Tiga

1K 49 0
                                    

-Menemukan mu dalam duniaku yang kelabu...

...

"Kel...kita lagi mau tawuran nih...lo ikut gak?" Tanya seseorang dari balik telepon.

"Dimana?" Tanya Akel sumringah. Ia sudah sangat merindukan tawuran itu.

"Kompleks Kamboja, lo dateng aja!" Balas seseorang.

"Otewe..."

Akel segera mengganti pakaiannya dengan celana jeans  yang terdapat sedikit robekan pada lutut kanannya, ditambah kaos hitam yang kelihatan sedikit longgar di tubuh mungil nya. Akel segera menguncir rambutnya rapi. Setelah semuanya siap Akel segera turun menuruni tangga, tanpa menghiraukan Bundanya yang sedang asik menonton tv.

"Mau kemana kamu Kel...?" Tanya Iren yang melihat Akel terburu buru. Namun ia tidak mendapat jawaban apa pun dari anak gadisnya itu.

Belum sempat Akel keluar dari kediamannya, sosok cowok dengan pakaian rapinya menyadangnya di depan pintu.

"Mau kemana ?" Tanya Reygan dingin.

"Bukan urusan lo!" Ketus Akel.

"Masuk udah malem!" Ujar Reygan dingin.

Bukan tanpa alasan untuk Reygan mampir ke rumah keluarga Geathra, hanya saja ada tanggung jawab yang harus ia penuhi. Yaitu menjaga Akel.

"Orang buta tuli aja tau, kalo sekarang dah malem!" Pangkas Akel jutek.

"Minggir!" Pekik Akel sambil menyingkirkan Reygan.

Belum sepenuhnya kakinya melangkah dering suara terdengar dari ponsel nya. Akel menatap layar ponselnya datar, terdapat sebuah nama -Zayn di layar ponselnya. Reygan pun ikut menatap nama yang tertera di layar. Akel belum juga mengangkatnya, mungkin ia takut jika Reygan mengetahui niat awalnya, yaitu tawuran. Akel segera menolak panggilan itu, namu tetap saja nama -Zayn masih tertera disana.

Dengan menyembunyikan rasa gugupnya, Reygan merebut ponsel yang berada pada genggaman Akel dan...

"Kel, lo udah dimana nih?"
"Lo jadi ikut kan...?"
"Kalau nggak, gue suruh anak anak buat nyerang sekarang!" Jelas Zayn di balik telepon.

Akel menjadi kaku seketika, ia ingin sekali merebut ponsel itu kembali, namun ia tidak bisa.

"Akel gak ikut!" Balas Reygan dingin.

Tuttt

Secepat itu pula Reygan memutuskan panggilan.

"Suka banget lo urusin idup gue!" Pekik Akel setelah sadar dari kekakuannya.

"Masuk!" Tegas Reygan.

Ada rasa gugup ketika Reygan menatap manik indah itu. Namun kegugupannya dapat ia sembunyikan dengan sikap dinginnya.

Akel pun tidak kunjung bergerak, membuat Reygan menyeret gadis cantik itu masuk kembali ke rumahnya.

"Eh...kapan dateng kamu Rey ?" Sapa Iren ketika melihat lelaki dengan pakaian rapinya itu masuk dengan menyeret anak gadisnya.

"Baru aja Tante..."

"Itu Nakela nya kenapa bisa sama kamu?" Tanya Iren.

"Nemu di depan Tan..." Balas Reygan tetapi dengan wajah yang berubah ramah.

Reygan memang hanya bersikap dingin kepada orang orang tertentu. Dan dia akan berubah ramah ketika ia telah bertemu dengan orang orang yang berusia diatasnya. Begitulah prinsipnya.

"Oh...emang Akel mau kemana tadi...kok buru buru?" Tanya Iren lembut.

"Gak jadi, gara gara nih manusia!" Balas Akel seraya melirik raja ke arah Rey. Akel pun berjalan menghentakan kakinya menuju kamarnya.

Akel merasa sangat khawatir jika teman temannya kecewa karena ia yang tidak pergi ke area tawuran.

Dengan teliti ia menatap sekeliling, mencari cari cara agar ia bisa keluar dari sini.

Dengan manik indahnya Akel tak sengaja melihat jendelanya yang terbuka, ia langsung saja beranjak berdiri di balik jendela melihat keadaan di bawah apakah aman untuk ia melompat. Pasalnya kamarnya berada di lantai dua, dan mustahil baginya untuk melompat dari ketinggian seperti itu.

Dengan keberaniannya Akel berusaha memanjat jendela, dan dengan menutup matanya ia melompat kan dirinya ke semak semak di bawah jendela kamarnya.

Plakkkk...

Suara itu terdengar begitu keras, sehingga Reygan dan Iren yang berada di ruang tamu dapat mendengarnya.

"Akel...?" Ujar Reygan.

Akel tidak tau dirinya mendarat  dimana serang yang ia tau hanyalah, rasa nyeri si sekujur tubuhnya.

Reygan dan Iren pun berlari mencari cari dari mana suara itu berasal. Hingga Reygan menemukan seorang gadis yang terbaring lemas di antara semak semak. Reygan tidak pernah menyangka kalau Akel bisa senekat ini.

"Akel!!" Pekik Iren ketika melihat anaknya terbaring lemah.

Reygan pun mengangkat tubuh mungil Akel. Dan membawanya masuk kedalam mobil. Disusul dengan Iren yang menatap khawatir anaknya.

"Biar tante yang nyetir!" Ujar Iren.

Ada rasa khawatir yang menyerang Reygan ketika melihat gadis yang berada dalam pangkuannya itu terpejam dalam. Rasa taku kehilangan mulai menyergapnya. Akankah Reygan telah menemukan tambatan hatinya ?
Entahlah Reygan juga tidak mengetahui rasa yang menyerangnya sekarang.

...

"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya Iren lirih ketika melihat perempuan dengan jubah putihnya keluar dari ruang UGD.

"Ibu tenang saja...anak Ibu tidak mengalami luka yang parah..."
"Hanya sedikit lecet pada bagian siku kirinya..."
"Dan sekarang dia sudah siuman, kalian dapat melihatnya" Jelas Dokter itu.

Kegelisahan yang sedari tadi menyerang Reygan sedikit demi sedikit memudar, ketika ia mendengar kabar bahwa Akel tidak mengalami luka yang parah.

Reygan yang kini berjalan mengekori Iren telah masuk kedalam ruangan putih dengan bau obat yang menyusuk indra penciuman. Reygan dapat melihat Iren yang berusaha untuk duduk.

Seakan ada hal yang membuat gadis dengan wajah sendunya itu mencabut paksa infus pada tangan kirinya, dan beranjak turun dari bangkar rumah sakit.

"Kamu mau kemana Kel...?" Tanya Iren lirih sambil memegang lengan mungil anaknya. Dengan cepat Akel langsung menepisnya dan menatap Bundanya datar. Ada rasa kecewa yang menerpa Reygan melihat Akel yang memperlakukan Bundanya seperti itu.

"Nakela!" Tegas Reygan yang membuat Akel menatapnya tajam.

"Kenapa?"
"Gak suka?" Balas Akel meremehkan. Lalu berlalu meninggalkan dua orang yang menatap kepergiannya nanar.

...

Sampai sini aja gak papa kan?
Sorry...

my AKELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang