Sedikit tentang Alexa

49 10 3
                                    

Alangkah indahnya kehidupan dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alangkah indahnya kehidupan dewasa. Itulah yang terbesit di benak cewek cantik bernama Alexa Adriana.

Cewek yang akrab di sapa Al adalah tipe di luar nalar laki-laki. Dimana setiap laki-laki yang pertama kali melihat Al, pasti akan berpikir bahwa dia polos dan baik.

Tapi semua itu hanyalah anggapan belaka. Ia memang cantik, namun bar-bar dan juga senang dengan kehidupan malam.

Jika ditanya kenapa? Maka Al selalu menjawab. "Sorry, hidup gue anti drama."

"Aelah, hidup emang drama kali, Al." Ucap Kiara, teman baik Al.

Khususnya malam minggu, Al dan Kiara biasa menghabiskan waktu bersama di sebuah club malam untuk melepas penat dan beban sebagai mahasiswi.

Hampir setahun Al melampiaskan segala emosinya ke tempat ini. Tempat di mana seharusnya Al hindari apalagi sebagai seorang perempuan.

Al keluar dari zona nyaman untuk mencari zona yang lebih menantang. Dan club malam adalah pilihannya.

Diiringi musik dan juga gemerlap lampu remang-remang membuat Al terbawa suasana. Segelas wine di tangan membuat Al tidak peduli dengan hal-hal disekitarnya.

Dan Kiara? Tugasnya hanya menjaga Al agar tidak terjadi hal buruk padanya.

Kiara duduk di bar dengan segelas Wine bersama dengan Julian, kekasihnya.

"Kapan tobatnya si Al?" Tanya Julian sambil menengguk segelas wine miliknya.

Kiara mengardikkan bahu lantas menatap Al yang kini mulai berjingkrak bersama orang-orang dekat dengan DJ yang tengah menghibur.

"Gue gatau. Tapi gue bersyukur, dia ga terlalu lewat bates norma sebagai cewek."

Julian menggeleng sambil meletakkan gelas wine nya di atas meja. "Apanya ga terlalu? Bahkan dia hampir tiap malem ke sini,"

"Pelampiasan." Kiara menengguk wine miliknya, "Dan gue harap secepatnya bisa ketemu sama penawarnya." Lanjut Kiara.

Julian mengangguk setuju dan merasakan seseorang memegang pundaknya. Julian menoleh, mendapati Al yang tengah mabuk dan terjatuh di pundak Julian.

Kiara bukan tipe gadis yang mudah tersulut api cemburu, terlebih lagi pada Al. Al memang buaya, tapi Julian bukanlah tipe mangsanya.

Kiara menggelengkan kepalanya dan membantu Al untuk keluar dari club bersama Julian.

Sesampainya di parkiran, Julian membopong Al karena tubuhnya sudah kehilangan keseimbangan.

"Aaaciiee Julian gendong gue," ucap bawah sadar Al sambil mencubit pipi Julian.

Kiara menepuk jidat melihat tingkah temannya saat mabuk seperti ini. Bisa-bisanya dia menggoda.

"Jul, lo mau bawa gue ke kamar nomor berapa?" Julian dan Kiara yang mendengar hal itu membelalakkan matanya, tak percaya.

"Heh, ngaco lo kalo ngomong. Ogah gue bawa lo ke kamar." Ucap Julian yang kini tengah mendudukkan Al ke bangku belakang mobilnya. "Mending gue buang ke laut aja lo," lanjut Julian menggerutu namun masih bisa di dengar oleh Kiara.

Kiara terkekeh dan masuk ke dalam mobil, duduk di samping Julian. Ia sesekali menatap Al yang sibuk berbicara sendiri seperti orang gila.

"Andaikan lo ga pergi, gue ga kayak gini," Celoteh Al diiringi tawa sumbangnya.

Kiara hanya bisa menggelengkan kepala sesekali melirik Julian.

Paham dengan kode sang kekasih, Julian memberikan senyum terbaiknya pada Kiara, berusaha menenangkan.

"Kamu jangan khawatir. Tipe cewek kayak Al, gabakal khilaf selamanya. Believe me, babe."

"I believe. But, gue ga yakin Al bisa berubah dalam waktu dekat." Kiara menghela nafas sejenak dan bersandar.

"Sebentar lagi bakal wisuda, kuliah dia ga rajin, skripsi ga kelar, masak iya dia ngulang lagi kuliah? Dia bakal dijaga sama siapa, Jul?" Lanjut Kiara.

Julian hanya bisa mengardikkan bahu, bertanda tak tahu. Julian sesekali melirik Al yang kini sudah terlelap di belakang dengan tangan yang menggenggam sebuah foto yang selalu ia bawa kemana pun.

***

Tepat pukul 6 pagi, Al mengawali harinya dengan jogging. Seorang Al memiliki prinsip, hidup sehat adalah tubuh ideal. Kurus jelek, gemuk jelek.

Lelah dengan 3× putaran lapangan kota, Al duduk sambil melonjorkan kakinya dan meminum air mineral yang ia bawa dari rumah.

Al mengusap keringat yang menetes dari dahinya dan teringat kejadian semalam.

"Gue mabuk lagi?" Tanya Al pada dirinya sendiri lantas tertawa hampa.

Al menghela nafas dan tidak peduli dengan kehidupannya kini.

Sudah cukup masa remajanya ia lewati dengan sia-sia. Sangat menyedihkan dan penuh drama. Alexa Adriana sangat membencinya. Segala bentuk pengkhianatan, kesedihan dan amarah yang ia rasakan sudah cukup membuatnya tersiksa.

Sekarang, Alexa hanya ingin memulai semuanya dari awal.

Ia merasa lebih hidup dari hidup yang sebenarnya. Bukankah ini hidupnya? Dan yang menentukan bagaimana hidupnya adalah dirinya sendiri? Maka ini adalah jalan yang dipilih dari seorang Alexa Adriana.

Alexa Adriana udah mati. Terkubur bersama semua kenangan.. juga cintanya. Menghilang dari kehidupan yang menyedihkan dan hadir sebagai pribadi yang tak pernah disangka oleh siapapun.

Hidup gue adalah hak gue. Susah liat gue seneng? Mati aja lo, bitch.

Alexa AdrianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang