#2. Hidup itu di nikmatin

12 6 1
                                    

Sembari menunggu Cakra, -orang yang akan datang untuk bermain dengan Al- cewek itu menghentikan aktivitasnya lalu melangkah mendekati jendela.

Ia dapat melihat embun akibat nafasnya pada jendela tersebut. Al tersenyum. Tampak memikirkan sesuatu yang mengubahnya hingga 360°.

"Gue.. udah gila ya?" Tanya Al pada diri sendiri. Ia merogoh saku celananya, mengambil sebuah foto polaroid.

Setiap melihat foto tersebut, sesak menerjang dadanya. Kepingan ingatan kembali tersusun sempurna di benaknya. Padahal, niatnya hanya ingin melepas rindu.

Kalau saja dunia ada di tangannya, Alexa bersumpah akan mengembalikan apa yang seharusnya menjadi miliknya.

"AL!" Teriak Cakra dengan kencang dari depan gerbang yang membuat Al tersadar dari lamunan.

Cewek itu menoleh lalu mempersilahkan Cakra dan Kara masuk ke dalam markas.

"Kita jadi main?" Tanya Al sembari menghidupkan sebatang rokok yang sudah diselipkan di kedua jarinya.

Cakra dan Kara mengangguk. Perlahan mereka mendekat dan duduk di sebelah Al.

"Mau main apa nih cantik?" Tanya Cakra diselingi senyum miring ke arah Kara.

Al menghisap rokoknya dan menoleh ke arah mereka berdua. Tahu kemana arah pikiran mereka, Al mengangguk sembari tersenyum.

"Seperti biasa."

•••

Baskara yang kehilangan jejak akibat macet yang menjadi langganan kota membuatnya mendengus kesal dalam roda empatnya.

"Sial!" Umpatnya. "Harusnya gue pesen ojek aja biar gampang."

Laki-laki itu nampak berpikir sambil memijat pelipisnya. Ia bingung harus mencari kemana kedua laki-laki itu?

Dan.. mau apa mereka?

•••

"Ahhh payahh lo! Baru juga bentar." Ucap Al dengan nada kecewanya.

"Lo sih makin agresif. 'Kan gue makin semangat." Sahut Cakra.

Kara yang melihat perdebatan kecil antara Al dan Cakra hanya menggeleng pelan.

"Ihh lo berdua kalo main tuh diemm! Di denger tetangga baru mampus!" Geram Kara.

Sontak Al dan Cakra diam. Walaupun markas ini adalah milik Al, tak jarang tetangga membantu membersihkan tempat kecilnya ini.

"Oke kita mulai lagi. Tapi pelan-pelan ya," ucap Al dibalas anggukan oleh Cakra.

Kedua insan itu kembali bermain api tanpa mempedulikan Kara yang berusaha mengendalikan dirinya sendiri.

Sangkara Aldara atau yang akrab disapa Kara ini sudah biasa melihat seorang Alexa Adriana lepas kendali seperti ini. Dan laki-laki itu sangat memaklumi.

Mengingat bagaimana kehidupan Alexa yang 11 12 dengan dirinya, begitupula temannya, Cakra Agra.

Meski telah menyumpat kedua telinganya dengan earphone dan meningkatkan volume musik, tetap saja suara Alexa yang begitu menikmati permainan Cakra itu mengalun lebih merdu di telinganya.

Merotasikan kedua netranya, Kara berusaha fokus dengan ponsel di tangannya. Menjelajahi sosial media sebagai pelarian dari kenyataan di hadapannya.

Alexa AdrianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang