ʙᴇᴀᴜᴛɪꜰᴜʟ ꜰᴇᴇʟɪɴɢ | Jae [✓]

Beautiful Feeling: [4]

****

Aku masih menatap cowok yang ada di hadapanku ini. Omongannya yang beberapa waktu lalu masih membuat aku diam. Jadi dia mau aku bayar pakai ID Line aku aja gitu?

“Gimana? Gue nggak butuh duitnya, gue mau ID lo aja,” katanya lagi dengan nada santai.  Sedangkan teman-temannya yang lain masih diam aja ngeliat tingkah temannya ini.

Aku bisa lihat dari gerak bibir teman-temannya yang lain  nyuruh aku ngasih ID Lineku aja. Aku menarik napas panjang. Semoga Hansel ini bukan orang jahat deh.

“Mana sini hapenya?” tanyaku ke dia.
Cowok itu menyodorkan hapenya ke arahku. Langsung aja aku ketik ID-ku di sana dan segera ngembaliin benda pipih itu ke pemiliknya.

“Lunas, ya? Saya nggak ada hutang lagi sama kamu.”

Dirasa udah nggak ada urusan lagi di sini, aku langsung balik badan dan ninggalin tempat Hansel dan kawan-kawannya. Tapi sebelum aku pergi, aku bisa dengar kalau cowok itu ngomong sesuatu.

“Utang lo masih ada satu, San.”

Aku menoleh ke arahnya sambil mengerutkan dahi.

Cowok itu nggak segera jawab, dia sempat mengulaskan senyum ke arahku. Lalu berkata, “Nerima perasaan gue.”

🌻🌻🌻

Sekarang udah pukul sembilan malam dan aku masih  betah di depan laptop karena masih ada tugas yang deadlinenya lusa. Sepuluh menit kemudian akhirnya aku bisa santai karena udah selesai sama tugasnya. Aku segera beresin laptop beserta binder bersiap untuk tidur. Karena jujur aku bukan tipe orang yang suka begadang kalau nggak ada kegiatan yang penting-penting banget.

Aku bersiap untuk ke alam mimpi tapi notifikasi berbunyi nyaring. Jadi aku mutusin buat ngecek sebentar. Nama Hansel Mahendra terpampang di sana. Nggak ambil pusing aku langsung accept.