LT 9 - Terluka

49 23 11
                                    

" Ini kenapa dingin banget si."

"... Lemes banget badan gue jadinya." ucap nya lirih.

Waktu menunjukan pukul lima sore. Ia masih setia menunggu Andra menjemputnya.

Brukk

Lexa tersentak , saat ada seseorang yang menggebrak pagar sekolah di sampingnya.

" Serahin semua barang lo sekarang!" ucap orang itu memaksa.

" Eh lo siapa!?, enak aja main suruh serah-serahin.  Bunda sama Ayah gue nyari uang susah payah,  lo tinggal nedeng aja!."

" Banyak omong lo anak kecil!." ia mencekal tangan Lexa sangat kencang.

'Lexa!'-teriak nya sendiri saat melihat Lexa akan di jahati. Tetapi sebelum orang ini keluar dari pengintaian nya sedari tadi, Lexa sudah dengan sigap membalas preman tersebut.

Untung Lexa anak karate , jadi santai aja. Perkelahian terjadi antara Lexa dan preman tersebut.

Angin semakin bertiup kencang. langit semakin gelap , dengan awan yang menggumpal sempurna. Rasa dingin itu terasa menusuk hingga ke tulang Lexa. Ia tak kuat jika harus berlama-lama dalam kondisi seperti ini.

Tubuhnya semakin lemah,  apa lagi sekarang ia harus menghadapi preman satu ini. Tenaga nya benar-benar terkuras habis. Jika saja cuaca sekarang tidak seperti ini,  menghabis kan tiga preman sekaligus saja ia sanggup.

Ia tak fokus,  hingga terkena pukulan dan terhuyung ke belakang. Darah mengalir dari sudut bibir nya yang robek.

" Lexa..!!!"

" Eh lo preman! Hadapin gue sekarang! Beraninya sama cewe lo!."

Rio.  Akhirnya ia keluar dari tempat persembunyian nya sedari tadi.  Saking takjub nya ia melihat Lexa sedang melawan preman itu,  hingga ia lupa untuk membantu Lexa.

Ia baru tersadar saat Lexa sudah tersungkur ke tanah. Berlari secepat mungkin dan langsung menantang preman itu.

" Mau jadi pahlawan kesiangan lo!" Sarkas preman itu.

Tanpa basa-basi Rio langsung menghajar preman itu tanpa ampun. Ia terkena pukulan di pipinya saat ia lengah. Membalas dengan penuh amarah kepada preman , hingga preman itu kabur begitu saja.

Lexa masih tersungkur di tanah.  Tak kuat melakukan apapun dengan kondisi nya yang sangat lemah,  di tambah lagi dengan sudut bibirnya yang terus mengeluarkan darah.

Rio menghampiri Lexa untuk membantunya berdiri. Berniat untuk mengantar kan nya pulang. Namun belum sempat ia membawa Lexa ke motornya,  ia tersungkur saat ada tangan yang menonjok nya secara tiba-tiba.

" Lo apain Lexa hah!" Bentak Andra yang baru saja datang.

" Gue ga apa-apain dia." jawab Rio berusaha untuk bangkit.

" Halah! Ini kenapa Lexa bisa sampai kaya gini!"

" Ndra,  ini bukan salah Rio." ucap Lexa lirih di dalam dekapan Andra.

Lexa merasakan sekitarnya seakan berputar-putar tak karuan. Pandangan nya mulai gelap.  Dan detik itu juga ia pingsan di dalam dekapan Andra.

" Al! Al bangun Al." ucap Andra menggoyangkan tubuh Lexa.

" Mending lo bawa Lexa pulang sekarang!" perintah Rio.

Andra langsung menggendong tubuh Lexa , membawa nya ke dalam mobil. Untung saja Andra membawa mobil.  Karena ia tadi melihat kondisi cuaca yang akan turun hujan kapan saja,  hingga ia memutuskan untuk menjemput Lexa dengan mobil.

Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang