Khansa yang sedari tadi diam, kini mulai beranjak dari kursinya, tetapi ada tangan yang menggenggam pergelangan tangannya, yang membuat Khansa terpaksa Berhenti untuk menoleh."Kenapa?"
"Kenapa apa?"
"Lo kenapa nahan gua?"
"Lo yang kenapa diem aja? Abis putus ga buat lo gila kan sa?" Ucap Akbar Sembari melepaskan genggaman tangannya
"Cepet juga ya berita nya kesebar." Ucap Khansa Sembari tertawa kecil, lebih tepatnya menertawakan diri sendiri.
"Gatau udah kesebar atau belum, tapi gua ngeliat langsung jadi gua ga denger gosip." Ujar Akbar yang sudah pasti berbohong.
"Lo liat?"
"Iya."
"Ohhh."
"Ikut gua, gua bisa buat lo ga sedih lagi." Ucap Akbar
"Emang bisa?" Tanya Khansa
"Engga sih, tapi yaudah lah coba dulu."
"Dasar manusia Aneh." Ucap Khansa Sembari tertawa.
"Yaudah ayo." Ucap Akbar sembari menarik pergelangan tangan Khansa sembari berlari kecil.
Khansa pun tersenyum dan mengikuti langkah akbar, awalnya khansa risih karna asal tarik saja, tapi khansa tau ia butuh ini sekarang, memanfaatkan keadaan? Iya, benar sekali, karna khansa tidak tau lagi bagaimana cara nya untuk tersenyum saat ini, dan mungkin, pria ini bisa membuat nya tersenyum.
*****
"Kita mau kemana sebenernya?" Tanya Khansa di sela - sela larian.
"Ikut aja, gua juga ga tau ini mau kemana."
"Kenapa? Lo cape?" Sambung Akbar yang mulai menurunkan kecepatan berlarinya, sehingga menjadi jalan.
Khansa masi tidak menjawab, tertapi karena melihat wajah Khansa yang mulai kelelahan akibat ulahnya mengajak berlari, Akbar memutuskan untuk berjalan saja.
"Sedikit, mampir ke kantin dulu yuk?" Ajak Khansa yang di balas dengan anggukan kepala oleh pria itu.
Setelah membeli minuman untuk menghilangkan dahaga akibat berlari, mereka berdua kembali berjalan ke rencana awal.
"Taman belakang sekolah?"
"Iya, gua ga tau tempat ini bisa buat lo bahagia atau engga tapi yang jelas tempat ini tenang."
"Duduk dulu yuk?" Ajak Khansa yang kembali di balas dengan anggukan kepala oleh Akbar.
"Kenapa bisa putus?"
"Gua ga tau kenapa bisa putus, semua berjalan gitu aja, gua pun ga sadar?" Ujar Khansa. Begimana bisa neng?
"Emosi sesaat mengubah segala nya hem?"
"Mungkin?"
Mana mungkin gua bilang sekarang soal Mirza, yang ada Khansa jadi ngejauhin gua nanti nya. Batin Akbar
"Bar?"
"Hem?"
"Mikirin apa?"
"Engga ada, lo udah agak mendingan perasaan nya?"
Biar lah untuk saat ini gua simpen semua nya sendiri, entah kecurigaan, entah perasaan, semua nya akan gua simpen dulu sendiri sampai waktu nya pas mungkin?. Batin Akbar
"Lebih baik sedikit." Jawab Khansa
"Gapapa yang penting ada perubahan."
"Besok malam, malam minggu." Sambung Akbar
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR WIRATAMA [SLOW UPDATE]
Novela JuvenilBukan cerita yang selalu menampilkan kisah romantis, bukan juga cerita yang selalu menampilkan sisi baper. Tapi cerita yang menampilkan sebuah kondisi dimana kamu harus terjebak didalamnya dan ikut bermain peran. ***** "Hal yang terindah di hidup...