Empat

1K 47 2
                                    

-Aku bukanlah ahli dalam menyukai...
Tetapi setidaknya aku dapat menyadari ada detakan yang tak beraturan,
Ketika aku menemui mu kembali...

-Reygan Nevano Dirga

...

Gadis dengan seragam putih abunya sedari tadi hanya bisa menekuk wajah cantiknya. Karena Reygan yang pagi pagi sudah menjemputnya dan memaksa untuk mengantarnya ke sekolah.

Reygan masih fokus dengan jalanan di depannya, tanpa menyadari ada sepasang mata yang menatapnya sinis.

Kini mobil yang dikendarai Reygan sudah tiba di depan gerbang sekolahnya Akel.

Tanpa pamit dan mengucap sepatah kata pun, Akel keluar dan menutup pintu mobil keras. Reygan hanya menggeleng dingin. Tiba tiba sudut bibir yang tadi datar kini tertarik sedikit, ada rasa bahagia ketika ia menatap punggung Akel. Entah sejak kapan, tetapi gunung es itu kini perlahan mencair.

Akel melangkahkan kaki nya di koridor sekolah. Banyak murid yang menatapnya takut, karena Akel merupakan wakil dari salah satu geng terkenal di daerahnya.

Langkah Akel membawanya masuk ke dalam kelas XII IPS tiga, yang merupakan kelasnya. Beberapa kursi masih kosong, karena Reygan yang menjemputnya pagi pagi buta.

"Woy Kel!!" Pekik Ojan menatap tak percaya ke arah Akel. Karena gadis dengan wajah sendu khasnya itu selalu datang terlambat sebelumnya.

"Tumben nih, dapet hidayah dari mana lo...?" Tanya Ojan ketika melihat Akel yang duduk disampingnya. Ketiga teman segengnya belum juga datang. Karena diantara mereka berlima hanya Ojan yang selalu datang pagi.

"Tau ah, males...!"
"Masih ngantuk nih gue!" Balas Akel seraya menelungkupkan wajahnya di atas mejanya.

"Jangan jangan lo setan ya!"
"Woy setan, ngapain lo nyamar jadi Akel segala sih, jadi ngeri kan gue!!" Pekik Ojan dengan ekspresi takutnya.

"Woy botak, bisa tenang dikit nggak lo!" Balas Akel.

"Pake ngatain gue botak segala!"
"Woy setan, biar gue botak botak gini ye, tapi derajat gue lebih tinggi dari lo, yang cuma bisa nyamar jadi manusia doang!!" Cerocos Ojan.

"Gue tabok juga lo lama lama ya!" Balas Akel sambil memasang ancang ancang.

"Beneran Akel ternyata" Gumam Ojan pelan, yang hanya bisa di dengar samar samar oleh Akel.

"Apa lo bilang?" Ujar Akel.

"Hah...nggak kok Kel..."
"Gak nyangka aja gue sama lo!" Balas Ojan.

"Rambut lo noh tumbuhin, jadi ga tega gue liatnya..."
"Gimana semalem, berapa aja yang ke bunuh?" Sambung Akel.

"Ke bunuh gimana...?"
"Orang gajadi" Balas Ojan.

"Hah, kenapa ?" Pekik Akel terkejut.

"Lo kenapa ga dateng semalem ?" Ojan balik bertanya. Akel berusaha menyusun kata kata nya, agar tidak mengecewakan sahabtnya itu.

"Hah...i-itu...gue di cegat sama nyokap" Balas Akel berbohong.

"Oh..."

my AKELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang