Bel pulang sekolah tengah berbunyi. Terdengar nyaring hingga ke seluruh penjuru SMA Garuda.
Murid - murid berhamburan keluar kelas , memenuhi sepanjang lorong kelas dengan ricuh. Sorak - sorak kesenangan terpancar dari muka mereka semua. UKK tinggal sebulan lagi.
Lexa sudah memberitahu semua anak OSIS tadi saat istirahat, untuk berkumpul di ruang OSIS pulang sekolah.
Ruang OSIS penuh dengan para anggota OSIS yang siap untuk mendengar kan dan mengeluar kan pendapat masing - masing.
Bagas duduk di depan untuk memimpin rapat , dengan Lexa yang duduk manis di samping Bagas. Sebagai sekretaris OSIS, maka ia akan selalu berada di samping Bagas saat rapat , untuk mencatat semua hal yang di bahas dalam rapat.
" Oke , udah kumpul semua?." tanya Bagas kepada seluruh anggota OSIS.
Mereka semua yang berada di dalam ruangan pun , menganggukan kepala mereka serempak untuk menanggapi pertanyaan dari sang ketua OSIS.
" Oke langsung aja gue mulai!. Assalamualaikum war.wab."
" Waalaikumsalam war.wab." Jawab seluruh anak OSIS serempak.
Bla..bla..bla. Bagas menjelas kan semua agenda yang sudah ia bicarakan sebelum nya dengan Lexa.
Acara MOS akan di laksanakan dalam waktu enam hari.Berbagai tolakan dan usulan dari para anggota OSIS.
" Kalo menurut gue, pas di hari kelima itu kita adaian game dan jurit malam. Jadi anak-anak harus nginep di sekolah, cuma semalam aja ko. Nah hari terakhir nya baru penutupan." Usul dari salah seorang anggota OSIS.
" Menurut yang lain gimana?. Pada setuju?." timpal Bagas.
" Boleh tuh boleh!."
" Iya bagus, supaya berkesan juga buat mereka."
Tanggapan - tanggapan setuju dari para anggota OSIS.
" oke. kalau kaya gitu , di hari ke lima kita bakal ngadain game, jurit malam. Dan penutupan di hari ke enam atau hari terakhir!" ucap Bagas memutuskan.
" Lex, jangan lupa di catet!" perintahnya.
" iya kak."
Rapat berjalan selama satu jam lebih. Setelah merasa cukup, Bagas mengakhiri rapat dan membubarkan semua anggota.
Hanya tersisa Lexa dan Bagas kini yang berada di ruang OSIS. Lexa yang sedari tadi sibuk menyusun semua hal yang ia catat selama berjalan nya rapat dan Bagas yang hanya menatap Lexa lekat sedari tadi, tanpa di sadari oleh Lexa.
Kenapa ni anak imut banget si . Muka polos nya bikin gue jadi gemes sendiri. - ucap nya dalam hati.
Ia membuyarkan lamunan nya sendiri. Berusaha menetral kan sikap nya . Hanya karna melihat Lexa yang diam dan sangat fokus dengan pulpen beserta kertas di tangan nya saja, mampu membuat Bagas senyum - senyum sendiri.
Ia berjalan mendekati Lexa , mendudukan diri nya di samping Lexa. Lexa tak menyadari keberadaan Bagas yang sudah berada di samping nya.
" Lo catet semua kan tadi?."
" Iya kak, aku catet semua ko tadi. Sebentar ka , aku rapihin dulu catatan nya." ucap nya yang masih sibuk berkutit dengan lembar-lembaran kertas itu.
Bagas bangkit dari duduk nya, melihat sekeliling isi ruang OSIS sambil menunggu Lexa menyelesaikan tugas nya.
" udah kak!" ucap Lexa mengaget kan. Ia menyodor kan hasil catatan nya kepada Bagas.
Bagas tersentak mendengar ucapan dari Lexa. Ia menghampiri Lexa , berdiri di depan Lexa. Mengambil kertas yang berisi catatan hasil rapat tadi.
Ia membaca dengan detail isi dari kertas yang ia pegang sekarang. Dari awal hingga akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Time
Teen Fiction" ka minta tanda tangannya ka." -Alex " kenapa jantung gue jadi deg - deg an kaya gini pas deket sama nih orang." - Lexa Cerita tentang si gadis polos yang mampu menyebar kan virus bahagia bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. Mempunyai ba...