Masyarakat benar-benar menyebalkan. Sebenarnya siapa yang menciptakan mindset apabila ingin datang ke pernikahan orang lain harus membawa pasangan? Padahal datang sendiri juga tak masalah. Lagipula, yang mendapatkan undangan hanya satu orang. Bukan dua. Kecuali mereka menulis 'dengan pasangan'. Kalau ditulis seperti itu Rajendra bisa memaklumi bisa datang dua orang ke pernikahan itu.
Masyarakat pun juga seenaknya mengolok-olok mereka yang datang sendirian ke pernikahan orang lain. Mengatai mereka jomblo, tidak punya teman, bahkan sampai mengasihani ia yang datang sendirian. Tatapan mereka terlalu menghakimi.
Dan tidak berhenti sampai mengolok-olok, mereka pun akan berkicau tentang kesendirian ia yang datang sendirian saat berkumpul dengan teman-temannya. Padangan mereka terlalu mengerikan. Sehingga banyak orang yang takut datang sendirian saat menghadiri pernikahan.
Jadilah sekarang Rajendra terpaksa datang ke pernikahan orang yang bahkan tidak ia kenal. Karena takut menjadi bahan kicauan teman kuliahnya, Tara menyeret Rajendra untuk menghadiri pernikahan mantan pacar perempuan itu semasa kuliah. Padahal Rajendra adalah orang yang sangat malas untuk menghadiri pesta pernikahan. Terlalu membosankan katanya. Dan ia semakin malas karena acara sakral mantan pacar Tara ini dilaksanakan malam hari.
"Kamu kenapa cemberut terus sih?" Ucapan Tara membuat Rajendra menoleh ke arah perempuan itu.
"Aku kan nggak kenal siapa-siapa, Ra? Kenapa ngajak aku sih?" keluh Rajendra.
Lelaki itu tidak suka dipaksa. Tetapi hari ini Tara berhasil memaksanya untuk menemani perempuan itu menghadiri pernikahan mantan pacarnya. Tentu saja ia merasa kesal. Sebenarnya untuk apa ia ada di sini?
"Loh, kamu tega biarin aku pulang sendiri malem-malem begini? Naik ojek online pula. Aku cewek lho, Je. Takut lah?!" sindir Tara dengan berbisik kepada Rajendra.
Lelaki itu menggelengkan kepala. Wajahnya masih cemberut. Ia masih merasa kesal. Tetapi apa yang dikatakan Tara ada benarnya. Rajendra tidak tega membiarkan perempuan pulang sendirian malam-malam naik ojek online ataupun taksi. Takut kalau terjadi apa-apa di jalan.
"Ya udah. Jangan cemberut gitu," ucap Tara sebelum menarik tangan Rajendra untuk duduk. "Temen-temen aku di sana. Duduk di sana aja ya?"
Rajendra pasrah saat Tara menarik tangannya untuk ikut teman-temannya. Rajendra menduga Tara hendak pamer karena dia sudah punya pasangan. Dan sesaat setelah sampai Rajendra terpaksa tersenyum untuk menyapa teman-teman perempuan itu.
Tara langsung menyapa heboh teman-temannya saat sampai di tempat duduk. Rajendra hanya mengamati. Sesekali ia tersenyum canggung ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan teman atau keluarga teman Tara.
Teman-teman Tara memang sudah membawa pasangan masing-masing. Bahkan sudah ada yang membawa anak. Tidak ada yang datang sendiri. Rajendra tidak bisa membayangkan apabila Tara datang sendirian. Tara pasti akan menjadi bahan omongan teman-temannya.
"Kapan nyusul nih?" Samar-samar Rajendra mendengar seorang teman Tara bertanya kepada Tara. Rajendra pun langsung menoleh. Dasar ibu-ibu, hobinya bertanya urusan pribadi.
"Nanti kalau udah kaya," jawab Tara sambil mencubit pipi anak ibu-ibu yang bertanya tadi.
Rajendra mengulum senyumnya ketika mendengar jawaban Tara. Menurutnya, jawaban itu adalah jawaban yang benar untuk menanggapi pertanyaan serupa dengan realistis. Perihal pernikahan memang bukan hanya tentang mental tetapi juga finansial. Biaya pernikahan bisa sampai ratusan juga, kalau finansial belum kuat bagaimana cara membiayainya?
Obrolan Tara dengan teman-temannya berakhir ketika mempelai pria masuk. Saat lelaki itu masuk, Rajendra mengamati. Dan ia berpikir lelaki tu benar-benar tampan. Ia bisa menduga, di kehidupan sehari-hari pun ia rapi. Tidak seperti Rajendra yang jarang terlihat rapi. Mentan pacar Tara ini memiliki kulit putih bersih seperti Chef Arnold, berbeda dengan dirinya yang memiliki kulit sawo matang. Singkatnya, mantan pacar Tara benar-benar tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra (Selesai)
RomansaKalau ditanya Rajendra sudah siap menikah atau belum, jawabannya belum. Calon udah ada. Rumah udah ada. Restu udah ada. Terus kenapa kok belum siap nikah? Ada beberapa alasan ingin Rajendra jelaskan di sini. Love, eidr