Perusahaan tempatku berkerja memiliki 3 shift jam kerja. Pagi, siang, dan malam. Sabtu ini, aku mendapat giliran jaga malam bersama 2 temanku, laki-laki. Perempuan tidak berkewajiban untuk jaga malam.
Jam 8 malam, shift kami dimulai. Kami bekerja seperti biasa, menerima panggilan perihal keluhan, konfirmasi dan melayani beberapa pertanyaan dari customer. Tidak jarang kami dapat panggilan iseng. Aku dan kedua temanku, Ali dan Ika, sudah standby di ruang kerja untuk Call Center. Ruangan yang cukup luas itu terdiri dari 3 baris meja kerja. 1 baris terdiri dari 8 meja kerja dengan sekat kayu yang cukup tinggi, seperti warnet. Aku dan Ali menempati meja kerja di baris pertama. 2 meja yang paling dekat dengan pintu. Satu-satunya pintu yang ada di ruangan itu. Sebuah pintu kaca besar yang terbagi dua, dengan dua handle besi yang sudah cukup tua. Kita akan bisa mendengar suara dencitan besi engsel jika ada orang yang membuka pintu itu. Sedangkan Ika, dia menempati baris ketiga.
Kami bisa santai jika panggilan dari customer sedang sepi, makanya aku dan Ali bisa berbincang banyak hal. Kami mengobrol ngalor ngidul seperti khasnya obrolan antar laki-laki. Kami tidak tahu posisi Ika, karena dia berada di sekat ketiga. Pun, jika kami berdiri, Ika tetap tidak terlihat karena sekat meja ini cukup tinggi. Yang kami tahu, dia bilang ingin menelepon pacarnya di sana. Jadi ingin tempat yang agak jauh dari kami.
"Ka!" Panggilku agak keras hanya untuk memastikan dia masih bangun. Ruangan ini cukup kedap suara, jadi suara biasa seringkali tidak akan terdengar.
"Ya, man! Aman." Jawabnya tegas.
Tidak terasa, waktu sudah beranjak ke jam setengah 10 malam. Bersamaan dengan terdengarnya suara langkah kaki yang bergerak mendekat. Dan suara mengucap.
"Eh, toilet yuk." Suara Ika memotong obrolan antara aku dan Ali. Tebakan kami Ika pasti lagi ada masalah dengan pacarnya. Karena sikapnya gak biasa banget. Terlebih, biasanya dia itu tipe yang manggil nama, walaupun cuma sebatas mengajak.
"Nggak, Ka. Duluan aja. Belum pengen. Lagian masih jam 10." Jawabku, Ali pun sepertinya sama.
Biasanya, kami ke toilet bersamaan sekitar jam 1 dini hari, atau lebih. Dengan kondisi perut yang normal. kurang dari jam 1, masing-masing. Lalu Ika pun menuju ke toilet, kami lanjut mengobrol. Kami tidak mendengar suara pintu itu di buka, tapi kami lihat Ika sudah berjalan di luar, menuju toilet. Kami tidak terlalu memedulikan itu.
10 menit berlalu sejak Ika ke toilet, namun dia belum juga kembali. Tapi kami sama sekali tidak khawatir, karena kami sudah biasa jaga malam seperti ini. Paling parah juga sakit perut.
Sudah saatnya kami mengecek dashboard, sebuah layar LCD yang berisikan info jumlah penggilan yang masuk, yang terangkat, dan yang abandoned atau tidak terangkat selama 24 jam. Untuk dijadika laporan harian. Di situ juga kami bisa memantau apabila ada request dari atasan. Posisi dashboard ada di baris kedua meja, ditengah-tengah ruangan. Karena Ika sedang ke toilet, aku dan Ali beranjak dari tempat duduk kami, menunda sebentar perbincangan kami untuk mengecek ke tengah.
Mumpung di tengah, aku iseng mengecek barisan meja ketiga. Mataku melotot saat aku lihat Ika sedang duduk santai di meja tengah barisan ketiga. Dia sedang asik memainkan hp-nya. Aku menarik Ali untuk memastikan apa yang aku lihat itu Ika apa bukan. Ali pun sama kagetnya denganku.
"Ika! Bukannya tadi kau ngajak kami ke toilet?" teriak ku pada Ika.
"Apasih, orang aku dari tadi di sini." Jawab Ika tegas. Aku berharap Ika hanya bercanda. Tapi raut wajahnya sama sekali tidak menunjukkan itu. Dia serius, dan aku bisa lihat itu.
"Ya, yang bener kau?" Tanya Ali sedikit terbata-bata dalam ucapannya.
"Eh, beneran." Jawab Ika yang terlihat bingung akan tingkah laku kami.
"Li, kau liat kan tadi Ika ngajak ke toilet terus keluar? Pas kita lagi ngobrol. Terus, kau liat gak Ika masuk lagi?" Tanyaku pada Ali memastikan.
"Iya, jelas banget. Kan dari tadi juga kita bareng." Jawab Ali yakin.
"Terus, yang tadi ngajak ke toilet itu siapa!?"
Narasumber: dalimanbd

KAMU SEDANG MEMBACA
GHOSTBUMPS
HorrorKumpulan kisah pengalaman supranatural dari berbagai narasumber yang dinarasikan kembali dari sudut pandang orang pertama. Dikurasi oleh asperarga.