#6. Home

7 6 0
                                    

Hampir saja cowok itu menjatuhkan gelas susunya lantaran tergesa-gesa mengambil rotinya.

"Aduhh hati-hatii dong sarapannyaa!"

Cowok itu mengabaikan ucapan Riana lalu meraih punggung tangannya sembari menggigit rotinya, salam sebelum berangkat kuliah.

Wanita itu menggeleng pelan. "Berangkat barengan aja kenapa sih? Lagian kelasmu juga mulai 30 menit lagi,"

"Tante lupa ya? Babas 'kan gamau orang lain tau kalo kita ada hubungan keluarga." Ucapnya usai menelan rotinya.

"Kamu bisa turun di jalan." Jawab Riana santai.

Sontak kedua netranya melebar. "Apaan gak ikhlas banget tante!" Sebal cowok itu.

Riana tertawa pelan lalu menepuk pelan pundak keponakannya yang biasa ia panggil Babas itu.

"Katanya biar gaada yang tau." Kali  ini, Riana menyilang kedua tangannya di depan dada. "Asal kamu tau ya. Sepinter apapun kamu berusaha sembunyiin identitasmu, tetep aja bakal ketahuan nantinya."

Merotasikan kedua netranya, Babas enggan berdebat. Cowok itu membenarkan tasnya lalu melambaikan tangan, meninggalkan Riana tanpa sepatah kata.

"Selalu budeg kalo dikasih tau." Gumam Riana.

***

Baru kali ini mereka terlihat datang bersama. Tentu saja hal itu membuat seantero kampus heboh. Apalagi Cakra terkenal sebagai cowok yang sangat anti dengan troublemaker seperti Alexa Adriana.

Tidak tahu saja mereka kalau kedua insan bertolak belakang itu sama-sama memiliki hasrat yang kuat.

"Jirr pake pelet apaan tuh dia?"

"Dihh bisa-bisanya dateng bareng mantan orang."

"Kepo deh dia abis apain Cakra sampe tuh cowok mau sama dia?"

"Cih. She's like a bitch."

Dari sekian banyak bisikan yang sampai dengan baik di telinganya itu, Al malah lebih fokus dengan tatapan tajam dari cewek yang menyilang kedua tangannya di depan dada itu.

Al tersenyum miring lalu menoleh ke sebelah kanannya, mendapati Cakra sedang menggunakan airpods. Tanpa sepatah kata, cewek itu langsung merebut airpod yang sudah terpasang di telinga kiri Cakra.

"Eh?! Al apa-apaan lo woi!"

Al menulikan telinganya. Cewek itu mendahului Cakra, berlari membelah lorong kampus. Sembari sesekali menoleh ke belakang, cewek itu tertawa senang lantaran berhasil membuat Cakra kesal.

Daripada menghiraukan sekitarnya, lebih baik menjahili Cakra sekalian olahraga. Begitu pikirnya.

Ketika Al kembali memeriksa Cakra di belakang, tanpa sengaja ia menabrak tubuh seseorang. Syukur saja refleks orang itu baik hingga tubuh Al tidak jatuh.

Sontak Al berontak ketika orang itu menyentuhnya. Ia menatap tajam netranya lalu pergi begitu saja.

Bas mengerjap. Ia menatap kedua tangannya yang sempat menjadi penyelamat tubuh Al. Tapi mengapa cewek itu bersikap seolah dirinya yang bersalah?

Cakra kelelahan dibuatnya. Cowok itu mengatur nafas dan tanpa sengaja meihat Bas yang kebingungan di tempatnya. Terkekeh pelan, Cakra mendekati Bas lalu menepuk pelan pundaknya.

Alexa AdrianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang