat pipi mama, kemudian mengambil posisi duduk untuk segera menyantap makanan

.
Skip perjalanan menuju sekolah~~
.

Aku melangkahkan kakiku sepanjang koridor sekolah menengah atas dan disambut oleh sapaan hangat dari teman teman.

Rambut ku yang berwarna hitam legam, aku biarkan tergerai hingga semakin memancarkan aura kecantikan ku.

"Selamat pagi Zia"  itu Shera, salah satu di antara beberapa orang yang membenciku. Ia juga murid Kelas X IPA 1 sama sepertiku.

"Pagi Shera" aku berusaha mengabaikan tatapan sinisnya.

Brakk.

"Kenapa?" aku sudah terbiasa dengan sikap Shera yang satu ini. Ia selalu saja menggangguku.

"Maksud lo pulang sama Rio kemarin apa?"

"Memangnya kenapa?" Tanyaku acuh.

"Gue udah pernah bilang kan, jangan pernah lo deketin Rio atau lo akan tahu akibatnya"

"Orang Rio duluan yang deketin gue"

Plakk.

"Shera_Awssh

Setelah tamparan, Shera beralih menjambak rambutku.

Aku tidak terima dengan perlakuan Shera yang tidak pantas seperti itu, amarahku semakin memuncak.

Brakk.

Waktu seolah terhenti ketika tanganku mendarat dengan keras di atas meja. Apa lagi ini? aku berusaha tidak peduli dengan keadaan dan memilih keluar dari dalam kelas.

Kau harus tahu sebuah fakta. Ternyata bukan hanya teman teman sekelasku yang diam tak bergerak semua murid bahkan guru yang berada di luar kelas juga diam tak berkutik.

Aku terus mempercepat langkahku menuju roftoop sekolah, melihat semua ini semakin membuatku berpikir yang tidak tidak.

"Huftt, Disini terasa sangat sejuk"  Gumam ku tanpa ada seorangpun yang mendengar (Menurutku sih)

"Sedang apa?" Itu suara yang tak asing bagiku.

"Rio?" Rupanya aku tak sendiri disini. Tapi bukankah orang orang di luar sana tak bisa bergerak dari tempatnya? Kenapa Rio bisa berada di sini?

"Sedang apa?" Ulang Rio.

"Menghindar dari perlakuan yang tidak pantas" ucapku tenang, kemudian memejamkan mata.

"Apa yang terjadi di luar sana?"

Aku hanya mengangkat bahu acuh. Aku juga tak tidak paham mengapa mereka bisa seperti itu.

"Abigail"

"Hmm"

"Rambutmu indah"

"kurasa tidak ada yang berubah dari rambutku. Kenapa baru kali ini ia memujinya?"

"Apa kau baru mewarnai rambutmu?"

"Hah?" Aku segera mengambil cermin mini yang sering aku bawa kemana mana.  Benar saja. Kenapa sekarang rambut hitamku memiliki gradasi biru muda? Kurasa aku tidak pernah mewarnainya.

"Kenapa?" Tanya Rio lembut.

"Kurasa aku harus pulang sekarang, mama pasti sudah lama menunggu"

"Bodoh. Apa yang barusan aku ucapkan? Mana mungkin mama menungguku di jam sekolah seperti ini?" Aku merutuki kebodohan ku dalam diam.

Valeria AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang