Anin's Story

62 7 1
                                    

Masing-masing kita memiliki zona nyaman. Memiliki ruang yang tak sembarang orang bisa memasukinya.

Begitu pula aku. Kerasnya hidup mengajarkanku agar menjaga zona nyaman itu tetap aman. Tidak diganggu oleh siapapun pun itu keluarga yang menemani nyaris seluruh umurku.

Tapi mengapa? Dia dengan lancangnya datang. Berawal dengan mengganggu dari luar zona nyaman. Tak menyerah meski yang lain sudah lama pasrah. Tak berhenti meski aku bersikap protektif terhadap diri sendiri. Hingga akhirnya, saat aku menyadari dia ada. Dia terlanjur masuk. Menyiksa zona ku yang terlalu nyaman dengan kata sepi dan sendiri. Menggoda hatiku yang selama ini tidak peduli. Memancing diriku yang tidak pernah ingin memulai apapun.

Aku terjebak, begitu dalam hingga tanpa sadar tenggelam. Tak memiliki pegangan untuk kembali ke permukaan. Dan saat itulah kekecewaan mencabik hati yang selama ini terasa mati.

Dan di sinilah aku. Memasuki cafe' yang tampak asing namun nyaman dalam sekali waktu. Seperti dia dulu.

"Welcome to Broken Cafe'," ucapan riang penjaga kasir 10 meter di depanku menggema. Membuatku tanpa sadar mendekat ke arahnya.

"Mau pesan apa?" Nada suaranya masih terdengar riang meski samar-samar mulai terdengar khawatir.

Aku tetap menatap kosong kertas menu. Berdiri di depan mesin kasir. Aku tidak tau apa yang membuat langkah kakiku ke dalam cafe' ini. Ah iya, namanya. Namanya seolah berkata bahwa aku akan menemukan solusinya di sini.

"Or do you want our special menu? That is 'fix your broken'." Kalimat penjaga kasir itu membuatku tersentak. Ia menatapku dalam. Raut wajahnya begitu menyenangkan dan menenangkan.

Ya, aku butuh itu. Aku baru menyadari bahwa rasa sakit ini adalah efek betapa hancurnya aku. Betapa aku menyesali keputusan yang ternyata sangat terburu-baru.

Harusnya sedari dulu aku bertahan dengan prinsipku. Jangan pernah menikmati kata 'pertama kali' jika tidak ingin rasa sakit mengikuti. Tapi aku goyah. Justru mencicipi sensasi pertama kali yang dia berikan tanpa peduli. Sehingga ketika aku bahkan berniat untuk pertama kali memulai hal yang selama ini aku hindari. Aku tidak tau, kehancuran sudah mengambil alih.

Broken CafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang