satu

1.2K 59 0
                                    

-Kamu Lagi?

...

"Pak, ada laporan bahwa sedang terjadi balapan liar di daerah ujung kota yang melibatkan beberapa pelajar!" Lapor seseorang setelah ia mematikan ponselnya.

"Kita berangkat sekarang!" Tegas polisi tegap itu, seraya bangkit dari duduknya.

...

Disisi lain, puluhan pelajar memenuhi jalan ujung kota dengan motor mereka masing masing. Suara dentuman motor terdengar dimana mana.

"Kel...lo lawan si Fahri malam ini!" Ujar Dzaka.

"Palingan tuh orang nangis lagi!" balas Akel.

Fahri merupakan musuh bebuyutannya sejak kecil, Akel selalu saja berkelahi dengan Fahri, dan Fahri yang merasa kalah pun selalu menangis dan melapor kepada Bundanya.

"Dua puluh juta loh Kel...!" Ujar Zayn dengan mata duitannya.

"Wah...bisa traktir dong!" Timpa Ojan.

"Makan mulu, rambut lo noh di tumbuhin biar gak kering kering amat tuh pala!" Cerocos Ulil.

"Alah...lo juga ngarep makan kali!" Balas Ojan tidak terima.

"Hehe...iya juga sih!" Ujar Ulil dengan cengirannya.

"Idih, gue tampol luntur tuh muka!" Balas Ojan.

"Udahh...gue ke start sekarang!" Potong Akel, seraya menjalankan motornya menuju garis start.

Suara dentuman knalpot motor menembus telinga siapapun yang mendengarnya. Mata Akel menatap serius jalan lurus didepannya. Ia sesekali memandangi Fahri dengan helm full face nya.

Ia benar benar ingin mengalahkan Fahri malam ini.

"Siap...?!"
"Satu...dua...go!" Suara seseorang dengan keras.

Akel mengegas motornya di atas rata rata, Fahri tertinggal tidak terlalu jauh di belakangnya. Matanya selalu saja menatap lurus jalanan kosong di depan nya. Hingga dari arah depan Akel melihat mobil polisi yang ingin menyadangnya. Dengan cerdik Akel memutar balik arah motornya. Ketika Akel hendak memutar balik dari arah belakang, Fahri dengan kecepatan maksimal menabraknya sehingga membuat gadis dengan helm full face nya tergeletak di tengah jalan, begitu juga dengan yang menabraknya. Fahri sepertinya masih mempunyai banyak kekuatan, sehingga ia dapat mengendarai kembali motornya dan berputar arah sebelum mobil polisi itu datang. Sedangkan Akel terbaring lemah begitu saja, ia tidak mempunyai kekuatan yang cukup, bahkan untuk mengangkat tubuhnya sendiri ia tidak bisa.

Beberapa anggota polisi lengkap dengan seragam mereka turun dari mobil mereka. Melihat seseorang yang sedang terbaring kaku anggota polisi itu langsung saja mendekat dan menyelidik seseorang dengan helm full face nya itu.

"Nakela?" Batin Reygan, setelah ia membuka helm full face yang dikenakan Akel.

Wajah Akel tampak memucat, manik cokelat indahnya tidak dapat terlihat karena matanya yang tertutup rapat.

"Lah...cewek ini lagi?" Ujar seseorang yang baru saja melihat wajah cantik Akel.

Dengan sigap Reygan mengangkat tubuh mungil Akel, dan membawanya masuk kedalam mobil.

"Rumah sakit!" Tegas Reygan kepada seseorang yang duduk di bangku pengemudi.

Diperjalanan Reygan sesekali menatap sendu gadis yang berada dalam pangkuannya itu. Reygan benar benar meresa aneh, gadis dengan wajah polos dan lugu seperti Akel bisa menjadi anggota geng motor.

Reygan merupakan cowok dingin yang berusia kisaran 23 tahun yang menjabat sebagai polisi. Di usia yang sudah kepala dua ini dia belum juga menemukan tambatan hatinya, mungkin saja karena kedinginan nya. Banyak gadis gadis yang ingin mendekatinya karena polisi dengan jabatan yang lumayan tinggi ini mempunyai wajah rupawan ditambah dengan Papa nya yang merupakan pemilik perusahaan perusahaan besar di Indonesia. Papa Reygan sempat menyuruh anaknya itu menggantikan dirinya untuk mengurus perusahaan, tetapi permintaan Papanya tidak dituruti oleh Reygan, karena ia memilih menjadi seorang polisi yang sudah menjadi cita citanya sejak kecil. Dan kini perusahaan Papanya diurus oleh kakak perempuannya yang sudah dianugerahi satu orang anak. Mama Reygan telah meninggal dunia saat Reygan masih duduk di kelas tiga SMA.

Akel barusaha membuka matanya pelan, tubuhnya terbaring lemah di bankar rumah sakit.

"Ngapain lo?" Tanya Akel sinis, ketika ia membuka mata dan melihat Reygan yang menatapnya dingin, secepatnya ia merubah posisi yang tadinya terbaring lemah kini sudah terduduk walau masih sedikit ada rasa nyeri di sekujur tubuhnya.

Tubuhnya belum sepenuhnya pulih, tetapi ketika ia menangkap tatapan dingin itu tubuhnya sudah penuh dengan energi untuk menyerocos hebat.

"Minggir gue mau pulang!" Ujar Akel seraya mencabut infus yang menempel di tangan kanannya, dan menyingkirkan Reygan yang duduk dingin di sampingnya.

Belum sempat Akel membuka pintu, pintunya telah terbuka dan ia mendapatkan sosok Ayah dan Bundanya lengkap dengan pakaian kantor mereka masing masing.

"Nakela kamu kenapa, hah...?" Tanya Iren lirih sambil mengelus lembut pipi chubby putrinya.

Reygan pun bangkit dari duduknya, menyampiri Akel yang ditatap khawatir oleh Zaiky dan Iren.

"Minggir Akel mau pulang!" Ujar Akel seraya menepis tangan bundanya.

Belum sempat Akel melangkah pergi, tangan mungil nya telah dicekal oleh seseorang yang kini menatapnya dingin.

"Ngapain lagi sih ?!" Pekik Akel seraya melepaskan cekalan itu.

"Jelasin semuanya pada orang tua kamu!" Tegas Reygan seraya melirik kearah orang tua Akel.

"Buat apa?"
"Mereka juga gak akan pernah perduli sama gue!" Lugas Akel sambil menatap remeh ke arah orang tuanya. Dan berlalu dari hadapan mereka.

"Nekela!"
"Nakela...!" Pangil Zaiky lirih. Sedangkan Iren hanya tertunduk menahan air matanya.

Hati Reygan tersentak ketika ia mendengar suara lirih lelaki yang sudah berkepala empat didepannya itu. Bagaimana pun Zaiky lah orang yang sangat berjasa dalam kesuksesan kedua orang tua Reygan. Zaiky dan Iren merupakan orang yang sudah menyuntikkan dana untuk pembangunan perusahaan kedua orang tua Reygan yang kini sudah menjalar ke berbagai daerah.

"Om..."
"Rey boleh ngomong sama Om...?" Tanya Rey ragu, melihat kondisi Zaiky.

...

Udah terjawab kan...
Hubungan Rey sama Ayah Akel...

Happy Reading!

my AKELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang