LT 8 - siapa?

49 24 9
                                    

" Nanti kita latihan setiap hari Rabu, Jum'at , Sabtu. Setelah pulang sekolah. Kita harus sukses! Supaya anggota kita tambah banyak nantinya!." Instruksi dari sang Pratama Putra (pemimpin pasus laki-laki).

" kita harus bisa tarik perhatian anak-anak baru , supaya mereka masuk ke Ekskul kita!" Lanjutnya semangat.

Ruangan paling pojok bagian utara sekolah. Kini ramai di padati oleh semua anggotanya. Sibuk membicarakan untuk persiapan Demo Ekskul , yang tersisa enam bulan lagi.

Pratama Putra, Pratama putri, sekretaris, Bendahara , serta seluruh anggota Pasus sudah berkumpul semua di dalam ruangan ini. Ruangan yang di khususkan untuk Ekskul mereka. Pasus ( pramuka khusus). (ini tuh sebutan buat anak-anak inti dari anggota pramuka . Kalau pramuka kan menyangkut semua siswa , nah kalau ini intinya, gitu. Paham ga? Iya thor paham.)

Semua peralatan, dari bambu, toya, tali, bendera semaphore , gips , tenda, hingga kotak P3K, semua berada di sini. Lengkap , tanpa kekurangan sama sekali. Semua peralatan yang mereka butuhkan untuk persiapan apapun, Demo Ekskul , perjusami hingga persiapan untuk lomba.

Mempersiapkan semuanya dengan matang. Menampilkan yang terbaik untuk diperlihatkan. Berusaha untuk menarik semua perhatian para siswa baru nanti.

" Bar! Kita akan nampilin apa?" tanya salah satu anggota.

Bara, sang Pratama putra. Pemimpin Pasus + pemimpin rapat hari ini , menjelaskan panjang lebar tentang hal apa saja yang akan mereka tampilkan untuk acara Demo Ekskul.

Sudah satu jam rapat ini berjalan. Di isi dengan usulan. Beberapa penolakan. Usulan lagi. Penolakan. Usulan. Kesepakatan. Dan selesai. Di lanjut kan dengan pemeriksaan semua barang untuk keperluan nanti.

" Toya kita butuh lima puluh , untuk pionering!."

" Semaphore kita butuh lima belas!".

" Topeng lima belas! Jubah lima belas!."

Itu semua adalah seruan dari Bara , untuk menginstruksi semua anggotanya.

" Ajeng , ini kenapa jubah nya cuma ada empat belas? Kurang satu dong." Tanya Lexa.

" Coba lo cari lagi yang benar!, mungkin terbang sendiri kali." sahut Ajeng yang sibuk menyusun toya.

" Ajeng!"

" Apa lagi si Lex?."

" Liat gue dulu jeng!." ucapnya dengan muka serius.

Ajeng membalikan badan nya mengahadap ke Lexa dengan malas. Mengangkat sebelah alis nya, seolah bertanya , apa?.

" Emang jubah bisa terbang sendiri Jeng?" tanya nya dengan muka polos dan penasaran.

" Iya bisa! Hati-hati aja lo di gentayangin!" Ajeng menahan tawa melihat ekspresi Lexa yang sangat panik mendengar penjelasan dari nya.

" Eh, cari lagi sana jubahnya!"

" Ga mau , gue takut!" jawab Lexa dengan wajah takut.

" Mau di omelin sama Bara lo? Kalau jubahnya ga ketemu?." Ajeng semakin gencar menakut nakuti Lexa.

" Eee.. Engga mau! Iya gue cari lagi." ucapnya pasrah.

Lexa mengobrak-ngabrik isi seluruh ruangan pasus . Mencari di mana keberadaan satu jubah yang tak tahu berada di mana.

" Ajeng tetap gak ada! Gue udah cari dimana-mana." ucap nya frustasi.

" Di pojok ruangan udah lo cari belum?." sahut Ajeng.

Lexa berpikir sejenak. Benar, ia belum memeriksa nya ke pojok ruangan. Pojok ruangan ini sepi. Tak ada seorang pun disini, karna semua nya berkumpul di tengah ruangan.

Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang