Sembilan belas

807 36 0
                                    

"Sekarang aku tau, alasan Tuhan tidak mengirim banyak wanita kepada ku. Itu semua karena Tuhan telah mentakdirkanmu, wanita yang telah sepenuhnya membuatku luluh, bahkan tanpa sepengetahuanku, waktu pun membawamu, menjadikanmu alasan di balik senyumku"

-Reygan Nevano Dirga

...


"Ihhhh, lucunya...!" Gemas Akel seraya mencubit cubit pipi bayi kecil yang berada pada pangkuan Arin.

Arin hanya tersenyum manis, melihat kelakuan adik iparnya.
"Namanya siapa Kak?" Tanya Akel yang masih gemas dengan pipi chubby baby girl.

Arin mengusap lembut kepala kecil, yang masih ditumbuhi sedikit rambut.
"Kakak belum tau..."
"Kamu mau ngasih nama?"

Akel menatap sang Kakak ipar dengan lekat. Reygan dan sosok laki laki lain yang diketahui adalah suami Arin nampak mendekat, merasa penasaran dengan obrolan kedua perempuan yang nampak berbinar.

"Boleh...?" Tanya Akel memastikan.

Arin menatap sang suami, meminta pendapat. Lalu lelaki dengan baju kantorannya itu nampak menggangguk, pertanda setuju.

"Boleh dong!" Ujar Arin lalu tersenyum manis ke arah Akel.

"Wahh...tapi aku bingung Kak"
"Kira kira nama yang bagus apa ya?" Akel menggaruk garuk tengkuknya, mencari sebuah nama yang terlintas.

Reygan mendekat, memegang bahu Akel.
"Kalau Reyna gimana...?" Tanya Reygan meminta pendapat.

Akel mengangguk setuju.

"Reygan dan Nakela..." Sambung Reygan, yang membuat Akel salting sendiri.

Entah pemikiran dari mana, tetapi Akel memikirkan nama yang sama sebelumnya.

"Bagus namanya, Kakak setuju!" Ujar Arin, masih dengan senyum manisnya.

"Kakak juga setuju!" Timpa seorang laki laki yang sedari tadi hanya menyimak.

Reygan dan Akel hanya tersenyum kikuk. Nama mereka telah tergabung, tertanam lekat pada tubuh manusia baru. Seakan memang telah tertuju, pada mereka yang sebelumnya tertimpa sendu. Reyna akan menjadi bukti, bukti nyata cinta Reygan dan Nakela. Entah sampai kapan, namun semoga bisa selamanya.

"Dia akan menjadi bukti, akan hadirnya dua orang yang pernah bermasalah dengan hati, entah hari ini atau pun nanti, namun rasa ku akan tetap tertanam, melekat pada sang nadi" - Reygan Nevano Dirga.

...

Hari hari berganti, membawa dua orang yang sedang bersenang hati. Kini tiba saatnya, saat dimana Akel harus kembali bersekolah. Masa skorsnya telah selesai, itu tandanya ia akan kembali dan bergelud dengan pelajaran lagi. Namun, kini Akel bukanlah seorang perempuan yang bejad dan berantakan lagi, melainkan seorang perempuan rapi dengan senyum manis yang menyinari setiap pagi. Ia telah berjanji, untuk merubah sikap dan kebiasaannya kepada sang suami.

"Mmm...Rey!" Ujar Akel yang sedang memakaikan sepatu putih pada kedua kakinya.

"Hmmm?" Balas Reygan yang masih sibuk membenarkan seragamnya.

"Hari ini kan aku udah sekolah lagi..."
"Mmm...kalau aku berangkat sekolahnya naik motor, boleh?" Kini perempuan dengan seragam putih abunya nampak bertanya kepada sang suami.

Reygan melirik ke arah Akel.
"Hmm...boleh!"

Senyum Akel kembali terukir, membuat wajahnya terlihat berbinar.

"Tapi aku akan tetap antar jemput kamu!" Sambung Reygan, yang membuat raut bingung pada wajah Akel.

"Hah?!"
"Maksudnya?!"

my AKELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang